Switch [chapter 3]

1.9K 182 12
                                    

"Ada apa kau kemari Jennie?" tanya Rosie setelah membenarkan tampilannya.

"A-aku mau pinjam mobil imo untuk nanti malam, mobilku masuk bengkel tadi pagi karena menabrak tiang parkir." Jennie menjelaskan tujuannya menghampiri sang imo.

"Jja pakai saja yang warna putih, imo menaruhnya di parkiran biasa." Rosie memberi kunci mobilnya pada sang ponakan.

"Terimakasih imo, dan maaf soal tadi Jennie tidak mengetuk pintu dulu." Jennie masih menunduk malu.

"Tidak apa-apa sayang, sudah kau mau pulang kan? apa mau imo antar?" ucap Rosie.

"Ah tidak imo! aku akan pulang bersama seulgi. Kalau begitu aku pamit." Jennie meninggalkan ruangan tersebut.

Lalu dimana Jisoo?

Saat Jennie memergokinya sedang berbuat tidak senonoh dengan Rosie, ia berbisik pada sang rektor akan menunggu di mobil lalu berlari keluar tanpa mempedulikan tampilannya. Ia hanya merasa malu dan tak bisa bertemu dengan Jennie saat ini.

Ting!

Ponsel Jisoo menampilkan notif pesan dari wanita dengan senyum gummy tersebut, Jisoo tak berani membuka ataupun membalas, ia terlalu malu.

Setelah kejadian di ruangan Rosie ia menunggu sang rektor di mobil lalu diantar pulang ke rumahnya, kini ia habis mandi dan memandang ponselnya yang terus menampilkan nama Jennie. Namun tak lama kemudian berubah menjadi Irene, lantas Jisoo menerima panggilan dari sugar mommynya tersebut.

Jisoo menyambar jaket kulitnya kemudian menghampiri sang CEO yang sudah menunggu di depan rumahnya, Irene ingin di temani ke klub malam katanya. Setelah ciuman singkat, mereka menuju tempat tujuan.

Sebenarnya Jisoo tak pernah menetapkan jadwal pasti untuk para sugar mommynya, namun untuk Irene sang CEO yang sibuk meminta ia selalu bersedia saat hari liburnya. Terutama di hari Jumat dan Sabtu, karena hari minggu adalah hari Jisoo tidur seharian dalam ranjang empuknya.

Irene mengandeng lengan ramping Jisoo, tak kalah ramping dengan lengannya namun sedikit berotot karena Jisoo akhir-akhir ini sedang tertarik dengan boxing. Irene malam ini mengenakan mini dress berwarna maroon dengan bahu terbuka, nampak begitu menggoda siapapun yang melihatnya. Ia menarik Jisoo menuju meja yang sudah ada teman-temannya, sesama wanita bisnis.

Jisoo mengayunkan kepalanya menikmati hingar-bingar musik edm yang menguar di telinganya, tangannya memegang segelas cocktail yang ia sesap perlahan.

"Baby tunggu disini jangan kemana-mana, aku ada urusan sebentar arraseo!" ucap Irene sesikit keras mengingat suaranya teredam oleh musik yang menyala. Jisoo membalas hanya dengan anggukan.

Ini bukan pertama kali sang mommy mengajaknya ke klub malam dan ditinggalkan untuk mengurus urusannya, namun itu tak membuat Jisoo bosan karen ada minuman kesukaannya yang menemaninya. Meski ia akan pingsan jika terlalu banyak minum, ia sebenarnya tak bisa minum.

"Yak Jisoo-ya!" sapa Lalisa merangkul teman barunya ini.

"Lalisa?" gumam Jisoo berfikir, jika ada gadis jakung ini berarti ada Jennie juga?

Jisoo menolehkan kepalanya kanan-kiri mencari gadis yang membuatnya berdebar, namun tak menemukannya. Ada sedikit rasa sedih saat tak bisa menjangkau gadis itu dengan matanya namun ada sedikit rasa lega karena mengingat kejadian di ruang rektor, ia masih merasa canggung dan malu.

Cup!

Sebuah kecupan dari seseorang membungkam seluruh pikiran dan kelegaannya, pasalnya sang mommy datang di saat yang tidak tepat. Lalisa melongo melihat temannya di cium oleh seorang wanita, namun bukan itu masalahnya, di ujung sana dua manusia juga sama kagetnya bahkan terlihat gurat amarah di wajah salah satu makluk hidup tersebut. Jennie berjalan cepat kemudian menampar pipi kiri Jisoo dengan keras, mendapat antensi dari Irene yang masih memeluk lengan sugar babynya.

Short Stories (JITOP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang