Jisoo tengah mendengarkan penjelasan dokter setelah memeriksa kandungan Jane, dokter tersebut menjelaskan bahwa wanita yang tengah berbaring tersebut sudah mengandung selama 7 minggu. Perut Jane memang tak terlalu berubah hingga membuat sang pemilik tak menyadari kehamilannya, Jisoo memijit pangkal hidungnya. Bagaimana bisa mereka kebobolan saat Jane rutin meminum obatnya?
Sepanjang perjalanan pulang Jisoo tetap diam, ia menatap lurus pada jendela mobilnya. Jane pun tak kalah diam, ia memikirkan bagaimana nasibnya kedepannya.
Saat sudah sampai paviliun Jisoo langsung masuk ruang kerjanya dan Jane masuk ke kamarnya, mereka saling tak berbicara. Sudah sejak tiga hari Jisoo pulang langsung berada di ruang kerja lalu tidur di kamarnya sendiri tak menyapa atau sarapan bersama Jane, ia mengabaikan wanita yang tengah mengandung jabang bayinya tersebut.
Ceklek!
Jisoo masuk ke kamar Jane tanpa mengetuk pintu membuat sang pemilik kamar yang sedang berganti pakaian terperanjat kaget, ia segera memakai piyamanya.
"Ganti pakaianmu, kita akan makan malam." ucap Jisoo datar.
Jane hanya menurut, melepas piyamanya dan menggantinya dengan dress sederhana selutut. Saat melewati ruang makan alisnya mengernyit karena tak ada apapun yang tersedia di atas meja makan, apa Jisoo akan mengajaknya makan malam di luar? namun saat melewati pintu utama paviliun pun bukan mobil yang Jisoo pakai melainkan golf cart berkapasitas 8 orang. Kendaraan tanpa pintu tersebut berhenti tepat di paviliun yang lebih besar dari milik Jisoo, ia mengekor sang dominan memasuki bangunan megah tersebut. Matanya membulat saat melihat dua orang paruh baya tengah duduk di meja panjang dengan sajian makan malam mewah, jika tahu akan makan malam dengan orang tua Jisoo ia akan memakai dress terbaik di lemarinya.
Makan malam berjalan lancar sampai pria paruh baya mengucapkan kalimat yang membuat Jane diam membeku.
"Kapan pernikahannya?" ucap dingin pria paruh baya.
"Seperti kesepakatan sebelumnya dad, minggu depan." jawab Jisoo tak kalah dingin.
"Karena kau memenuhi keinginan dad, maka lakukanlah."
"Makan yang banyak, ini bagus untuk kandungan mu." ucap wanita paruh baya menunjuk piring berisi sayuran dengan senyuman tipisnya.
"Y-yes mam." jawab Jane terbata.
"Panggil saja mom dan dad seperti Jisoo, kalian kan akan segera menikah." pinta ibu Jisoo.
Setelah makan malam Jisoo dan Jane kembali, Jisoo masuk ke dalam kamar Jane seperti biasanya.
"Bisa kau jelaskan padaku mengapa akhir-akhir ini kau menjauh dan apa tadi, pernikahan minggu depan?" tanya Jane.
"Dad dan mom tahu kau hamil dan mereka senang akan mendapat cucu, tapi aku harus melakukan apa yang dad minta jika tidak mau perusahaan ku di cabut karena dia tahu aku menculik dan memperkosa mu hingga hamil." ucap Jisoo selagi membuka pakaiannya dan hanya menyisakan boxer dan kaos tanpa lengan.
Jane tidur di ranjang dengan Jisoo yang memeluknya dari samping, mereka tertidur dengan lelap. Malam ini untuk pertama kalinya mereka tidur dengan tenang tanpa perkelahian di bawah selimut yang memaksa mereka memejamkan mata akibat kelelahan, Jane tersenyum diam-diam.
Keesokan paginya Jisoo bangun lebih dulu, ia membersihkan tubuhnya di kamar mandi Jane. Setelah mandi ia lantas menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya, hari ini ia tidak berangkat kerja seperti biasa karena akan fitting baju pengantin. Jane terbangun karena merasakan ketidakhadiran seseorang yang semalam tidur dengannya, ia merasa mual lalu berlari ke wastafel memuntahkan cairan.
Sebuah tangan tiba-tiba mengusapkan tissue pada bibir Jane yang habis ia basuh, itu tangan Jisoo. Wanita itu memang masih terkesan dingin namun sebenarnya ia begitu perhatian seperti saat ini, Jisoo mengelus perut Jane dengan pelan seperti kata dokter untuk mengalihkan rasa mual Jane.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories (JITOP)
Short StoryCERITA INI HANYA FIKTIF. Ditulis pas ada ide datang, satu cerita terdiri dari beberapa chapter. ⚠️🔞 Cerita mengandung LGBT, gender bender, transsexual, kekerasan, adegan dewasa, kata kasar, dan hal-hal yang tidak pantas untuk anak di bawah umur.Yan...