Sinar matahari tak mampu menembus kamar yang berada di bawah tanah, ruangan tersebut memang di buat kedap suara dan tanpa ventilasi udara. Seorang wanita yang baru saja terbangun meringis kesakitan dari ujung kepala hingga kakinya, pusing di kepalanya akibat terlalu banyak alkohol yang ditenggaknya semalam dan sekujur badannya sakit karena tertidur di lantai marmer. Badan polosnya memucat akibat suhu dingin dari air conditioner yang tidak di matikan, ditambah ia terguyur air semalam. Pergelangan tangan dan kakinya lecet dan sedikit lebam akibat kencangnya ikatan tali, terlebih parah pada pergelangan kaki kirinya yang masih terikat.
"Kau sudah bangun nona, saya akan melepaskan ikatannya." suara pria dengan setelan hitam.
Pria tersebut melepaskan ikatan satu-satunya pada wanita tersebut, wanita yang masih polos tanpa sehelai benang di tubuhnya langsung menyambar apapun untuk menutupi tubuhnya. Sprei putih yang ia gunakan ternyata terdapat bercak darah yang membuatnya sadar bahwa dirinya habis diperkosa, air matanya menetes.
"Permisi, saya akan bawa ke kamar atas nona." pria tadi mengangkatnya, wanita tersebut hanya pasrah.
Wanita tersebut di bawa ke kamar atas, kamar yang jauh lebih baik di bandingkan kamar sebelumnya. Kamar dengan luas hampir 3 kali lipat lebih besar dari pada kamar sewanya, terlihat sangat mewah. Setelah wanita tersebut ditinggalkan sendirian di atas ranjang, datang 4 orang wanita berpakaian maid membawa beberapa baju dalam stand hanger dan beberapa sepatu di dalam kardus.
"Nona bisa mandi di kamar mandi sebelah sana, lalu nona bisa berganti dengan pakaian ini. Apa nona butuh bantuan?" tanya salah satu maid.
Wanita yang berada di ranjang menggelengkan kepala, beberapa menit kemudian maid meninggalkan kamar tersebut setelah memasukkan barang-barang tadi ke ruang ganti.
Saat wanita tersebut tertatih-tatih berjalan menuju kamar mandi ia mendengar suara pintu terbuka, ia pikir yang masuk adalah maid tadi ternyata seorang wanita dengan setelan jas maroon.
"Kau baru akan mandi sweety?" ucap wanita yang baru masuk, ia menampilkan senyum manisnya.
"Siapa kau!" wanita dengan balutan sprei menepis tangan wanita dengan jad maroon yang menyentuh pipinya.
"Apa kau tidak ingat apa yang kita lakukan semalam?" tanya wanita dengan jas maroon.
Wanita yang berbalut sprei mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan begitu ia mengingatnya bola matanya langsung membulat, ternyata yang memperkosanya adalah wanita ini.
"K-kau.."
"Aku tipe tang tidak suka di bantah, jadi lakukan apa yang aku suruh jika tidak ingin mendapat hukuman. Siapa namamu sweety?" tanya wanita dengan jas maroon.
"J-jane" jawabnya pelan.
"Sweety Jane, beautiful name. Aku Jisoo, kau akan tinggal disini mulai sekarang." ucap Jisoo.
"Kenapa aku harus tinggal disini!?" tanya Jane sedikit berteriak.
"Karena aku menyukai tubuhmu. Sepertinya kau masih kesusahan berjalan, akan ku bantu." Jisoo mengangkat Jane menuju bak mandi yang memang sudah disiapkan airnya.
Setelah membantu memandikan dan memakaikan pakaian untuk Jane, Jisoo makan malam di paviliun utama. Keluarganya memang masing-masing memiliki kesibukan tersendiri tetapi tetap menyempatkan makan malam bersama, pria tua dengan umur hampir 70 tahun memimpin makan dengan tenang.
"Dad tidak ingin kelalaian, bagaimana kau mengurus izin di dermaga?" tanya pria tua dingin.
"Everything in my hand dad, bisa aku urus dengan lancar." jawab Jisoo menanggapi ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories (JITOP)
Krótkie OpowiadaniaCERITA INI HANYA FIKTIF. Ditulis pas ada ide datang, satu cerita terdiri dari beberapa chapter. ⚠️🔞 Cerita mengandung LGBT, gender bender, transsexual, kekerasan, adegan dewasa, kata kasar, dan hal-hal yang tidak pantas untuk anak di bawah umur.Yan...