Blood [chapter 1]

2.5K 164 3
                                    

Kehidupan memang seperti air laut yang selalu mengalami pasang surut, namun kadang juga bisa seperti hembusan angin yang tidak tahu kapan datang dan perginya. Takdir memang sudah di tentukan garisnya oleh sang Pencipta, tapi manusia juga bisa merubah takdir tersebut jika mampu. Salah satunya takdir seorang pria yang saat ini sedang berjalan lesu menyeret kopernya, ia baru saja di PHK oleh perusahaannya karena melakukan satu kesalahan yang membuat perusahaan dimana ia bekerja mengalami kerugian besar, bahkan ia di pecat tidak terhormat dan tanpa uang pesangon sebagai ganti kerugian.

Kim Jisoo, pria yang saat ini sedang memakan bulgogi dan alkohol di seberang gedung tempat tinggalnya, tepatnya tempat tinggalnya sebelum ia di usir karena menunggak 4 bulan. Ia memang sebelumnya bekerja di perusahaan yang cukup bergengsi yaitu JK Entertainment, salah satu perusahaan agensi yang sedang naik daun. Jisoo sebelumnya bekerja sebagai manager seorang aktris tetapi karena keteledorannya sang aktris mengalami keracunan di tempat syuting hingga membuat agensi harus membayar beberapa pinalti untuk menunda syuting. Setelah pemecatannya ia sulit mendapatkan pekerjaan hingga tak punya uang lagi untuk membayar sewa tempat tinggalnya.

Jisoo sengaja menghabiskan sisa uangnya untuk melahap makanan kesukaannya, karena ini hari terakhir ia bisa memakannya. Setelah mengisi penuh perutnya ia mulai berjalan lagi menyeret kopernya dengan sedikit mabuk, ia bahkan menulis surat di dalam koper untuk neneknya, keluarga satu-satunya yang selalu menghiburnya. Kakinya berhenti tepat di atas jembatan penyebrangan, ia menaiki pagar pembatas jembatan lalu memejamkan matanya membayangkan semua penghinaan yang ia terima. Matanya sedikit mengintip ke bawah dan seketika ketakutan menjalar di sekujur tubuhnya, tetapi mengingat semua penghinaan yang ia dapatkan membuatnya sepeti bajingan yang tidak diinginkan oleh siapapun, bahkan ia membuat neneknya menangis karenanya. Saat melihat sebuah mobil minivan melintas ke arahnya ia bersiap untuk melompat, berharap semua penderitaannya akan berakhir.

Braaaaaaaakkk........!!!

Minivan hitam yang baru saja akan melintas di bawah jembatan harus menghentikan kecepatannya saat sesuatu menghantam kuda besi tersebut hingga kaca depannya retak, entah sesuatu apa yang menghantamnya. Sang supir keluar dari kursi kemudinya melihat benda apa itu namu seketika matanya membulat saat melihat seorang pria tergeletak tak jauh dari minivan dengan berlumuran darah, hampir sekujur tubuhnya penuh darah. Seseorang dari kursi belakang mencium bau darah yang begitu kuat dan menyengat, ia mencoba mengintip dengan membuka kaca jendelanya. Matanya beradu pandang dengan pria yang hampir tertutup darah di seluruh wajahnya, mulutnya bergerak pelan dengan suara yang bahkan manusia normal tak akan mendengarnya tetapi ia mendengarnya.

"Selamatkan aku"  gerak bibir dan suara yang bahkan bisa ia lihat dan dengar dari jarak kurang lebih empat meter membuatnya harus turun tangan.

"Oppa, angkat dia ke dalam mobil." ucap seorang wanita dengan mantel bulu yang menutupi dress pendeknya.

"Chaeyoung-ssi ini berbahaya, orang ini baru saja melompat ke mobil kita, kita bisa terkena masalah jika orang menganggap kita menabraknya!" ucap Lim panik.

"Aku akan mengatasinya, jadi bawa dia ke dalam oke?" ucap Chaeyoung datar.

Pria yang di panggil oppa tersebut  mengangkat pria yang sedikit pendek darinya, menaruhnya di kursi belakang.


Chaeyoung pov.

"Mmhh... manis sekali, dari mana oppa mendapatkan darah semanis ini?" ucapku menyesap gelas di tanganku.

Ckiiiiiit....!!

"Lim oppa ada apa?" ucapku saat mobil berhenti mendadak hingga minuman di gelas ku hampir tumpah.

"Maaf tapi sepertinya ada yang menabrak mobil kita, aku akan mengeceknya." Lim oppa keluar dari mobil.

Aku penasaran dengan apa yang terjadi dari luar namun indra penciumanku semakin menggila saat jendela pintu turun, bau darah yang begitu manis dan lezat. Mataku berubah merah seketika, nafsuku benar-benar di puncaknya saat melihat darah yang hampir menutupi wajah pria tak berdaya di luar sana. Hampir satu dekade aku tak mencium darah semanis ini, tapi aku tersadar saat mendengarnya minta tolong, antara menolongnya atau memangsanya pada akhirnya aku memilih menolongnya.

Short Stories (JITOP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang