"K-kakak!" kaget Jisoo langsung menenggelamkan kepala Jennie diantara selangkangannya yang tertutupi selimut.
Tanpa tahu bahwa akibat perbuatan Jisoo yang tiba-tiba membuat miliknya malah masuk ke mulut Jennie.
"Hhmmp!" Jennie hampir berteriak karena tersedak, tapi ia tahan karena tahu ada kakak Jisoo di luar.
"Eoh kau hanya pakai boxer lagi?" tanya Jihyo yang tahu kebiasaan adiknya jika berada di kamarnya sendiri.
"Iya, kenapa kakak masuk tidak mengetuk pintu?" Jisoo berusaha mengontrol suaranya saat merasakan ada tang tidak beres dengan miliknya.
"Eh biasanya juga gitu. Itu di bawah ada mobil Jennie, dimana orangnya?" tanya Jihyo.
"Anu, itu, dia titip mobilnya tadi keluar sama temannya." Jisoo mencari alasan.
"Oh begitu, itu kata papa nanti diajak makan malam sama keluarga Jennie." ucap Jihyo.
"Iya, yaudah sana kakak keluar."
"Kenapa sih, ngusir?" Jihyo merasa aneh pada adiknya, apalagi suaranya terdengar gugup.
"Jisoo ngantuk kakak..." Jisoo mengeluarkan rengekannya.
"Iya-iya kakak keluar." Jihyo keluar dari kamar Jisoo.
"Huuaaah....." lega Jennie saat mendengar pintu tertutup, ia sudah pengap di bawah selimut ditambah dengan mulutnya tersumpal benda padat Jisoo, meski tadi dia sempat mengerjainya.
"Jen... lanjutkan yang tadi..." ucap Jisoo pelan.
"Apa aku tidak dengar?" Jennie mengusap bibirnya.
"Itu tadi yang kau lakukan di bawah selimut, aku menyukainya." pipi Jennie memerah mendengar ucapan Jisoo.
Jisoo sudah masa bodoh dengan rasa malunya, ia memegang bahu Jennie lalu menyambar bibir merah yang sejak tadi ingin ia rasakan.
"Eumhh... mmmmhh..." Jennie mengerang saat bibirnya di lumat kasar sedangkan tangan Jisoo mengelus payudaranya dari balik branya.
Jisoo mulai menarik gadis di depannya untuk duduk di pangkuannya, lengan Jennie otomatis dikalungkan pada leher Jisoo. Ciuman mereka semakin liar saat tangan Jisoo telah melepas pengait bra Jennie di punggungnya, bibir hati Jisoo mulai mencicipi leher jenjang tunangannya. Jennie yang merasa terangsang akibat milik Jisoo yang menekan perutnya, bergerak gusar.
"Aahhmmmm... eeunggh J-jiii enaak..." desahan Jennie keluar kala lidah panas Jisoo melahap putingnya yang sudah mengeras.
"Mmhh.. pwunya mwuh kwenyalh Jwenh" kalimat Jisoo terdengar tidak jelas saat sedang mengulum bukit kembar Jennie bergantian.
"Kamu ngomong apa sih tidak jelas, huuh.. eummmmhh... Ji itu punyamu udah keras banget!" Jennie tidak tahan dengan milik Jisoo yang sedari tadi menusuk perutnya.
"Boleh aku masukin tidak? dia butuh yang anget-anget Jen.." Jisoo melepas mulutnya dari bukit kembar Jennie.
"Ih kenapa pakai tanya segala, malu!" Jennie memukul pelan lengan Jisoo, ia heran dengan manusia mesum satu ini kenapa harus nanya, langsung praktek aja gitu.
"Yaudah aku pelan-pelan yah." Jisoo meraba vagina Jennie yang memang sejak tadi sudah basah, bahkan cairan itu sudah membuat lembab pahanya.
"Eunghh Jiiii..." Jennie merasakan tangan Jisoo yang keluar masuk di bagian intimnya.
"Akhhhh... s-sakit, uuggghhh.... hmmmm..." Jennie merasakan sakit saat lapisan miliknya mulai terkoyak saat benda panjang besar berurat itu memasuki alat vitalnya.
Jennie menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jisoo, ia tengah merasakan sakit saat keperawanannya di tembus oleh sang tunangan dengan posisi ia mengangkang di pangkuan Jisoo. Jisoo mendiamkan miliknya lebih lama saat masih mendengar rintihan Jennie di lehernya, ia mengelus punggung polos sang tunangan sesekali menciumi bahu dan leher Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories (JITOP)
Short StoryCERITA INI HANYA FIKTIF. Ditulis pas ada ide datang, satu cerita terdiri dari beberapa chapter. ⚠️🔞 Cerita mengandung LGBT, gender bender, transsexual, kekerasan, adegan dewasa, kata kasar, dan hal-hal yang tidak pantas untuk anak di bawah umur.Yan...