VIP [chapter 1]

2.2K 180 5
                                    

Kim Jisoo wanita kelahiran Korea Selatan, 3 Januari 1995 ini merupakan ras campuran Korea-Amerika. Ia menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Korea, dan sekarang ia pindah ke California atas perintah keluarga Ayahnya. Ibunya merupakan anak perdana menteri Korea Selatan dan Ayahnya memiliki pangkat tinggi di pemerintahan Amerika, tidak ada yang tahu siapa ayahnya karena itu bersifat rahasia, yang mereka tahu Kim Jisoo kebal akan hukum. Wanita itu tumbuh sebagai dominan karena kelainan bagian tubuhnya yang membuatnya memiliki kecenderungan seksual pada sejenisnya, ada banyak kasus yang dituduhkan padanya namun ditutup begitu saja tanpa jejak. Tentu saja karena pengaruh keluarganya, keluarga dengan perlakuan khusus diam-diam.

Jisoo telah menyelesaikan kuliahnya beberapa tahun lalu di Strata 2 bisnis, ia bekerja sebagai CEO di perusahaan farmasi namun tentu saja perusahaan itu hanya cangkang dari bisnis utamanya. Penjualan senjata dan narkoba adalah bisnis utamanya, ia menjalankan ratusan hingga ribuan club malam sebagai tempat transaksi dan itu bebas dalam pengawasan pemerintah.

Wanita usia akhir 20an tersebut tak pernah memiliki hubungan serius, baginya cukup dengan uang adalah hal yang bagus. Jika dirinya butuh kepuasan seksual ia hanya perlu mengeluarkan beberapa lembar untuk Jalang memuaskan miliknya. Tetapi yang pasti Jisoo tidak pernah memasuki lubangnya karena ia tidak akan sudi membiarkan miliknya bersentuhan dengan lubang menjijikkan itu, hanya perawan yang ia ijinkan.

Kim Jisoo berjalan dengan angkuh memasuki club bawah tanah untuk bertemu kliennya, ini salah satu klien penting jadi ia memutuskan untuk bertemu langsung.

.

.

.

Ruby Jane, gadis berdarah campuran ini tengah menyandarkan kepalanya pada meja club. Ia baru saja putus dengan pacarnya karena menolak berhubungan intim, di temani sahabatnya ia meluapkan kesedihannya.

"Rosie apa semua pria selalu memikirkan sex, kenapa mereka selalu meminta itu!" teriak Jane memainkan gelasnya, ia menenggak isinya.

"Sudahlah jangan pikirkan bajingan itu, sudah ku bilang Mark tidak baik untukmu." Rosie menyodorkan botol kedua pada Jane.

Jane menenggak langsung dari botolnya, padahal toleransinya pada alkohol tidak banyak. Ia tidak peduli jika akan memuntahkan semua isi perutnya, baginya melupakan sakit hatinya adalah yang utama.

"Aku ingin buang air kecil!" Jane berdiri dari kursinya, menepuk bahu Rosie yang tengah berbincang dengan laki-laki di balik meja bar.

"Aku temani." Rosie berdiri dari kursinya namun ditahan oleh Jane.

"Tidak, tidak perlu aku belum mabuk Rosie!" Jane yang mencoba menstabilkan kakinya.

Jane berjalan sempoyongan menuju toilet, ia terus saja menubruk seseorang namun ia abaikan karena kandung kemihnya sudah penuh dan akan segera meledak. Setelah bersusah payah ia akhirnya mencapai pintu toilet, namun tubuhnya oleh dan menubruk wanita dengan jas coklat muda.

"Aish!" ucap sinis wanita dengan jas coklat muda.

"Sorry! aku harus cepat!" Jane berusaha menjauhkan tubuhnya dari tubuh wanita tersebut namun karena mabuk ia tersandung kakinya sendiri.

Horeek! hooeeek!

Dan terjadilah hal yang tak di bayangkan oleh wanita berjas coklat muda, ini pertama kalinya ada seseorang yang muntah di tubuhnya. Tetapi yang membuatnya membelalakkan matanya marah karena wanita itu baru saja membasahi celananya dengan urin, bagaimana bisa ada seseorang dengan kelakuan segila itu?

"M-maaf aku sudah tidak kuat menahannya, a-aku akan membayar ganti rugi nanti." ucap Jane mencoba berdiri dari posisinya sekarang.

Wanita yang baru saja mendapat kesialan dengan kasar menggulingkan gadis mabuk di atasnya, ia melepaskan jas kotornya lalu membuangnya ke tempat sampah. Ia memandang celananya yang basah dan bau, tidak mungkin ia melepas celananya juga bukan? sedangkan pelakunya tengah bergumam tak jelas dengan posisi tiduran, sepertinya gadis itu sangat mabuk.

Short Stories (JITOP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang