Bagian Ke Dua puluh Lima

92 33 0
                                    

Seminggu setelah drama pindahan Alex ke luar negeri...

Lingkungan SMA Nusa Bangsa terlihat sangat ramai karena adanya pesta Halloween yang diadakan oleh anggota MPK dan OSIS sekolah ini. Acaranya berkonsep 'open door' dimana baik warga sekolah maupun mantan warga sekolah (seperti alumni) diperbolehkan untuk mengikuti acara ini.

Banyak standing game dan beberapa ruang kelas yang dibuat khusus menjadi ruangan berhantu untuk menambah keseruan pesta Halloween yang baru terjadi tahun ini.

"Wow!!! This party looks so cool. Keren nih kalo kita foto dibawah pohon beringin terus ada penampakannya. ADUH! Sakit, Jesss." Alex mengusap-usap lengannya yang baru saja dipukul oleh pacarnya, Jessica.

Udah resmi jadian maksudnya, gais.

"Gausah ngide yang aneh-aneh. Aku tendang kaki kamu sampe patah, ya." ancam Jessica membuat Alex mencebikkan bibirnya.

"Ah percuma seru, kalo cewek gue aja gabisa diajak berduaan alias jadi panitia terus anyiiinggg." keluh Hagara sambil meminum Coca-Cola nya hingga tandas. Sebenarnya, ia tak masalah dengan kesibukan Mayesa di organisasi sekolah, tapi kadang dia kesel kalo waktu pacarannya ditunda gara-gara ada rapat mendadak dari organisasi yang diikuti Mayesa tersebut.

"Sabar, Ga. Dia aja gak pernah ngeluh soal lo yang suka latihan buat lomba, kan? Masa lo sebel sama dia gara-gara dia sibuk di organisasi, sih." ujar Linda menepuk bahu Hagara.

Hagara mengembuskan napasnya pelan. Iya juga sihhh. Gak memungkiri juga kalo dia pun aktif di beberapa ekskul, ya walaupun jadwal ekskul nya gak menyita banyak waktu kayak organisasi si Mayesa itu.

"Eh, kita ke photobooth, yuk. Kayaknya seru deh kalo kita foto bareng-bareng." ajak Hana yang langsung disetujui oleh anak-anak cewek. Tapi sebelum itu, Jenina dan Yunita berjalan menuju ruang panitia. Tempat dimana Mayesa dan Tania sedang sibuk menjalankan pesta Halloween bersama anggota organisasi yang lain.

"May, Tan, ke photobooth yuk. Foto-foto bentar laaahhh." ujar Jenina dengan kepala yang menyembul di antara space pintu yang terbuka sedikit.

Mayesa dan Tania saling bertatapan sebentar lalu mereka menganggukkan kepala. Memakai sepatu yang ditaruh di depan kursi kemudian berjalan menuju area photobooth bersama Jenina dan Yunita. Selama jalan itu, mereka ngobrol-ngobrol sambil ketawa gitu. Peristiwa ini langka banget soalnya tiga hari lebih si Mayesa sama Tania jarang ngumpul bareng mereka.

"NINA, YUNI, MAYE, TANIA, SINI!!!" panggil Hana seraya melambai-lambaikan tangannya heboh. Keempat gadis yang dipanggil namanya itupun tertawa melihat kelakuan sahabat mereka yang bertubuh mungil tersebut.

Setelah mengantri dua menitan, mereka bertiga belas masuk ke area photobooth yang berada di kelas 12 IPA 1. Panitia sengaja bikin area photobooth yang luas agar para murid yang punya 'geng' beranggotakan banyak orang bisa langsung foto bareng.

"Ini sekali cetak berapaan?" tanya Brandon seraya memakai bando katak berwarna hijau ke kepalanya. "Kalo empat strip, sekali cetak lima ribu. Kalo delapan strip, sekali cetak dua belas ribu." jawab Mayesa. Gadis itu tertawa melihat Hagara yang memilih aksesoris kacamata yang ada hidung gede sama kumisnya.

"Mahal banget." komen Vano. Mendengar itu, Mayesa dan Tania kompak mendelik sinis ke kekasihnya Hana tersebut.

"Emang harganya segitu, anjir. Lu komen aja." jawab Tania sukses membuat dua belas orang lainnya terkejut. Jenina dan Jessica langsung bertepuk tangan sambil merangkul Tania yang kebingungan melihat kehebohan mereka.

"Selamat, Tania! Lo berhasil jadi orang pertama yang nyahutin komenan savage nya Vano. Bravo!" ujar Yunita ikut bertepuk tangan.

Tania ketawa, Vano geleng-geleng kepala. Apaan deh mereka tuh heboh banget padahal yang terjadi cuma hal sepele.

Setelah memutuskan aksesoris final yang akan mereka gunakan, para lelaki berbaris di belakang gadis-gadis. Tania berdiri di tengah sebab hanya dia yang gapunya pacar diantara cowok-cowok itu.

"Tapi gue kan punya pacar!" protes Tania mendengar penuturan Jessica. Kekasihnya Alex itu mengisyaratkan Tania untuk diam lalu membalas, "tapi pacar lo gak ada di geng mereka. Sedangkan, kita semua pacarnya ada disini."

"Tuh. Yunita sama Jengga kan mantanan." balas Tania lagi. Masih gak terima kalo dia dibilang jomblo.

"Yaaa tapi kan si Yunita 'pernah' pacaran sama salah satu anak geng ini. Udah deh jangan bikin gue kesel ya, Tania bolot." jawab Jessica membuat Tania mengerucutkan bibirnya.

"SATU. DUA. TIIII—GAAA!!!"

Cekrek.

Banyak pose yang mereka tampilkan. Mulai dari berdiri tegak, duduk dengan sikap sempurna, melet, sampai muka jelek pun terabadikan dalam kamera yang ada disana.

Mereka menghampiri kotak yang mencetak foto-foto tadi secara otomatis. Lalu tertawa melihat hasil akhir yang didapat.

"ANJIR MUKANYA SI JENGGA BENER-BENER JELEK BANGET DAH."

"MANA ADA DUDUK SIKAP SEMPURNA TAPI BONGKOK, HAGA AGER-AGER?!"

"Sumpah disini gue cakep banget. Fix. Foto yang ini harus diupload ke Instagram!"

"Ah, we should buy for all of us. I'll take the bills, best friends."

Saat sedang sibuk menatap foto-foto itu, mereka terkejut mendengar penuturan Alex. Laki-laki blasteran tersebut mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan tiga lembar uang seratus ribu ke Mayesa.

"May, Tan, I buy all of the eight strips for these thirteen people."

Mayesa sama Tania masih nge-bug. Mereka kaget si Alex bakal beli foto-foto yang empat strip sebanyak empat buah untuk mereka bertiga belas.

"Woy! Malah bengong, sia. Cepet bayar ke temen organisasi lu berdua anjir." ucap Alex seraya melambaikan tangan kanannya di depan wajah dua gadis itu.

Seusai Mayesa dan Tania tersadar dan berjalan menuju salah satu panitia Pesta Halloween untuk membayar, Brandon pun merangkul bahu Alex.

"Lo kalo kaya, bagi-bagi dong." bisik Brandon dibalas anggukan kepala oleh Alex. "Boleh."

Baru saja Brandon membuka mulutnya untuk bersorak senang, namun teriakan Alex dibalas sahutan dari sang kekasih membuatnya panik.

"LIN, PACAR LO MAU NGUTANG SAMA GUE!!!"

"BRANDON JAGUNG!!! LU JANGAN BIKIN GUE MALU DEH!!!"

Poor Brandon.

<> • <>

[✅️] Friendship Struggles | 04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang