Bagian Ke Tiga belas

83 32 0
                                    

UTS sudah di depan mata. Dua minggu lagi, semua murid SMA Nusa Bangsa akan memasuki masa ujian tengah semester dimana hal tersebut membuat tiga belas orang yang menjadi tokoh utama di cerita ini fokus belajar.

Sekarang, kelas 11 IPS 5 sedang khusyuk belajar Sejarah. Materi pembelajaran yang paling banyak diantara mata pelajaran lain. Jessica lagi fokus ngedengerin kisi-kisi dari sang guru, sedangkan Jenina multitasking. Dia ngedengerin sambil nulis di buku catatan.

Rajin banget, Nin.

Saat lagi fokus-fokusnya, Jessica melirik singkat ke arah Jenina. Kedua matanya membulat waktu ngeliat buku tulis yang dipake sahabatnya itu penuh darah.

Jessica menarik bahu Jenina dan terlihatlah gadis itu sedang menahan darah yang keluar dengan tangan kirinya.

"BU, NINA MIMISAN!" ucap Jessica heboh. Membuat satu kelas langsung menatap ke meja mereka dan guru yang mengajar Sejarah itu pun menghampiri Jenina.

"Ya ampun, nak. Kamu kenapa? Jessica, bawa dia ke UKS cepet. Kalo bisa telpon orang tua nya sekalian." ujar Ibu Gita selaku guru Sejarah. Jessica ngangguk terus mapah Jenina ke UKS.

Disana, petugas PMR yang lagi bertugas langsung sigap ngebantuin Jessica. Gadis berambut pendek itu menatap sahabatnya yang terbaring lemas sambil megangin tisu di hidungnya.

Jessica berniat untuk nelpon Ken, tapi berhenti pas Jenina ngomong. "Jangan kasitau cowok gue. Ntar dia bisa gak fokus belajarnya."

Jessica bingung. Tumben-tumbenan sahabatnya itu ngomong kayak gitu. Tapi dia milih buat nurutin apa yang Jenina bilang terus duduk di kursi sebelah brangkar sahabatnya.

"Kok lo bisa mimisan sih?" tanya Jessica. "Gatau gue juga. Tiba-tiba aja ada darah keluar." jawab Jenina singkat. Jessica mengernyitkan keningnya, tiba-tiba gimana sih maksudnya? Orang tadi dia sempet liat ada pack tisu di tasnya Jenina, padahal dari awal dia temenan sama itu cewek, gak pernah dia liat Jenina bawa tisu kemana-mana.

Gak mau ambil pusing, Jessica menganggukkan kepalanya. Ia membiarkan Jenina tidur sebentar hingga bel istirahat pertama berbunyi.

"Lo mau makan sesuatu gak, Nin?" tanya Jessica. Berniat untuk membelikan gadis itu makanan atau minuman di kantin. Tapi Jenina menggelengkan kepalanya membuatnya menghela napas lalu izin keluar dari UKS sebentar.

Sepeninggalan Jessica, Jenina langsung mengambil ponselnya. Ia tersenyum melihat notifikasi dari sang kekasih, Ken. Namun senyuman itu tak bertahan lama karena setelahnya pop-up notifikasi dari seseorang yang sudah dua minggu ini menyiksanya.

Tante

| Jgn lupa nnti km ada les mtk
| Saya nemu kertas ulhar km jelek bgt nilainya
| Jgn contoh mama km yg dulunya suka bolos kelas itu smpe gk dpt 10 besar
| Jgn pacaran trs kerjaannya. Km punya pacar pinter itu ya harusnya belajar bareng bknnya nongkrong2 gjls sm temen2 km itu.
| Keturunan Widarwo itu pintar2 semua. Jd km jgn malu2in keluarga. Ingat itu.
09.15

<> ▪︎ <>

"Muka kamu pucet banget. Lagi sakit, ya?" Ken menatap wajah Jenina yang benar-benar terlihat pucat. Ekspresi gadis itu juga tidak seceria biasanya, bahkan saat ia menjemput sang kekasih di kelas, Jenina hanya tersenyum tipis kemudian mereka berjalan menuju parkiran.

Aneh. Beneran kayak bukan Jenina.

"Enggak kok. Tadi agak pusing aja kuis Ekonomi nya gak sesuai materi yang dipelajari." jawab Jenina. Berbohong, soalnya daritadi dia gak ada ngikutin pelajaran selain Sejarah.

Ken agak ragu, tapi dia ngangguk terus makein helm ke kepalanya Jenina. Mereka naik motor matic milik Ken terus keluar dari area sekolah.

"Kamu mau makan pecel ayam dulu, gak?"

"HAH?! APA? GAK KEDENGERAN!!!"

"KAMU MAU MAKAN PECEL AYAM DULU, GAAAKKK?!"

"HAH?! OHHH. GAUSAH."

"KENAPA?"

"AKU ADA LES MTK. ANTERIN AKU LANGSUNG KE TEMPAT LES AJAAA."

Ken tidak menyahut perkataan Jenina barusan. Ia masih fokus menatap jalanan sambil memikirkan keanehan yang terjadi pada kekasihnya ini.

Jenina kenapa deh? Les MTK? Sejak kapan dia ada les MTK? Perasaan cuma pemantapan psikologi doang yang dia ambil. Kenapa, dah?

Namun Ken memutuskan untuk menyimpan semua kebingungan tersebut dan bertanya lokasi les MTK yang dimaksud Jenina. Sesampainya disana, ia menatap sekeliling tempat les lalu mengernyit.

Aneh banget ini bangunannya kayak bangunan tua. Ken beneran kaget pas liat bangunan luar tempat les MTK baru nya sang kekasih. Soalnya setau dia, papa dan mama nya Jenina gak pernah nge-les-in anak semata wayang mereka di tempat kayak gini.

Mengingat keluarga Jenina adalah keluarga kaya raya dan gadis itu hanya anak satu-satunya, jadi papa dan mama Jenina gak masalah ngeluarin banyak uang buat pendidikan juga kebutuhan anaknya.

"Serius ini tempat les nya? Mama kamu gak salah shareloc?" tanya Ken memastikan lagi. Jenina menganggukkan kepalanya, "iya bener kok. Yaudah aku masuk dulu ya. Kamu hati-hati pulang nya."

Jenina melambaikan tangannya seraya berjalan memasuki bangunan tempat les MTK tersebut. Ken membalas lambaian tangan itu tapi masih bingung dengan semua ini.

Ken memastikan Jenina sudah masuk ke tempat les kemudian menyalakan motornya. Meninggalkan Jenina yang sebenarnya tidak yakin juga dengan bangunan les MTK ini.

Kangen papa sama mamaaa.

<> • <>

[✅️] Friendship Struggles | 04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang