Bagian Ke Sembilan belas

78 34 3
                                    

Hagara berjalan menuju tempat tasnya ditaro selama latihan Paskib. Laki-laki itu menatap jam tangannya dimana sudah menunjukkan pukul enam sore. Latihan untuk lomba tingkat kota ini diakhiri lebih cepat dari biasanya, makanya Hagara memutuskan duduk-duduk santai sebentar di pinggiran lapangan.

Sambil meneguk air mineralnya yang tersisa setengah, ia menatap lalu lalang sekolah yang mulai sepi. Memang masih ada beberapa murid yang masih ekskul disana, tapi keadaan langit yang mulai menggelap membuat Hagara bergegas merapikan barang-barangnya.

Namun saat laki-laki itu melangkah menuju parkiran yang berada di bagian Timur lapangan utama sekolah, kedua telinganya mendengar suara dari dua orang yang sepertinya sedang mengobrol di sebuah kelas. Hagara mengernyit ketika suara sahutan seseorang yang ia tebak adalah Alex terdengar di telinganya.

"I don't know too, Tania! You know how sad I am when heard that news from my mother?! Gue juga sedih kalo harus pisah sama Jessica..."

Hagara yang lagi nempelin badan ke dinding biar bisa denger apa yang diomongin sang sahabat pun kembali mengernyit. Hah? Ada Tania juga kah disana? Terus kenapa si Jessica disebut-sebut juga?

Sisanya dia gatau, soalnya dia gak bisa Bahasa Inggris.

"Gue baru jadian seminggu sama adek lo, jir... Masa udah LDR aja..." Nah ini baru Tania, Hagara mulai hapal sama suara gadis itu.

"Yes, I knew it. My little brother told me about it. Congratulations for your new relationship, Tania."

Ini bisa gak sih Alex ngomongnya pake Bahasa Indonesia aja? HAGARA SAMA SEKALI GAK PAHAM OMONGANNYA ALEX BARUSANNN.

"Yaudah terus gimana? Lo udah ngasih tau temen-temen lo?"

"Not yet. Gue takut mereka marah. Apalagi gue baru setahun juga pindah kesini, Tan."

Hagara bingung. Ngasitau apa? Marah kenapa? Jangan bilang—

"Gue baru setahun pindah ke Indonesia, masa gue udah pindah lagi aja ke New Zealand?"

DUAR!

Bagai petir menyambar di siang bolong, Hagara kaget sekaget-kagetnya pas denger Alex ngomong kayak gitu. Ia sempet nge-bug sebentar terus mengerjapkan kedua mata mendengar Alex melanjutkan ucapannya.

"Kayaknya gue berangkatnya diem-diem aja. If they mad at me pas gue udah pindahan, I'm fine. Gue gak mau ngeliat mereka sedih pas nganter gue ke bandara nanti, kayak tiga tahun yang lalu."

"Gue ngasitau lo aja, soalnya lo itu pacar adek gue dan temen gue juga sih. Gue juga tau kalo dia belom ada ngasitau lo sama sekali, kan? Jangan marah sama adek gue, ya, Tan. Dia juga gak setuju buat pindah ke New Zealand, bahkan ngediemin my daddy seharian ini."

"Jangan kasitau Jessica juga. I'm not sure kalo she has the same feeling with me, gue takut ke-geer-an."

Dan semua omongan Alex itu masih diproses oleh Hagara yang menguping dari luar kelas.

<> ▪︎ <>

The Grounders (TANPA ALEK) (5)

Vano
| Grup apaan neh?
| Kok tanpa alek?
| Napa dah?

Brandon
| GAIS
| KATANYA SI HAGA PUNYA HOT NEWS
| ADA YANG MAU DIA OMONGIN

Jengga
| Soal alek?

Ken
| Soal yunita

[✅️] Friendship Struggles | 04lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang