Hari Senin ini, ke-dua belas anak muda yang katanya sih 'sahabatnya Yunita' itu berencana untuk menjenguk gadis berzodiak Aries tersebut.
Maka dari itu, mereka semua berkumpul di parkiran motor untuk berdiskusi makanan dan minuman apa yang harus mereka beli sebelum ke rumah Yunita.
"Menurut gue, mending dibagi dua aja. Enam orang beli makanan sama minuman. Sisanya langsung ke rumah dia." ujar Linda. Namun, Vano menggelengkan kepalanya.
"Kelamaan gak sih kalo kayak gitu? Menurut gue, pasti emaknya udah masak makanan. Jadi kita beli buah-buahan aja. Dia juga lagi maag tuh, gak mungkin kan kita beli seblak atau mi iblis?"
Jengga mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menatap Jessica dan Tania secara bergantian, "siapa yang mau ngikut gue?"
Baik Jessica maupun Tania sempat saling bertatapan tapi Tania mendorong Jessica ke motornya Jengga, sedangkan gadis itu menuju ke motornya Alex.
"Oke, Jessica sama gue." ujar Jengga lalu menyalakan motor miliknya. Jessica sempet bingung, kenapa Tania milih bareng Alex? Terus diperhatiin juga, Tania sama Alex kayak akrab banget. Apa mungkin efek dari temen sekelas kali, ya?
"Woy, Jess! Naik, jir. Malah bengong sia." Ucapan dari Jengga itu membuat Jessica tersentak kaget. Ia memegang bahu laki-laki itu kemudian menyesuaikan posisi duduknya diatas jok motor gede punya Jengga.
"Duh, lo kalo bawa motor jangan yang kayak gini dong. Nyusahin orang yang mau dibonceng aja." omel Jessica dan dibalas tawa kencang oleh Jengga.
"Motor motor gue, kok lo yang protes."
Baru saja Jessica membuka mulutnya untuk membalas, Jengga sudah mengegas motor dan membuat gadis itu terhentak ke depan.
"PELAN-PELAN BAWANYA, ANJENGGG."
"HAHAHAHAHAHA..."
<> ▪︎ <>
Yunita kaget waktu buka pintu rumah terus ngeliat ada banyak orang di depannya. Karena Papsky dan Mamsky serta kedua abangnya sedang pergi, alhasil dia terpaksa turun untuk membuka pintu.
"Lo semua ngapain kesini?!" tanya Yunita. Dia belom ada bukain pintu biar orang-orang itu masuk, tapi Hagara dan Brandon memaksa masuk sehingga Yunita mundur beberapa langkah.
"Lo udah sehat? Kok lo yang buka pintu? Abang-abang lo kemana emang?" tanya Jengga yang masuk terakhiran lalu berhadap-hadapan dengan Yunita. Gadis itu menggelengkan kepalanya, "belom terlalu sembuh sih... Abang-abang gue lagi keluar terus Papsky sama Mamsky juga mau ke apotek bentar buat beli obat."
Jengga mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menutup pintu rumah keluarga Yunita kemudian berjalan menyusul yang lain.
INI APA SIH MAKSUD DAN TUJUAN SI JENGGA?!
"Oy, Yun! Lu ngapain bengong disitu, hah? Sini anjir duduk." ujar Vano menyadarkan gadis berzodiak Aries itu dari lamunannya. Yunita pun berjalan ke arah dua belas anak muda tersebut dan duduk di sebelah Hana.
"Lo semua udah makan, belom?" tanya Yunita yang dibalas gelengan kepala oleh anak-anak cowok. Yunita menghela napas lalu beranjak dari posisi duduknya dengan tujuan mengambil ponselnya yang ada di kamarnya, yang di lantai dua.
"Eh eh, mau kemana lo?" todong Jessica langsung. "Mau ke kamar, ngambil hape. Kan lo semua belom pada makan, jadi mau gue pesenin pake Go-food." jawab Yunita. Gadis itu terkejut saat Hana menarik tangannya hingga ia duduk di tempat semula.
"Literally ada dua belas orang disini, itu artinya you don't have to memaksakan diri buat ambil handphone in your bedroom." sahut Alex.
Sebelas orang lainnya itu menganggukkan kepala secara kompak dan membuat Yunita sedikit terharu. Akhirnya, mereka memesan makanan dan minuman menggunakan ponselnya Ken. Sembari menunggu, anak-anak cewek memutuskan buat main UNO.
"UNO! ARGH BABI KENAPA LO MALAH NGELUARIN PLUS EMPAT???!!!"
Enam gadis itu tertawa melihat wajah frustasi Jenina saat Mayesa mengeluarkan kartu Plus Empat disaat tersisa satu kartu lagi.
Jenina mengambil empat kartu secara brutal lalu melayangkan tatapan penuh dendam ke arah Mayesa.
"UNO GAME!!! YESSS, GUE JUARA PERTAMA." seru Yunita sambil bertepuk-tepuk tangan dengan heboh. Sekarang tersisa enam orang lagi yang bermain dan Yunita memutuskan untuk berjalan ke ruang makan.
Gadis itu mengisi gelasnya dengan air putih dari dispenser lalu duduk di kursi pantry sambil menghabiskan air putih tersebut.
"Yun,"
"Hah?"
"Lo ngapain kesini sendirian? Emang udah gak pusing?"
"Gue udah minum obat sih tadi. Gak terlalu pusing juga, lagian gue cuma maag yang nyampur demam doang bukan sekarat, Ga."
Jengga mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia menjulurkan tangan kanannya lalu menempelkan punggung tangan ke kening Yunita.
Sontak, hal itu membuat Yunita terkejut. Ia membeku di tempat, sedangkan Jengga berkata jika gadis itu sudah tak lagi panas.
Yunita menelan saliva nya susah payah. Ia menatap Jengga dengan berkaca-kaca, "Ga."
"Iya, Yun?" tanya Jengga. Laki-laki itu sedikit bingung melihat tatapan melas dari sang mantan.
"Bisa berhenti perhatian sama gue, gak? Jujur, Ga, gue takut kalo perasaan gue semakin besar terus naroh harapan ke lo... Berhenti, Ga. Dari awal lo yang pengen kita berakhir, tapi kenapa sekarang lo seolah-olah pengen kita balik?"
Seperti bom yang sudah habis dengan waktunya, jantung Jengga langsung berdegup saat mendengar ultimatum dari Yunita. Senyum lebar yang tadi merekah di bibir laki-laki berzodiak Libra tersebut luntur seketika.
Kedua matanya menatap kepergian Yunita dengan perasaan yang campur aduk. Mengacak-acak rambutnya lalu menatap kulkas yang ada di depannya dengan kosong.
Emang salah ya kalo gue mau baikan sama dia?
<> • <>
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅️] Friendship Struggles | 04line
FanficTemenan sama mereka tuh kayak makan buah Strawberry. Agak manis, tapi lebih banyak asamnya alias struggle banget!!! --- Friendship Struggles with: Haruto - May Jungwon - Jihan Jeongwoo - Yoon Alex - J Kyungmin - Jaehee Baekseung - Liz Bahiyyih --- C...