Fallen masih tersenyum dengan manis membuat mereka yang melihatnya terpesona, bahkan Rosella harus mengakui bahwa senyuman Fallen begitu indah di matanya.
Wali kelas berdehem sebelum membiarkan Fallen duduk di bangku kosong yang telah tersedia.
Pelajaran berlangsung dengan hikmat tanpa ada yang membuat keributan. Sesekali Rosella akan melirik Fallen, dia merasa jika Fallen memberinya perasaan yang cukup aneh yang membuatnya semakin tertarik dengannya.
Rosella tersentak ketika mata mereka saling bertemu, dengan cepat dia mengalihkan pandangannya. Keringat dingin mengalir di dahinya, tiba-tiba nafasnya terasa tercekat dan tubuhnya gemetar tanpa sebab. Mata itu, Rosella merasa bahwa mata sehitam tinta itu bisa melihat jauh di dalam dirinya, rasanya seperti mata itu tahu semua tentang dirinya.
Benar-benar menakutkan.
_______________________________________
Kelima gadis itu saling memandang dengan tatapan bertanya sebelum pandangan mereka terfokus kepada penyusup di antara mereka.
Maunya sih ingin mengusir, tapi gak berani, lagipula orangnya ganteng kok jadi sayang kalau diusir, nanti gak ada yang bisa buat cuci mata lagi.
Bellyna masih kalem, dia mencoba untuk bersabar tapi kalau dia terus sabar seperti ini nantinya perutnya yang bakalan meledak!
"Buka mulut." Titah Damian kepada Bellyna.
Kalau perut Bellyna terbuat dari karet mungkin dia mau-mau saja di suapin, masalahnya Bellyna sudah kenyang! Bakso, batagor, bakmi, dan lainnya sudah masuk ke perutnya!
Tolong Damian! Apa ini metode penyiksaan jenis baru?!
"Gue udah kenyang! Lo mau gue jadi gendut!"
Damian terdiam, dengan perlahan dia menurunkan sendoknya.
"Iya, biar Lo gak laku." Gumamnya dengan pelan.
Untung saja Bellyna tidak mendengarnya, kalau Bellyna mendengarnya bisa habis dia.
Iya, Bellyna tidak dengar tapi Melissa bisa mendengarnya dengan cukup jelas, dan Melissa hanya bisa ternganga dengan bodohnya.
"Kalian pacaran?" Pertanyaan tanpa beban dari Vera menghancurkan suasana canggung di udara.
Hening melanda, bahkan beberapa siswa yang duduk di sekitar meja mereka juga terdiam, menanti jawaban dari kedua manusia yang sedang jadi topik pembicaraan hangat di sekolah.
Bellyna memasang wajah seolah-olah berkata 'omong kosong apa yang kau bicarakan!'.
"Bukan! Kita cuma teman main waktu kecil."
Yang lainnya memasang wajah tidak percaya dengan pernyataan Bellyna.
Kok mereka tidak tahu? Kenapa Bellyna gak cerita sama mereka?
Vera, Melissa, Nasya, dan Layla menatap Damian untuk klarifikasi.
Damian menghela nafasnya, "...ya..."
Ada apa dengan jawabanmu yang tidak ikhlas itu?!
Fiks! Sebagai pakar percintaan, Melissa merasa jika cinta Damian itu sepihak! Ironis sekali...
Hm, ngomong-ngomong kenapa Melissa tidak melihat keberadaan ratu jahatnya sekolah ini ya? Tumben sekali, dimana Agnes saat ini?
Bellyna terdiam, dirinya juga berfikir sama seperti Melissa. Sangat aneh jika Agnes tidak muncul ketika Damian dekat dengannya.
Bellyna ingin bertanya, tapi bingung bagaimana caranya mengungkapkan, jadinya dia hanya diam deh.
Tiba-tiba saja banyak bisikan dan suara kekaguman yang masuk ke indra pendengarannya, semua orang yang berada di sana menatap pintu kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bell
Teen FictionBellyna tahu jika dunianya itu palsu. Sebuah dunia yang ditujukan para pembaca untuk mencari hiburan. Bellyna tahu jika dirinya hanyalah satu dari semiliaran figuran yang ada di dunianya. Berbicara dan bertindak sesuai dengan keinginan Sang Penulis...