15

2K 217 18
                                    


Koridor sekolah terlihat ramai dengan anak-anak sekolah yang sedang berjalan menuju kantin untuk mengganjal rasa lapar mereka, begitu juga dengan kelima gadis dengan penampilan mereka yang tidak ada istimewanya.

Bellyna yang berjalan di tengah Melissa dan Layla hanya bisa menutupi setengah wajahnya dengan tangan karena merasa risih di perhatikan.

"Ck, foto lo jadi trending topik terpanas di sekolah ini. Lo tahu gak?" Ucap Melissa yang sedang memperhatikan ponselnya lamat-lamat.

"Gue tahu! Emang Radit sialan!"

Nasya menggeleng pelan, "Ini bukan salah Radit, salah Lo sendiri mesra-mesraan di depan kelas."

Bellyna mendelik tidak terima tentang penuturan Nasya, "Gue gak lagi mesra-mesraan!" Elaknya.

Vera yang mulai jengah dengan bacotan unfaedah milik mereka mulai menengahi.

"Udah stop! Yang terjadi biarlah terjadi, dan Bellyna Lo yakin mau ikut kita ke kantin? Mendingan Lo tetap di kelas, kita bisa bawain makanan buat Lo."

Bellyna menggeleng, "Gak, gue mau sama kalian!" Ucapnya kekeh.

Vera hanya menghela nafasnya pasrah, bukan apa, dia hanya khawatir jika Bellyna di ganggu para fans fanatiknya Damian terutama Agnes dan antek-anteknya.

"Oke."

Sesampainya mereka di depan pintu kantin, belum juga Bellyna menginjakkan kakinya di dalam kantin matanya sudah menangkap sosok Agnes yang berjalan cepat ke arahnya.

Plak!!

Wajah Bellyna tertoleh ke samping dengan sensasi panas bercampur perih di satu sisi pipinya. Melissa, Vera, Layla, dan Nasya hanya tertegun melihat temannya di tampar di depan umum.

Tangan Agnes mencengkram kerah seragam Bellyna, raut wajahnya saat ini menunjukkan jika dia sedang marah besar.

"GUE UDAH BILANG JAUHIN DAMIAN! BRENGSEK!" Makinya tepat di wajah Bellyna.

Melissa dan yang lainnya berusaha menjauhkan Agnes dari Bellyna, tapi terhalang dengan antek-antek dari Agnes.

Bellyna hanya menatap kosong Agnes, mengabaikan rasa perih di pipinya. Telinganya mengabaikan suara bisik-bisik di sekitarnya. Benaknya memutar ingatan tentang usahanya yang menjauhi tokoh-tokoh penting, namun gagal karena satu hal kecil yang cukup fatal.

'Bangsat! Semuanya kacau! Sialan! Kalau sudah begini sekalian saja hancurin semuanya!'

Sepasang netra kehitaman itu menunjukkan rasa geli ketika melihat pemandangan di depannya, walaupun wajahnya menampilkan raut khawatir tapi matanya tidak dapat menyembunyikan binar kebahagiaan.

Rosella merasa senang di hatinya melihat Agnes yang menampar Bellyna di depan umum, sumber dari rasa sakit hatinya saat ini sedang berurusan dengan antagonis sekolah ini. Benar-benar perasaan yang menyenangkan.

Tapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama, kejadian yang tidak terduga membuat dirinya dan semua orang yang melihat terkejut hingga tidak bisa berkata-kata.

Bellyna menatap kosong wajah Agnes, tanpa peringatan tangannya yang terkepal meninju balik sisi wajah Agnes.
Walaupun tinju dari Bellyna tidak sekuat tinju anak laki-laki tapi itu berhasil membuat Agnes mundur beberapa langkah hingga jatuh terduduk di lantai.

Wajah Agnes memucat dan menatap tidak percaya kepada perempuan di depannya, rasa sakit yang tajam di pipinya membuat air matanya mengenang di pelupuk.

"L-lo.."

Bellyna menatap remeh perempuan di bawahnya, bibirnya melengkungkan senyum kosong. Dengan perlahan Bellyna berjalan mendekat dan menyamakan tingginya dengan Agnes.

BellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang