♡ - [01/10]

1K 126 1
                                    

Sudah 27 tahun aku mengenalnya ...

━━━━━━

Sembari memasak sarapan, aku mengecek jam berkali-kali. Tidak biasanya Tooru belum bangun, padahal begitu-begitu dia cukup rajin untuk bangun pagi.

Bahkan sampai aku selesai menata makanan, dia belum juga menampakkan batang hidung. Agak mengkhawatirkan, apalagi mengingat Tooru adalah sosok yang pecicilan. Aku sudah tak heran lagi bila menemukannya terjatuh dari mana, atau tersangkut entah pada apa.

Karena dia benar-benar sangat meresahkan.

Untuk kesekian kalinya aku mengecek jam. Dan kuambil kesimpulan kalau hari ini ada yang tidak beres. Kenapa pula anak itu tidak kunjung turun? Padahal biasanya saat aku sedang memasak dia memelukku, menempel bahkan sampai selesai sarapan.

Saat aku hendak menghampiri ke kamar, akhirnya dia menampakkan diri, masuk ke ruang makan dengan santainya, lalu duduk di kursinya.

Hei, hanya begitu saja? Dia hanya duduk manis di kursinya dengan tenang?

"Pagi, Tooru." Aku mencoba menyapa lebih dulu, duduk di kursi seberangnya, dengan meja makan menjadi perantara.

"Hm, pagi, (Name)," balasnya sambil mengunyah roti selai buatanku.

Apa?

"Barusan kamu memanggilku apa?"

Keningnya mengernyit, menatapku heran. "(Name)," jawabnya lugas.

... Dunia sudah mau kiamat, ya?

━━━━━━

... dan selama itu, tak pernah sekalipun ia memanggilku tanpa embel-embel 'chan'.

𝗦𝗪𝗜𝗧𝗖𝗛Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang