9.| Kuda Senja

126 43 20
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

"Samar samar ku rasakan keberadaannya, seperti tangis dalam sunyi, tangis yang kemudian hilang dalam gelapnya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Samar samar ku rasakan keberadaannya, seperti tangis dalam sunyi, tangis yang kemudian hilang dalam gelapnya malam.."

A story by Ade Bintang 🌟

___________________________

“Una juga mau naik kuda?” tanya Alhandra. Dan hal itulah yang dipikirkan Aluna. Bagus! Tidak usah repot-repot memasang wajah manis memelas untuk merayu ayahnya ini. Aluna dengan cepat mengukir lebar senyum diwajahnya lalu mengangguk semangat.

“Al!” Tapi tiba-tiba suara Isabella melunturkan senyuman Aluna. Dari nadanya sudah jelas wanita ini tidak setuju Aluna menunggangi kuda. Namun wajah cemberutnya sekejap pudar saat Alhandra menatapnya penuh belas kasih.

“Tidak apa, Ishie, biarkan putri kita menjadi ratu pemberani yang pandai bertarung di masa depan.” Alhandra membelai kepala Aluna.

Dan Aluna tau ini kesempatan baginya. Ia segera memasang muka memelas dihadapan Isabella. “Iya, Mama, kumohon….”

Kelembutan hati Isabella jelas luluh karena gadis ini. Ia akhirnya setuju dan dengan cepat Aluna merangkak naik ke punggung kuda. “Luar biasa!” ujar Aluna bersemangat. Ia mulai menarik tali kekang kuda lalu melesat kesana-kemari.

Alhandra terkekeh kecil, ia duduk di atas kursi kayu putih di sana bersama Isabella yang ikut duduk seraya menuangkan secangkir kopi untuk suaminya. Kehidupan sederhana yang diimpikan setiap orang, kehangatan keluarga yang mereka miliki serta keharmonisan rumah tangga yang membuat keluarga lain iri. Bukan tentang kekayaan yang melimpah-ruah, tetapi kebaikan diantara keluarga sehingga mampu menciptakan kebahagiaan lahir dan kesejahteraan batin. Kedua sejoli ini tertawa hangat membicarakan mungkin seluruh yang ada di semesta. Seraya sesekali memperhatikan putri mereka.


Aluna tersenyum hangat melihat kedua orang tuanya yang menaruh kepercayaan padanya. Dengan semangat ia menarik tali kekang kuda agar lebih kencang lagi. Desiran angina menghantam kulitnya membuat Aluna memalingkan wajah dan menyadari Hiro yang menatapnya dari kejauhan. Aluna terdiam, jika dipikir-pikir, benar juga, Hiro itu jarang berkumpul dengan mereka, meski ia anak tiri dari Isabella tapi kan anak kandung dari Alhandra. Aluna menolehkan kepalanya melirik ke arah Liam yang malah menatap Hiro dengan tatapan benci. Gadis ini pun terkekeh sinis. Rupanya, Liam tau segalanya. Itu yang Aluna pikirkan. Aluna memiringkan wajahnya, tapi tidak seperti itu juga, nyatanya Hiro dan Isabella cukup dekat Aluna seringkali melihat mereka berdua bercanda gurau, Hiro yang selalu menyebut Isabella dengan panggilan ‘Ibu Ratu’ pasti telah menganggap Isabella sebagai ibu kandungnya, dengan semua kasih sayang yang Isabella berikan, kenapa tidak? Aluna melambaikan tangannya, memanggil Hiro dari kejauhan.

Hiro yang merasa dirinya di panggil pun datang menghampiri Aluna. Aluna kemudian turun perlahan, menggiring kudanya menemui Alhandra, bersama Hiro yang mengikuti di belakang.

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang