"Kita akan mati kebosanan disini" ucap Nolan menyembunyikan kepala dilipatan tangannya.
Levi secara tiba-tiba menjentikkan jarinya, membuat Nolan kembali mengangkat kepala.
"Aku hampir melupakannya" ucapnya.
"Transaksimu?" Tanya Ziggy acuh, kepalanya tertunduk pada ponsel yang ada diatas pangkuannya. Dia sekarang sedang perang stiker dengan kakaknya, Peter.
"Aku tidak sedang membicarakan kokain, Ziggy" mendengar jawaban Levi, Ziggy hanya menggedikkan bahu.
"Ini saat yang tepat untuk menceritakan sejarah kelam Westview High" lanjut Levi.
"Aku sudah cukup mendengar sejarah sekolah ini dari Mr. Kim, tolong jangan menjelaskannya lagi" ujar Stella mengibaskan tangannya di depan wajahnya.
"Aku yakin kalian tidak pernah mendengar sejarah yang ini" yakin Levi.
Ziggy meletakkan ponselnya diatas meja, "Jadi, apa sejarah yang kau maksud ini?" tanyanya.
Levi memajukan kepalanya, membuat tiga kepala lainnya ikut melakukan hal yang sama.
"Kejadian itu terjadi di sore hari pada tahun 1838. Saat itu hujan deras disertai petir, semua orang terjebak di sekolah dan di salah satu kelas ada sekelompok remaja yang membully seorang gadis cupu. Gadis itu selalu menjadi korban bully dimanapun dia pergi"
"Mereka mematahkan kacamata gadis itu, menyiramnya dengan susu basi yang mereka dapat dari kantin, dan melakukan hal-hal buruk lainnya"
"Namun hari itu si gadis cupu benar-benar sudah muak dengan orang-orang yang membullynya sehingga dia mengeluarkan pisau dari tasnya yang dia bawa setiap hari dan menyerang orang-orang yang ada di dalam kelas itu"
Levi mengedarkan pandangannya para pendengarnya yang hanya tiga orang itu, lalu melirik Troye yang masih fokus pada kertasnya.
Melihat apa yang baru saja dilakukan Levi, membuat Ziggy melakukan hal yang sama. Matanya itu melirik pada Troye, dia yakin Troye sekarang juga mendengarkan cerita Levi.
"Lalu apa yang terjadi?" Tanya Stella.
"Gadis itu berhasil membunuh semua orang di dalam kelas"
"Lalu dia berjalan keluar kelas, ditangannya gadis itu memegang pisau yang berlumur darah. Sebenarnya, tidak hanya pisaunya yang berlumur darah, tapi gadis itupun bermandikan darah orang-orang yang membullynya"
"Gadis itu berjalan menuju koridor utama dimana siswa-siswa yang lain menunggu hujan reda. Saat sampai di koridor utama dan semua siswa memperhatikannya gadis itupun menggorok lehernya sendiri dengan pisau yang ada ditangganya, dan... HA!"
Suara melengking Stella memenuhi ruang kelas membuat Ziggy dan Nolan ikut menjerit. Bahkan Troye pun ikut terkejut dan melepaskan alat tulisnya, lalu memegang dada.
Suara jeritan berganti dengan suara tawa bahagia Levi.
"Aku rasa kau harus mengganti profesimu, kau lebih cocok menjadi penulis novel daripada pengedar" ucap Ziggy setengah kesal.
Sebenarnya Ziggy tidak terkejut karena Levi, tapi Stella-lah yang membuatnya terkejut dan ikut menjerit.
Nolan berdeham, wajah memerah karena malu, "Ziggy benar" ucapnya.
"Ceritamu benar-benar bagus, karena itu aku berteriak, aku bukan orang yang penakut tetapi ceritamu... " Dia tidak menyelesaikan kalimatnya, terlalu malu untuk melanjutkannya.
"Tapi aku tidak mengarang cerita itu, kejadian itu benar-benar terjadi" Levi berusaha meyakinkan teman-temannya.
"Benarkah?" Senyuman mengejek mengembang di wajah Stella.
"Ya, aku membacanya di perpustakaan kota"
"Ya, ya, ya"
Levi diam, tidak lagi berusaha untuk meyakinkan teman-temannya karena dia tahu hal itu akan sia-sia.
Ziggy yang duduk disamping pemuda itu menyenggol lengannya pelan dan tersenyum, lalu berbisik, "Sekarang waktunya kita ke pesta"
"Pesta?" Tanya Stella.
Ziggy mengangguk.
"Bukankah tahun ini tidak ada pesta?"
Ziggy memberikan reaksi yang sama persis seperti yang dilakukan Stella saat mendengarnya memukul Meisi, terkesiap dan menutup mulut dengan tangan. Gestur yang sangat dramatis.
"Oh tidak, Stella, aku rasa teman-temanmu tidak mengundangmu ke pesta halloween yang mereka adakan di danau Hill House" ucapan Ziggy membuat Stella membelalak lalu dengan cepat gadis itu menelepon teman-temannya.
"Lihat, mereka bahkan tidak menjawab teleponmu, aku rasa mereka sekarang sedang bersenang-senang"
Air muka Stella semakin mengeras. Gadis itu paling benci jika dia tidak diikut sertakan dalam semua pesta di Westview High.
Stella Maxwell loves parties, Stella Maxwell is a party itself.
"Nah sekarang ayo kita pergi" Ziggy berdiri diikuti tiga orang lainnya.
Mereka berjalan kearah pintu, Levi dan Nolan hampir sampai di depan pintu saat Ziggy berhenti di depan meja Troye dan bertanya pada pemuda yang masih menekuni kertas yang kini telah terisi setengah, hanya satu lembar.
"Berhenti berpura-pura menulis" perkataan Ziggy sukses membuat Troye mengangkat kepalanya, menatap Ziggy tepat di mata.
"Apapun alasanmu ada disini malam ini, sejujurnya kami tidak perduli" ujar Ziggy.
"Tapi sebaiknya kau ikut kami, semua siswa Westview High sedang berpesta di danau Hill House" lanjut Ziggy.
Troye masih diam, matanya tidak lepas dari mata karamel Ziggy, dan tepat saat pemuda itu akan menjawab ucapan Ziggy ruang kelas menjadi gelap gulita.
![](https://img.wattpad.com/cover/325073957-288-k391561.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
what do we do on halloween night
Mystery / Thriller❝everything is real until halloween night is over❞ [special story for halloween] ©2022 OREOCEANNE