Kini empat remaja itu bersembunyi di dalam laboratorium kimia, satu-satunya ruangan yang tidak terkunci di lantai tiga.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Nolan memecahkan keheningan.
Tidak ada yang menjawab, semua orang terlalu terkejut atas apa yang baru saja terjadi. Terlebih Ziggy, gadis itu menatap kosong dinding putih laboratorium.
Meski baru pertama kali berinteraksi dengan Stella, tetapi Ziggy merasa gadis itu bisa menjadi teman yang menyenangkan.
"Dan kalian terlihat seperti saling mengenal, jauh sebelum malam ini" perkataan Nolan sukses menarik Ziggy kembali ke dunia nyata.
"Nolan benar, kalian menyembunyikan sesuatu dari kami" ucapnya pelan.
Troye melirik Levi sekilas, sebelum mulai bercerita, "Yang diceritakan Levi beberapa saat lalu adalah kebenaran"
"Cerita tentang pembantaian itu benar-benar terjadi di sekolah ini" lanjutnya.
"Tapi, aku tidak pernah mendengarnya sebelum ini, para guru bahkan tidak pernah menyinggungnya" Nolan masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Tidak mungkin para guru mau membicarakan tentang aib sekolah ini" ujar Levi.
"Kami menemukan berita itu di koran lama yang disimpan di perpustakaan kota" Troye berkata sambil melepaskan jaketnya.
Pemuda itu mengulurkan tangan yang memegang jaket ke depan Ziggy, "Pakailah, meski kau tidak sedang kedinginan tetapi ini bisa menutup bercak darah dipakaianmu" jelasnya.
Dengan kaku Ziggy mengambil jaket Troye dan memakainya. Darah yang menyelimuti tangannya sudah dibersihkan, meski beberapa bercak masih menempel di wajahnya.
"Jadi kalian memang saling mengenal jauh sebelum malam ini?" Tanya Ziggy.
Tidak ada yang menjawab. Lebih tepatnya mereka enggan menjawab, baik Levi ataupun Troye.
Pintu laboratorium tiba-tiba berderit, membuat Ziggy menegang di tempat persembunyiannya.
Lalu secara tiba-tiba Ziggy tertarik keluar dari tempatnya bersembunyi. Suara teriakan dan tawa pecah menjadi satu.
Ziggy dapat melihat jelas orang yang menarik kakinya adalah orang yang sama yang menusuk Stella.
"Ziggy" Troye berusaha meraih tangannya namun gagal karena tarikan dikakinya jauh lebih kuat.
Ziggy menggeliat, meraih apapun yang dapat digapainya untuk memperlambat seretannya.
"Help!" raung gadis itu.
Pandangannya berkabut karena penuh oleh air mata, tapi Ziggy dapat melihat Nolan yang berlari kearahnya sambil mengangkat gagang sapu ditangannya.
"Let her go, bitch" raungnya sambil mengayunkan gagang sapu kearah perempuan yang menyeret Ziggy.
Ayunan sekuat tenaga Nolan dengan mudah ditahan oleh perempuan itu, bahkan kini perempuan itu menyentak gagang sapu membuat Nolan terhuyung kearahnya.
Melihat kesempatan yang ada, Troye dan Levi menarik Ziggy agar menjauh dari perempuan itu.
"Ayo pergi dari sini" Troye menarik tangan Ziggy menjauh.
"Tidak, aku tidak akan pergi tanpa Nolan" ucapnya.
Ziggy tidak mungkin bisa meninggalkan Nolan yang telah menyelamatkannya.
Perempuan yang menyeret Nolan berjalan menuju lemari tempat berbagai macam cairan dan zat kimia berbahaya disimpan. Membuka salah satu lemari dan mengambil cairan berwarna hijau yang mengeluarkan asap.
"Lari" bisik Nolan, memandangi tiga temannya sambil menangis.
Tidak menunggu waktu yang lama untuk Troye dan Levi membawa Ziggy pergi dari laboratorium kimia. Meski Ziggy memberontak, mereka tidak melepaskan gadis itu.
Dalam pelariannya, Ziggy menutup telinga saat mendengar jeritan penuh kesakitan Nolan memenuhi bangunan sekolah.
●●●
KAMU SEDANG MEMBACA
what do we do on halloween night
Mystery / Thriller❝everything is real until halloween night is over❞ [special story for halloween] ©2022 OREOCEANNE