part five.

156 48 1
                                    

Ziggy menyalakan flashlight dari ponselnya, tiga orang yang berdiri di depan pintu melakukan hal yang sama.

"Come on, tidak ada alasan untuk tetap tinggal disini" Ziggy meyakinkan Troye yang akhirnya berdiri dan mengikutinya keluar dari kelas.

Ziggy merasakan Stella yang merapat kearahnya, jelas gadis itu ketakutan. Sejujurnya Ziggy pun takut sekarang, keadaan sekolah yang sepi dan gelap, ditambah dongeng Levi benar-benar membuat bulu-bulu di tengkuknya berdiri.

Langkah kaki lima remaja itu semakin lama semakin cepat, tanpa sadar mereka telah berlari.

"Bagaimana dengan Mr. Kim?" Tanya Nolan.

Dalam gelap Levi menggedikkan bahu, "Siapa yang perduli" ujarnya diiringi tawa.

Semakin dekat mereka dengan pintu masuk, semakin cepat lari mereka, hingga akhirnya mereka benar-benar berdiri di depan pintu masuk.

Levi dengan segera membuka pintu, "Terkunci" ucapnya.

"What?!"

"Mungkin Mr. Kim menguncinya agar kita tidak melarikan diri" Nolan sambil mengarahkan flashlight ponsel kearah wajahnya.

"Hey, jangan lakukan itu!" protes Stella.

"Sebaiknya kita mencari Mr. Kim" usul Ziggy.

"Jangan lari, please" pinta Stella.

Ziggy mengarahkan ponselnya ke lantai dan dapat dilihatnya Stella yang mengenakan high heels.

"Tidak ada orang yang pergi ke sekolah memakai high heels, Stella" ucapnya.

"Aku memakainya" jawab Stella acuh.

PRANG!

Terdengar suara kaca pecah yang membuat lima remaja itu saling berpandangan.

"Mr. Kim"

Lalu mereka mulai berjalan cepat menuju ruangan Mr. Kim.

Ziggy yang berada paling belakang menghentikan langkahnya saat melihat sesuatu bergerak di dalam koridor gelap, ponselnya diarahkan ke koridor barat yang gelap itu namun tidak ada apa-apa di koridor itu.

Ziggy hendak melanjutkan langkahnya namun kakinya melemah ketika merasakan sebuah tangan bertengger dibahunya.

"What?"

Suara Troye memecahkan keheningan, Ziggy menolehkan kepala dan mendapati Troye berdiri dibelakangnya.

"What?" Setelah berhasil mengendalikan diri, Ziggy menjawab pertanyaan Troye dengan pertanyaan yang sama.

"Kau memandang koridor kosong itu lama, apa kau mulai melihat karakter dongeng yang dibuat Levi?" Tanya Troye ikut mengarahkan ponselnya ke koridor barat.

"Shut up" Ziggy berjalan meninggalkan Troye.

Setelah berjalan cepat selama beberapa saat, akhirnya mereka sampai di depan ruangan Mr. Kim.

Nolan mengetuk pintu ruangan Mr. Kim namun tidak ada jawaban dari dalam.

"Mr. Kim?" panggilnya.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, pemuda bongsor itu akhirnya membuka ruangan Mr. Kim.

"Guys... " suara Nolan bergetar.

"Mr. Kim tidak ada disini" ujarnya.

"Kita tidak akan terjebak disini kan?" Tanya Stella gelisah.

"Sebaiknya kita mencari jalan keluar, aku tidak mau menghabiskan malam di sekolah" Levi keluar dari ruangan Mr. Kim diikuti yang lainnya.

"Mr. Kim tidak mungkin pulang kan?" Suara pelan Troye membuat Ziggy menolehkan kepalanya dan mendapati pemuda yang sama tingginya dengan Nolan si atlet basket berjalan disampingnya.

"Kenapa kau menanyakan hal itu padaku?"

"Karena kau yang paling sering mengikuti kelas hukuman Mr. Kim"

Ziggy mendengus, "Tanyakan pada Levi, dia siswa kesayangan Mr. Kim yang rutin datang ke kelas neraka"

"Aku tidak mengenalnya" jawab Troye singkat.

"Kau juga tidak mengenalku"

Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara mereka.





•••





what do we do on halloween nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang