Mata indah itu terbuka di waktu pagi, setelah mimpi buruknya jimin mendapati mimpi yang indah , sepertinya nyata bahwa dia merasakan detak jantung yang terdengar menenangkan di telinganya.
Jungkook memang tidak memiliki kekuatan untuk memberi mimpi seperti Jong in yang memang memiliki itu karena bermain dengan ilmu hitam. Tetapi kehadiran Jungkook tanpa jimin sadari tadi malam membuat jimin tenang.
Sebenarnya bukan mimpi , kedatangan Jungkook yang memeluknya semalam menghadirkan kenangan dalam mimpi jimin. Kenangan ketika mereka bermain di festival bunga lotus.
Dalam mimpinya jimin mengenakan pakaian berwarna fushia yang cantik . Dia tersenyum melihat bagaimana pria berkumis yang tidak lain adalah Jungkook menaut tangannya .
Dan kini saat jimin terbangun dia mendapati dirinya di kamar, memandangi langit langit kamar dengan sinar hangat yang menerpa wajahnya.
Pria dalam mimpinya sangat tampan dan gagah . Jimin tentu tidak tau jika itu Jungkook , karena saat itu mereka sedang menyamar . Yang membuat jimin tersipu adalah dirinya dengan rambut panjang nya yang hitam , dia kemudian memilih bangkit dan bukan untuk membersihkan diri , melainkan melihat pada cermin yang memantulkan bayangan nya. Seketika dia membayangkan dirinya dalam balutan busana fushia seperti dalam mimpinya begitu juga rambut panjangnya yang setengah di ikat.
"Uuh ya ampun aku cantik sekali". Gumam jimin, sembari telapak tangan kecilnya menyentuh sebelah pipinya yang merona tanpa sebab. "Ah mimpi buruk itu di gantikan mimpi yang indah . Sial kenapa aku terus bermimpi buruk akhir akhir ini ? Pria itu ... Sangat menakutkan".
"Aku tau kau cantik, tetapi terlalu pagi untuk memuji diri sendiri Jimin". Si cantik memutar kepala dan mendapati kakaknya dengan kursi roda masuk ke dalam kamarnya. "Kakak memasak kari ayam karena beberapa bahan sudah habis".
"Ah begitu? Nanti aku akan mampir berbelanja terlebih dulu dan membawanya pulang kak. Kari buatan kakak juga lezat".
Jimin lalu mengambil selimut yang kakak nya barusan ambil dari ranjangnya untuk di lipat. Dan Jimin mengambil itu untuk dia lipat sendiri.
Hoseok tersenyum mendekati jendela kamar adiknya . Kerutan di keningnya tercipta ketika melihat tetangga di depan rumahnya. Selama sebulan terakhir Hoseok tidak pernah melihat pria tua dan istrinya yang tinggal disana keluar. Ketika menyiram tanaman biasanya Hoseok akan disapa dan itu sudah berlangsung selama sebulan dia tidak melihat mereka kembali.
Kali ini entah mengapa dia sekali lagi terkejut karena sepertinya yang datang di rumah itu terlihat pasangan muda Yang baru keluar dari mobil mereka . Hoseok kemudian berkata pelan pada jimin yang baru merapikan tempat tidurnya. "Sepertinya kakek dan nenek di depan sudah pindah rumah".
"Hunhm kakek Joan?".
Setelah merapikan tempat tidurnya, pria cantik dengan bare face itu mendekati sang kakak . Sementara Hoseok berbicara . "Sepertinya itu tetangga baru kita".
"Aku pernah bertegur sapa dengan kakek Joan Dan dia bilang akan ke luar negeri dalam waktu dua bulan".
Hoseok menoleh dan melihat pada adiknya . "Ah begitu ? Pantas saja Kakak tidak pernah melihat mereka berdua . Tapi kau tidak pernah memberitahu ku jimin .aku hampir mati penasaran kemana mereka berdua selama ini".
"Ayolah ... Ku pikir kakak tau karena lebih dekat dengan mereka. Lagi pula mengapa akhir akhir ini perumahan ini jadi lebih sering berganti orang sih?". Jimin menguap sembari melangkahkan kakinya menuju kamar mandi setelah meraih handuk bersih di lemari nya.
Sementara itu Hoseok memperhatikan kedua pria yang kini sepertinya meminta beberapa orang untuk menurunkan barang dari pick up secara hati hati .
Entah mengapa seketika Hoseok merasa tenang melihat mereka berdua. Hoseok suka melihat pasangan yang saling mencintai satu sama lain. Karena biasanya dia merasa kurang percaya diri dengan keadaanya sekarang .
KAMU SEDANG MEMBACA
you are my last life/BOOK2(jikook)
FanfictionBOOK II Sequel of moon on Angeous Bahwa menemukan jimin kembali adalah sesuatu yang sangat di impikan . Namun jelas pria cantik dan masih sangat muda itu tidak mengenali dirinya. Namun apa yang terjadi kala itu tak pernah terbayangkan sebelumnya...