Istirahat satu hari mungkin akan membuatnya kehilangan beberapa rupiah uang pemasukan . Jimin sedikit perhitungan, seharusnya kemarin malam dia bekerja di tempat ke dua. Hanya saja menjelang malam sakit di lengannya benar benar menyiksa apa lagi kakinya yang memar. Dia tidak akan bisa bekerja dengan baik nantinya.
Dan inilah dia, manusia paling menakutkan yang Jimin hindari. Tapi malah bertemu dengannya di sebuah gang menuju tempatnya bekerja malam ini.
Jimin hendak berbalik cepat sebelum akhirnya melihat dua pria lain menghadangnya. Dan suara berat yang menakutkan itu di dengarnya lagi .
"Mau kemana Jimin?".
Si cantik itu mencoba tersenyum dan berbalik melihat pria yang bertubuh tinggi dan bermata tajam itu sudah mendekatinya . "Heheheh itu ... Emhhh".
"Mana setorannya kemarin?". Kata pria itu lagi .
Jimin menggaruk kepalanya yang tidak gatal . Dia sedikit menyesali temaram lampu di lorong yang sedikit memperlihatkan dengan jelas wajah si pria tampan yang terkesan memiliki tatapan tajam. "Chang Wook itu .Kemarin aku sakit karena tertabrak mobil. Jadi bisakah aku mengganti uangnya dua hari lagi ? Aku akan membayarnya secepatnya. Ah dan dua bulan dengan bulan kemarin . Kau tambah bunga juga tidak masalah".
Perkataan Jimin membuat Chang Wook tergelak. Dia tertawa begitu keras sama halnya kedua anak buahnya . Hal itu malah membuat jimin juga tergelak sama seperti mereka . Ini bukan perkara Jimin tidak takut , dia sebenarnya sangat takut jika saja pria ini berbuat macam macam padanya di tengah lorong ini .
Tetapi gelak tawa mereka tidak berlangsung lama sampai Jimin juga menghentikan kekehan nya . Tepat setelah itu pria yang lebih tinggi menarik rambutnya hingga membuat wajahnya mendongak. "Kau akan bayar dengan apa ? Dengan tubuhmu yang tidak seberapa ini? Ya aku akui kau cantik tapi bagian buruknya aku tidak ingin segera menjual mu untuk menutupi hutang yang ayahmu pinjam . Sialan!".
Sebelah tangan lagi mencengkeram rahang Jimin . Meski tangan kecil itu berusaha untuk melepaskan tangan Chang Wook yang mencengkram rambut nya .
"Aishh jangan begini . Aku berjanji akan melunasinya".
Chang Wook melepaskan kedua tangannya . Tersenyum miring. "dua hari lagi . Jika tidak kau pikir kakakmu akan baik baik saja ? Kau dan kakak mu akan berakhir menjadi pelacur seumur hidup kalian . Kau pikir aku hanya menggertak?".
Jimin sedikit meringis memegangi kepalanya . Rasanya seperti semua rambutnya tertarik. Mendengar kakaknya yang di sebut pria itu membuatnya mengeratkan genggaman tangannya. Selama ini dia sudah bertahan untuk tidak marah dan mengeluarkan sisi lain dalam dirinya, seperti itu juga serigalanya terlihat marah ketika harga dirinya di rendahkan . Chang Wook itu mudah dia bunuh jika dia juga mau . Namun sekali lagi jimin tidak ingin memperburuk keadaan .
Setelah pria itu pergi Jimin melangkah dengan pasti menuju klub malam dimana dirinya harus bekerja. Tak memusingkan apapun mengenai hal tadi . Dia harus segera bangun dan menghadapi kenyataan. Bahwasanya hidup menjadi manusia biasa itu sangat sulit .
Jimin dan Hoseok pernah berpikiran ingin tinggal di hutan bagian dalam di negara itu hanya saja Dia tidak tau apakah nanti bisa bertahan ataukah tidak . Belum lagi segala keperluan mereka dari kecil sudah terbiasa ada di kota itu. Mereka berdua sedang mencari cara untuk hidup damai yang sesungguhnya. Tidak masalah walau tidak melakukan mating seumur hidup . Itu bukan jadi bagian dari tujuan mereka bertahan selama ini .
Dengan begitu lemah dia melangkah lagi. Beruntung memang Chang Wook tidak tau dimana mereka tinggal selama ini. Hanya tempat terkutuk ini yang di ketahui . jimin ingin berhenti? Tentu saja , jika bisa dia ingin berhenti hanya saja penghasilan bekerja di sini itu sangat besar. Dan dia tidak perlu melakukan apapun . Hanya menari dengan pakaian minim .
KAMU SEDANG MEMBACA
you are my last life/BOOK2(jikook)
Fiksi PenggemarBOOK II Sequel of moon on Angeous Bahwa menemukan jimin kembali adalah sesuatu yang sangat di impikan . Namun jelas pria cantik dan masih sangat muda itu tidak mengenali dirinya. Namun apa yang terjadi kala itu tak pernah terbayangkan sebelumnya...