"Makanlah dulu". Jungkook tak hentinya meminta jimin untuk menyentuh makanan yang sudah tersedia di hadapan mereka .
Sore itu mata indah jimin terus memandangi jungkook yang berusaha untuk tak menjelaskan apapun. Pandangan mata jimin seolah menandakan sejuta pertanyaan yang harusnya Jungkook jawab sejak satu jam berlalu dan mereka hanya saling diam satu sama lain. "Jimin, ayo makanlah dulu . Kau tidak lapar?".
"Jungkook siapa kau sebenarnya? Dari mana kau dapatkan uang sebanyak itu ? Kenapa juga kau mau membantuku Jungkook?".
Jungkook sepertinya sedang memikirkan jawaban yang tepat. Jadi dia mengurai satu persatu apa saja itu agar jimin tidak merasa curiga padanya.
"Kau tau bahwa banyak warewolf menerima warisan dari leluhur? Aku salah satunya".
"Tapi kalaupun begitu kau juga tidak akan tinggal di lingkungan sederhana seperti saat ini. Kau juga mengatakan akan memasukkan mereka ke penjara. Kau pikir aku harus mempercayai masalah warisan bodoh itu?".
Jungkook menyendok makanan , mengarahkannya pada jimin seolah tidak menghiraukan bagaimana si cantik ini terus berbicara . "Buka mulutmu".
Lucunya jimin menerima suapan dari Jungkook sembari terus menatap mata si tampan di hadapannya.
"Cepat jawab".
"Mengenai warisan aku tidak bohong , aku benar benar memilikinya . Mengenai polisi itu? Baiklah , aku sebenarnya anggota kepolisian".
Mata jimin mengerjap beberapa kali mendengar Jungkook . Dia tidak melihat bahwa pria itu jujur, jelas karena Jungkook seperti terlihat menghindari tatapan matanya .
"Entahlah . Aku tidak tau harus bagaimana . Dan aku berterimakasih kau sudah mau membantuku. Sekarang aku harus membayar mu. Aku harus bagaimana?". Jimin berusaha menelan makanannya. Baginya , pasti Jungkook juga menginginkan sesuatu hingga mau membantunya sedemikian rupa . "Aku bersyukur kau melepaskan aku darinya, setidaknya kau lebih baik dan tidak akan menjualku. Terimakasih banyak untuk hal itu , apakah aku harus membayarnya? Apakah bisa dalam sebulan aku menyicilnya? Tapi itu masalah bunganya".
Jimin berhenti bicara ketika Jungkook hendak menyuapi dirinya lagi . Dia menerima saja karena sejujurnya hari ini adalah hari yang berat bagi jimin dan dia sangat lapar.
"Tidak perlu membayarnya".
Jungkook seharusnya tidak mengatakan itu secara mendadak dan membuat jimin tersedak . Omega cantik itu terbatuk sementara alpha tampan itu mengambil gelas berisi air dan memberikannya pada jimin, sebelah tangannya menepuki punggung jimin dengan sangat hati hati.
"Hei ... Hati hati makannya".
Setelah meminum itu si cantik yang wajahnya merah karena terbatuk itu tiba tiba menatap tajam Jungkook . "Kau yang salah. Kau! hei. Seberapa kaya dirimu sampai membuang uang sebanyak itu Jungkook?".
"Itu ku lakukan karena aku mencintaimu".
"...".
Pria yang lebih besar menaruh sendok dan memutar kursi jimin untuk menghadap dirinya . "Kau pikir aku akan membiarkanmu melewati semua ini sendiri? Jimin, kau adalah omegaku . Kau mungkin tidak mengingat apapun . Biar ku beri tau bahwa itu tidak seberapa, aku rela meski harus kehilangan berapa banyak lagi uang. Karena aku sangat mencintaimu jimin".
"...". Untuk yang ini jelas jimin tau bahwa Jungkook sangat jujur . Pandangan penuh cinta yang membuat jimin tidak bisa menyela setiap perkataan dari Jungkook . Jantungnya berdebar tentu saja. Setiap hal yang Jungkook katakan jelas merubah perasaannya yang juga mulai menumbuhkan benih benih cinta . Hanya saja jimin tidak tau karena perasaan ini terlalu awam baginya. Dia juga tidak mengenal Jungkook dengan baik. Meski dia tertarik dia tidak bisa sembarangan menerima Jungkook dalam hidupnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
you are my last life/BOOK2(jikook)
FanficBOOK II Sequel of moon on Angeous Bahwa menemukan jimin kembali adalah sesuatu yang sangat di impikan . Namun jelas pria cantik dan masih sangat muda itu tidak mengenali dirinya. Namun apa yang terjadi kala itu tak pernah terbayangkan sebelumnya...