6. Ajaran Umma Pada Ishan

26 5 0
                                    

Assalamualaikum, maaf baru update lagi selama beberapa bulan gak aktif di sini.

Btw, jangan lupa baca cerita baruku disebelah yaaaa hehehehe...

Happy reading!!

Setelah beberapa hari mendapat izin karena Ishan sakit, kini ia kembali beraktivitas seperti biasa. Ishan keluar rumah meminta izin pada Fathiyah hanya untuk jajan.

"Maraka, mau kemana?" kebetulan, saat Ishan selesai beli jajan diwarung dekat rumah, ia melihat Maraka yang tengah membawa sebuah kantong kresek sedang berwarna hitam.

"Bukan mau kemana sih, tapi abis darimana. Aku abis beli beras nih," jawabnya seraya mengangkat kreseknya dihadapan Ishan.

Ishan mengangguk, lalu ia sedikit menarik lengan Maraka untuk lebih mendekat padanya. "Mau jajan tidak? Ayo jajan, aku yang jajanin!" ujarnya penuh semangat.

Maraka yang melihat hanya menatap diam. Ishan sedikit berdecak, ia mengambil alih kresek berisi beras milik ibu Maraka untuk diletakkan diatas meja.

"Ambil saja," kata Ishan lagi.

Dan dengan perasaan tidak enaknya, ia perlahan mengambil beberapa jajan yang ada disana. Sesekali ia melirik Ishan yang tengah asik mengemut permen lolinya seraya tersenyum.

"Ishan...udah." Maraka berkata pelan, bahkan hampir tidak terdengar.

Ishan mengangguk, lalu ia memberi uangnya pada ibu penjualnya. "Terimakasih, ibu..." ucapnya sopan.

"Ishan, makasih, aku jadi ndak enak nih sama kamu..." Maraka menatap melas Ishan.

Ishan tertawa kecil, "sama-sama. Tidak perlu merasa begitu, aku cuma mau berbagi aja. Karena kata Umma kita harus berbagi kalau punya rejeki lebih." jelasnya.

"Tapi, makasih yaa Ishan. Nanti kalau aku punya uang, gantian kamu yang aku beliin jajanan." timpal Maraka seraya tersenyum lebar.

Ishan mengangguk, dia tersenyum. "OKE!"

—ISHANDRA SHAQUEEL—

Setelah jajan tadi, Ishan dan Fathiyah bersantai diruang keluarga. Hanya berdua, karena Andara sedang sibuk-sibuknya mengurus berkas dikantor mendiang ayahnya. Jadi, mereka hanya menikmati waktu berdua tanpa sang ayah, maupun suami.

"Umma, tadi Ishan bertemu Maraka." kata Ishan memulai pembicaraan pada Fathiyah.

"Dimana?" tanya sang ibu.

"Diwarung dekat rumahnya Helmi. Dia habis beli beras untuk ibunya, katanya." jawab Ishan.

"Kebetulan juga, uang Ishan sisa lima ribu. Jadi, uangnya Ishan kasih buat jajan Maraka. Tidak apa kan, Umma?" tanya Ishan takut-takut setelah menjelaskan sesuatu barusan.

Fathiyah dengan senyum manisnya, menatap teduh sang putra. "Tidak apa, sayang. Kan Umma selalu ajarkan Ishan untuk berbagi, terhadap teman maupun orang lain. Walaupun tidak kenal sekalipun, namanya berbagi rejeki itu akan dapat pahala dari Allah. Selalu berbuat kebaikan ya, nak." setelah memberi Ishan penjelasan, Fathiyah mencium dahi Ishan dilanjut memeluknya.

"Terimakasih, Umma, sudah mengajarkan Ishan apa itu kebaikan. Ishan akan selalu tanamkan hingga besar nanti. Ishan sayaaaang....banget sama Umma!" Fathiyah tertawa geli ketika bibir basah Ishan menempel pada permukaan kulit wajahnya.

Bahagia itu sederhana. Hanya dengan mengobrol ringan pada orang yang kita sayangi saja sudah bahagia.











Part ini bagian Umma, Ishan dan Maraka dulu.

Jangan lupa vote dan komen juseyoooo


©dreamrenji_

Ishandra Shaqueel | HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang