PART SPESIAL | Hari Ibu, Katanya

17 4 0
                                    

Assalamualaikum, aku up part spesial dulu yaaa wkwkwk

Sebenernya udah lewat, tapi aku baru inget bakal mau up. Maaf yaaa hehehe

Selamat membaca!

Siang ini, tepatnya mereka berlima sedang berkumpul di warung Mba Sona. Biasa, nongkrong ala anak remaja. Ya walaupun masih di dekat rumah sih hahaha.

"Ishan, kamu mau beli apa buat hari ibu nanti?" tanya Maraka seraya melihat yang lain asik jajan disana.

Ishan menggeleng kepalanya pelan. "Tidak tahu. Belum kepikiran, Maraka." hanya itu jawaban yang diberikan Ishan pada remaja disampingnya. Setelahnya mereka kembali diam.

Hingga Helmi kembali sambil membawa pop es rasa taro favoritnya, dan duduk disamping Maraka.

"Kamu udah kepikiran mau kasih apa buat bunda kamu, Helmi?" tanya Maraka.

Helmi menelan boba yang ia kunyah. "Sudah. Aku mau beli bunda jilbab di pasar malam nanti." jawabnya diiringi senyuman.

Kemudian netranya beralih pada Ishan yang hanya menatap dalam diam mereka berdua. "Kamu gimana, Ishan? Udah kepikiran mau beli apa?" tanya Helmi yang hanya didapati gelengan pelan oleh si empu.

Saat mereka sedang asik berdiam diri, tiba-tiba Gio menghampiri Helmi dan mengguncang tubuh gembul nya. "Helmi, Helmi! Kamu mau beli kerudung nanti? Bareng yuk! Aku juga mau beli buat bunda!" ujarnya dengan semangat 45.

Helmi kewalahan. "Iya, iya. Nanti beli bareng!" jawab Helmi seraya menghentikan aksi Gio barusan.

"Maraka mau beli apa nanti?" tanya Gio.

"Niatnya juga sama, mau beli kerudung buat ibu." jawab Maraka. Lalu mereka bertiga bertos-ria.

Fredick duduk di samping Ishan. "Kenapa diem aja daritadi?" tanya Fredick.

Ishan menggeleng pelan seraya tersenyum pelan. "Tidak apa-apa. Ishan sedang mengantuk saja, hehehe" jawab Ishan yang sepenuhnya tidak berbohong.

"Kamu ada mau beli sesuatu buat mami?" tanya Ishan mengalihkan pembicaraan.

Fredick mengangkat bahunya acuh. "Entahlah, masih mikir. Nggak mungkin kan aku beli jilbab buat mami?" canda Fredick yang ditertawakan oleh Maraka.

Sedang tumben jokesnya diladeni.

Ishandra Shaqueel

Ishan pulang dengan wajah yang ditekuk. Sebab ia kepikiran oleh sang ibu yang sedang dimanja oleh Pencipta nya. Atau bisa kita sebut, sedang sakit.

"Assalamualaikum, Ishan pulang," ucapnya pelan.

Andara menjawab. Ia menatap bingung putranya yang tumben sekali pulang bermain wajahnya lesu.

"Ishan kenapa?" tanya Andara.

Ishan yang mendengar pertanyaan dari ayahnya langsung memeluknya. Menumpahkan isi hatinya yang sedaritadi ia tahan agar tidak menangis dihadapan teman-teman nya.

Ia merasa tidak enak hati sedaritadi, maka saat ayahnya bertanya kenapa padanya, ia baru bisa menumpahkan air mata nya.

Terisak. Membuat Andara yang belum mendapat jawaban hanya mengelus bahu dan surai si anak.

"Shhh, tidak apa-apa. Ceritanya nanti aja, ya, sayang. Selesaikan dulu nangis nya biar puas." setelah mengucapkan kalimat itu, Andara mengangkat Ishan keatas pangkuannya.

Setelah dirasa mulai tenang, Andara memberikan teh hangat miliknya yang baru ia minum sedikit pada Ishan.

"Kenapa menangis?" tanya Andara selagi menghapus air mata Ishan yang masih menetes.

Ishandra Shaqueel | HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang