18. Ishan salting

11 1 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman👋🏻

Bagaimana kabarnya kalian? Semoga selalu sehat dan bahagia yaa...

Aku update Ishan dan kawan-kawan lagi!!!

Selamat membaca semuanyaaa

—Ishandra Shaqueel—

Setelah kemarin ia mendapati kabar bahagia tersebut, Ishan kembali menjalani aktifitasnya seperti biasa di sekolah. Namun sedikit berbeda seperti biasanya.

Wajahnya, memancarkan kebahagiaan yang bagi sebagian orang yang melihatnya akan mengira bahwa Ishan sedang jatuh hati, makanya ia sangat berbunga-bunga sekali.

Anggap saja, remaja baru puber hahaha...

Helmi yang memang selalu berangkat sekolah bersamanya hanya menggelengkan kepalanya melihat Ishan yang sangat bahagia itu.

"Ishan, kenapa nih, kayaknya pagi ini seneng banget?" Karin tiba-tiba berjalan disampingnya.

Ishan menyengir lebar. "Aku akan punya adik, Karin!" Ucapnya dengan semangat.

Karin yang mendengar sontak ikut merasa senang. "Beneran? Helmi, emang bener?" Bahkan gadis itu menatap Helmi mencoba meyakinkan.

Helmi tersenyum, ia mengangguk. "He'em, beneran kok. Kemarin yang Ishan dijemput ayahnya, ya karena memang mau ke rumah sakit." Jawab Helmi bantu menjawab.

"Waaahhh, aku bakal dipanggil Teteh dong? Boleh nggak, Ishan?" Karin menatap Ishan dengan binar di wajahnya.

Ishan mengangguk antusias. "Boleh dong! Adikku, adiknya teman-teman ku juga, kok."

"Semoga Umma sehat selalu yaa, dedeknya jugaaaa."

"Aamiin, terima kasih, Karin, doanya..."

*****

Di sisi lain, ibu Andara datang untuk menjenguk menantunya.

"MasyaAllah, Nak. Kenapa bisa kamu nggak tau keberadaan si jabang bayi?" Tanya beliau setelah Andara sedikit menjelaskan kenapa bisa menantunya masuk rumah sakit.

Fathiyah menggeleng lemah, "Tiya juga nggak tau, Bu, yang Tiya rasakan saat itu, perut Tiya serasa diremat. Padahal biasanya setiap datang bulan nggak pernah sampai sesakit ini. Tapi ternyata kata dokter, Tiya hamil..."

Penjelasan sang menantu membuat ibu mertuanya memegang lengan Fathiyah dengan lembutnya.

"Sudah, ya, Nak, ibu mengerti. Yang penting kamu dan bayinya nggak kenapa-kenapa. Sehat walafiat, walaupun bayinya lemah," ibu Andara menoleh pada putranya, dan si empu hanya mengangguk pelan. Ia sedang memotong buah apel untuk istrinya.

"Alhamdulillah, Bu. Sekarang Tiya sudah lebih baik walaupun harus dirawat sampai pulih."

—Ishandra Shaqueel—

Indri keluar dari kamar mandi khusus perempuan, ia baru saja menyelesaikan acara buang air kecil.

Saat berjalan kembali menuju kelasnya, ia sempat berpapasan dengan Ishan dan Gio.

Tapi ini sedikit berbeda dari biasanya. Ishan berjalan bersama Gio sambil terus tersenyum. Padahal Gio sendiri anaknya jarang memperlihatkan senyumannya.

"Pagi, Indri." Sapa Ishan dengan sekali anggukan.

Indri ikut mengangguk, "pagi juga, Ishan, Gio." Sapanya balik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ishandra Shaqueel | HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang