⚛️ TRAUMA ⚛️
"Bunuh saja aku. Tolong bunuh aku," ujar Jillian getir bersama tangis, gadis itu mengarahkan tangan milik Victor tepat pada lehernya.
"Cepat bunuh aku," katanya lagi seraya menarik-narik tangan milik Victor tersebut, mengabaikan ekspresi seperti apa yang saat ini pria itu tampilkan.
"Bunuh aku." Lagi-lagi Jillian mengatakannya, digoncangkannya tangan besar pria itu sampai sebuah sentakan kasar tiba-tiba mengejutkannya.
"Apa-apaan kau ini? Tarik-kata-katamu. Apa yang kau katakan," ujar Victor nampak begitu geram menarik tangannya yang sejak tadi dipegangi gadis itu.
"Kau berucap seakan menantang kematian. Apa yang kau harapkan dari sebuah kematian? Apa kau pikir mati adalah hal yang bisa kau anggap sepele? Apa kau pikir mati adalah jalan instan untuk mengakhiri segalanya? Apa kau pikir mati adalah tindakan mulia?"
Victor memalingkan sejenak wajahnya guna membuang dan menarik napas kasar, meredam emosinya melalui hembusan napas yang keluar. Lantas kembali menatap Jillian yang tergugu diam di hadapannya.
"Seharusnya kau belajar dari apa yang dilakukan Ibumu dahulu. Apa kematiannya membawa sebuah kebahagiaan? Tidak bukan? Kau korban dari tindakan yang dilakukannya," ujar Victor.
"Kau mungkin merasa kau sendirian di dunia ini. Tapi apa kau pernah berpikir bahwa ada beberapa orang dari jutaan manusia di dunia ini yang akan merasa kehilanganmu saat kau mati. Keluargamu, kau selama ini terlalu terpaku pada sosok yang ada di sekitarmu, tidak semua orang di dunia ini baik dan tidak semua orang di dunia ini juga jahat. Wanita yang kau panggil Bibi, apa kau tidak membayangkan bagaimana terpukulnya dia saat kau mati, kau mungkin tidak bisa melihatnya tapi aku bisa melihat ketulusan di mata wanita itu. Bahkan kau bisa melihat hal tersebut pada dirimu sendiri, kau masih tetap bersedih saat Callista meninggal, meski kau tahu bagaimana perlakuannya selama ini padamu." Victor lagi-lagi memalingkan wajahnya ke arah lain guna membuang napas.
"Sebaiknya kau masuk ke dalam rumah," katanya kemudian, seraya berdiri hendak berlalu pergi. Namun, tubuh Jillian yang tiba-tiba tergeletak tak sadarkan diri ke tanah menghentikan pergerakan kakinya itu.
Mohon maaf, part ini dihapus sebagian untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook. Link pembelian ada di bio profil wattpad saya. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya ke penulis maupun penerbit melalui DM
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flow of My Life [END]
RomanceKetika Ibunya meninggal saat itulah hidup Jillian mulai berubah. Rumah semakin terasa seperti tempat asing baginya karena satu-satunya sosok orang tua di dalamnya tak berperan sebagaimana seharusnya sosok Ayah bersikap kepada putrinya. Dia tumbuh da...