⚛ PENCITRAAN DI HADAPAN UMUM ⚛️
Kini acara makan malam sudah selesai, diakhiri dengan jamuan penutup yaitu acara minum. Garren menyediakan sebuah red wine spesial untuk menjamu para tamu malam ini. Semua orang di sana nampak begitu antusias kala menerima jamuan penutup tersebut. Seluruh orang di meja saat ini tengah ramai-ramai menikmati minuman permentasi tersebut.
Sementara Jillian? Malah tergugu tanpa mau menyentuh minuman miliknya sama sekali. Jujur saja, seumur hidupnya dia belum pernah mencicipi atau bahkan sampai mengonsumsi minuman sejenis arak ini. Sedari dulu dia selalu menghindar dan tak pernah mau berurusan sedikitpun dengan minuman yang mengandung alkohol seperti ini.
Jillian beranggapan jika meminum alkohol adalah sesuatu yang tidak bermanfaat, kehilangan kesadaran dan merepotkan banyak orang. Itu sebabnya Jillian begitu anti pada minuman alkohol, apalagi di keluarganya alkohol merupakan sesuatu yang sangat dilarang ada keberadaannya. Keluarga Brittney anti terhadap alkohol, sejak dulu hingga sekrang. Peraturan itu mutlak dan tak boleh dilanggar. Jadi karena itulah Jillian tak pernah sama sekali mencicipinya.
Dan sekarang, dia satu-satunya orang yang hanya diam di tengah orang-orang yang tengah asik berbincang. Jillian memandangi minuman miliknya yang masih utuh belum tersentuh sama sekali, tangannya kemudian dengan gerakan ragu mencoba menyentuh dan meraih gelas, tetapi di tengah itu semua matanya tak sengaja melihat ke arah depannya, di mana saat ini wanita-wanita muda yang berstatus sebagai anak dari beberapa kolega bisnis Victor nampak tengah menatapnya dengan sorot mata menilai. Bukan hanya mereka saja, bahkan para wanita yang menyandang status istri, pun beberapa di antara mereka kedapatan tengah memandangnya.
Bahkan jika menilik lebih luas, sepertinya semua mata wanita di sana nampak tertuju padanya, bahkan sosok-sosok mereka yang saat ini tak duduk dan tersebar di beberapa sudut ruanganpun nampak tengah menatapnya sembari saling bergunjing.
Dan Jillian bisa apa? Dirinya yang merasa terintimidasi dan terkucilkan di sana hanya bisa menunduk sembari memegang erat-erat gelas miliknya. Sungguh dia tidak terbiasa dengan semua itu, dia tak suka. Dia si anak rumahan yang jarang sekali keluar untuk sekedar bermain sangat merasa terasingkan di antara banyaknya orang-orang di sana.
Demi Tuhan Jillian begitu merindukan kehidupannya yang dulu. Sungguh.
Jika bertanya di mana Victor? Pria itu saat ini tengah terlibat percakapan penting mengenai pekerjaan di sudut ruangan lain di gedung hotel mewah ini, meninggalkan Jillian dengan seorang pria kepercayaannya yang setia berdiri di belakang kursinya duduk. Jillian menghembuskan napas kasar, entah ada apa, wanita-wanita di sini seolah seperti tidak menyukainya. Dan sepertinya memang begitu, apa karena dirinya datang ke sini bersama Victor? Kenapa? Apa Victor sebesar itu pengaruhnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flow of My Life [END]
Roman d'amourKetika Ibunya meninggal saat itulah hidup Jillian mulai berubah. Rumah semakin terasa seperti tempat asing baginya karena satu-satunya sosok orang tua di dalamnya tak berperan sebagaimana seharusnya sosok Ayah bersikap kepada putrinya. Dia tumbuh da...