⚛ PAGI YANG BURUK ️⚛️
Gorden-gorden yang seharusnya sudah tersingkap, masih tetap tertutup rapat tanpa ada yang membuka. Di atas lantai sekitar tempat tidur, serakan pakaian tersebar tak beraturan. Jillian merasakan sensasi tak nyaman yang teramat di seluruh tubuhnya begitu sadar. Rasa tak nyaman tersebut menyambutnya ketika bangun di pagi hari ini. Jillian mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Dia tak begitu ingat dengan jelas, tetapi bagian di mana istri dari Carrington Garren menghampirinya dan mengajaknya mengobrol serta menuangkan minuman untuknya dia mengingat itu. Lalu ... Dia tak bisa mengingat jelas setelahnya.
Jillian kemudian mencoba untuk bangun, kendati hal mengejutkan disadarinya kala itu. Tubuhnya yang terasa ringan serta Victor yang kini tidur di sebelahnya. Langsung saja Jillian membenahi posisi dengan syok, apalagi ketika menyadari tak ada sehelaipun pakaian yang membungkus tubuhnya.
Apa yang terjadi?
Kenapa dia bisa bangun dan tidur di bawah selimut yang sama dengan Victor serta dengan keadaan demikian? Tidak mungkin jika dia … Pria itu telah melakukan sesuatu padanya?
“Tidak, itu tidak mungkin,” gumamnya setengah panik. “Itu tidak mungkin.” Pada akhirnya dia terisak.
Hidupnya sudah cukup hancur dan sekarang tubuhnya juga tak ada bedanya. Air matanya semakin deras keluar, ia meremat kuat selimut yang menutupi tubuh polosnya sembari menggertakan gigi menahan isakannya agar tak keluar.
Di tengah keheningan yang melanda tiba-tiba suara getaran mengalun memecah keheningan tersebut. Entah dari mana asalnya, suara itu terus mengalun dalam jangka waktu yang begitu lama hingga pada akhirnya hal tersebut sukses mengusik tidur nyenyak Victor di sebelahnya.
Pria itu terbangun membuka matanya demi memastikan hal apa yang mengusik tidurnya sejak tadi. Suara getaran tersebut tak lain dan tak bukan berasal dari ponselnya yang berada di dalam saku jas miliknya yang saat ini melumuk di atas lantai di sisi ranjang bagiannya. Lalu tangannya mencoba mencari dan meraih benda tersebut, kemudian mengambilnya untuk melihat siapa yang meneleponnya sejak tadi. Dia kemudian memilih mematikannya.
“Apa yang telah kau lakukan padaku?!” pekik Jillian, dengan air mata yang membasahi hampir setengah pipinya.
Victor sebelumnya sudah menduga respon semacam ini pasti akan didapatkannya ketika bangun pagi ini.
“Bagaimana mungkin kau bisa melupakan kegilaan seperti apa yang kau lakukan semalam,” ucap Victor.
Jillian membulatkan matanya yang dipenuhi kilatan amarah. “Apa maksudmu brengsek!” pekiknya emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flow of My Life [END]
Roman d'amourKetika Ibunya meninggal saat itulah hidup Jillian mulai berubah. Rumah semakin terasa seperti tempat asing baginya karena satu-satunya sosok orang tua di dalamnya tak berperan sebagaimana seharusnya sosok Ayah bersikap kepada putrinya. Dia tumbuh da...