02. Who Are You?

2.1K 264 18
                                    

⚛️ SIAPA KAU? ⚛️

Tubuh Jillian kian menegang saat berkali-kali mendengar nominal uang disebutkan oleh pria-pria yang saat ini duduk berkerubun di masing-masing mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuh Jillian kian menegang saat berkali-kali mendengar nominal uang disebutkan oleh pria-pria yang saat ini duduk berkerubun di masing-masing mejanya. Jillian takut, benar-benar takut. Melihat bagaimana orang-orang itu bereaksi saat melakukan transaksi laknat ini, dia benar-benar takut. Jillian panik, seluruh wanita di sebelahnya sudah berhasil terlelang dengan harga tinggi. Sekarang ini hanya tinggal dirinyalah di sini yang masih terombang-ambing, tepatnya lelaki-lelaki di hadapannya ini tengah gencar saling melemparkan nominal uang untuk mendapatkannya.

Dia terlonjak dan semakin ketakutan saat seluruh mata menatapnya apalagi ketika,

"Nona J."

Orang-orang di sana langsung bergemuruh saling mengungkapkan pendapat. Jillian bertanya-tanya kebingungan, kemudian dia menjadi panik saat pembawa acara mendekat dan berdiri di sampingnya.

"Dia wanita spesial malam ini, hadirin semua diperkenankan untuk menawarnya dengan harga yang setinggi-tingginya," kata pembawa acara.

Mata Jillian membulat sempurna, ini bagiannya?

"3 juta!" ujar seorang pria, menjadi pembuka.

"Oke 3 juta," tanggap pembawa acara.

"4 Juta!"

"6 Juta!"

"7 Juta!"

Jillian meringis di dalam perasaan ketakutannya, dia merasa sangat tidak percaya dengan semua ini, bagaimana mungkin mereka mengeluarkan kocek sebesar itu hanya untuk menidurinya dalam waktu satu malam.

“10 Juta!”

“10,5 Juta!”

Jillian menggeleng, dia semakin takut, semakin besar nominal uang yang dia dengar semakin besar dia menunduk dengan tangan yang basah karena keringat dingin.

Jillian menggigit bibirnya merasa benar-benar takut, matanya bahkan saat ini sudah mulai berkaca-kaca dan sedetik kemudian cairan itu mulai meluruh. Kenapa takdirnya benar-benar seburuk ini? Apa belum cukup penderitaannya yang kemarin, apa dengan berakhirnya dia di tangan pria hidung belang ini adalah penderitaan yang selanjutnya sebelum menghadapi penderitaan seterusnya. Karena dia yakin setelah ini hidupnya akan lebih hancur dan buruk.

Jillian menangis dengan nafas tercekat, terasa mencekiknya lama-kelamaan. Dia begitu panik, mana kala lontaran nominal uang untuk lelang dirinya sudah tak terdengar lagi, apakah ini akhirnya?

The Flow of My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang