17. Meet

1.2K 169 17
                                    

⚛ BERTEMU ️⚛️

Kondisinya yang kembali membaik bukanlah sebuah angin segar untuk Jillian, justru dirinya benci akan kesembuhannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisinya yang kembali membaik bukanlah sebuah angin segar untuk Jillian, justru dirinya benci akan kesembuhannya ini. Sembuh, dan dia kembali bebas, bebas dalam artian kembali dipertemukan dengan permasalahan perguruan tingginya, jangan lupakan satu fakta bahwa dia masih berstatus sebagai mahasiswa semester akhir, mengejar skripsi yang menjadi beban permasalahan baru untuknya saat ini.

Batinnya lelah, gairah semangat mudanya hilang entah kemana, tak ada lagi kemauan besar dalam dirinya untuk menyelesaikan pendidikan yang sebenarnya percuma dan sia-sia saja dalam keadaan dan kondisinya saat ini. Memangnya apa yang bisa dirinya lakukan dalam jeratan pengawasan Victor. Jillian sakit lahir dan batin, sampai rasanya dia ingin lenyap saat ini juga. Beberapa saat lalu ketika dirinya bertemu dan berpapasan dengan sosok Calvin. Seharusnya tadi dirinya memintai bantuan pada pemuda itu untuk membawanya pergi dan lepas dari tawanan Victor, bukan malah berpamitan pergi untuk pulang seperti ini.

Kenapa rasanya sulit sekali melakukan itu. Jillian hanya takut, takut mendengar reaksi Calvin nantinya saat mendengar cerita hidupnya selama beberapa bulan terakhir ini. Sekarang dirinya benar-benar putus asa, semakin hari harapan hidupnya di dunia ini semakin hilang pula. Rasanya dia cukup lelah untuk kembali menangis, air matanya bahkan tak bisa lagi keluar, dia lelah terus mengeluarkan air mata. Tak ada sosok yang mampu mengerti, menjadi tumpuannya untuk tetap bertahan dan memberinya kalimat positif untuk tetap semangat menjalani hidup. Jillian butuh itu, tapi tak ada satupun orang yang bisa dirinya harapkan. Nyatanya dia hanya sendiri.

Dengan rasa gundah dalam hatinya, lantas tangannya meraih pegangan pintu mobil yang tengah ditumpanginya saat ini. Mencoba membukanya barang kali bisa dirinya buka untuk melemparkan diri keluar dengan harapan mati di tempat. Tapi sungguh disayangkan, pintu terkunci. Sepertinya dirinya harus bertahan dan diam sampai berada di rumah nanti. Kendati hal tak terduga dan mengejutkan di dapatinya saat sampai di kediaman Victor, dia meliriknya saat mobil berlalu memasuki gerbang rumah. Meski mobil telah masuk begitu jauh Jillian tak sama sekali memutus pandangannya dari sosok di depan gerbang tadi.

"Callista," gumamnya.

"Nyonya apa sesuatu terjadi?" tanya James dari kursi bagian supir di depan.

"Wanita itu …." Jillian masih pada pikirannya mengenai sosok wanita yang dilihatnya tadi.

"Siapa?" tanya James mengernyit.

"Di depan gerbang tadi, apa kau bisa memastikannya?" ujar Jillian.

James kemudian keluar dari dalam mobil untuk memeriksa apa yang dikatakan Jillian barusan. Sekitar 10 meter dari posisi mobil terparkir menuju gerbang.

The Flow of My Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang