HYUNJIN membunyikan bel rumah keluarga Bahng. Untuk beberapa alasan dia tidak memberitahu Chan bahwa ia main ke rumahnya. Menunggu beberapa saat sampai akhirnya pintu tersebut terbuka. Seorang wanita seumuran Ibunya—yang dia kenal sebagai Ibu Chan tersenyum lebar padanya. Memeluk dirinya seakan-akan sedang memeluk bocah.
"Oh, astaga! Ini benar-benar kau, Hyunjin! Ayo masuk, masuk. Di luar mulai gelap." Sebelumnya Minjee diberi tahu oleh Areum bahwa Hyunjin akan berkunjung ke rumahnya.
Hyunjin dibawa masuk oleh Minjee, mereka masuk ke dalam rumah yang tampaknya sepi tanpa ada siapapun selain mereka. "Di mana Chan—maksudku ... Kak Chan?"
"Dia masih di sekolah, mungkin saja sedang di jalan."
Hyunjin mengulum bibir lalu mengangguk paham. "Aku belum memberitahunya bahwa aku di sini."
Minjee tergelak geli. "Tidak usah. Jangan beritahu dia dan biarkan hal ini sebagai kejutan!" Minjee kemudian merangkul tangan Hyunjin. "Hyunjin, ayo kita masak untuk makan malam!"
10. Menginap di rumah teman (Chan)
Rahang Chan hampir jatuh melihat siapa yang sedang menata makanan di atas meja bersama Ibunya, itu Hyunjin! Sialan! Chan diam-diam mencium seragamnya yang bau keringat, mendadak dia tidak mau mendekati mereka dalam jarak lima meter—itu berlebihan tapi tubuhnya tidak mau mendekati Hyunjin.
"Hei, anak Ibu sudah pulang!" Minjee berseru membuat Hyunjin langsung mendongak dan tersenyum lebar padanya.
"Kejutan!" seru Hyunjin diakhiri gelak tawa.
Alis Chan menyatu, masih tidak mau mendekati mereka dan lebih memilih berada di ambang pintu dapur yang menyatu dengan ruang makan. "Ada acara apa ini?"
"Hyunjin akan menginap."
Chan menatap Hyunjin meminta penjelasan.
Hyunjin merotasi matanya. "Bagian dari list." jelas Hyunjin singkat
Chan mengangguk paham lalu berjalan menuju kamarnya yang terletak di ujung lorong—memang sengaja karena dia lebih suka kamar yang menghadap langsung ke taman belakang rumah, karena sejuk dan juga dia bisa bebas mendengarkan musik klasik dengan volume kencang.
Chan menutup pintunya rapat-rapat. Ia langsung buru-buru mencari majalah porno yang dia taruh di kolong tempat tidur ke tempat yang lebih aman. Lalu dia mengendus-endus aroma kamarnya, Chan meringis, dia mencari semprotan pengharum ruangan dan menyemproti ke setiap sudut kamarnya. Chan kemudian mengadah melihat AC yang di mana ada pengharum ruangan menggantung di sana, tanpa banyak basa-basi dia mulai menyalakan AC dengan suhu sedang agar kamarnya tetap wangi.
Sial. Padahal Hyunjin hanya menginap saja, belum tentu Hyunjin tidur di kamarnya 'kan?! Kenapa dia jadi seperti ini?!
Chan kemudian merapikan meja belajarnya menjadi tertata rapi lalu merapikan kasurnya sampai tidak ada kerutan sedikitpun. Setelah itu dia merapikan rak bukunya. Setelah dirasa cukup rapi, Chan menaruh tas sekolahnya di atas meja belajar dan mulai mandi.
Mandinya Chan tidak lama. Dia hanya membiarkan air shower jatuh ke atas kepalanya dan memakai sabun cair, lalu menyikat gigi dan memakai shampoo. Setelah itu Chan memakai baju lengan sesikut serta celana panjang biasanya. Sambil keluar dari kamar, dia menggosok rambutnya dengan handuk. Kaget sendiri karena Hyunjin sudah ada di atas kasurnya sambil membaca komik. Syukurlah majalah porno sudah disingkirkan.
"Kenapa tidak bilang?" Chan bertanya lalu duduk di kursi meja belajarnya.. Padahal jika Hyunjin memberitahunya lebih dulu, mungkin Chan akan buru-buru pulang. Bukannya berkutat dengan proposal tugas.
![](https://img.wattpad.com/cover/325288189-288-k828746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Die - Chanjin [END]
FanfictionChan menatap selembar kertas di tangannya yang isinya merupakan 'list keinginan' Hyunjin sebelum meninggal dunia.