If I Die 10 [THE END]

751 80 13
                                    

20. Menyanyi bersama pacar dan teman-teman.

Atas izin dokter Jihoon serta orang tuanya, dan kepala sekolah Cheongdam, akhirnya Hyunjin diperbolehkan untuk menyanyi di ruang latihan tari milik Cheongdam. Ia akan menyanyi bersama teman-temannya, termasuk Chan, Minho, dan Seungmin yang ikut serta.

"Jadi ... cita-cita kamu itu jadi idol, ya, Hyun?" saat pertama kali ia bertemu dengan Felix, topik pemicaraan mereka adalah cita-cita. Dan Hyunjin mengatakan pada Felix bahwa cita-citanya adalah menjadi seorang idol.

Hyunjin mengangguk. "Iya. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga mau jadi idol!" Felix menjawab dengan antusias. Senyum lebarnya terbentuk, matanya berbinar dengan indah. Manik hitamnya berpendar di antara tali takdirnya.

Lalu Hyunjin membalas dengan riang juga. "Benarkah? Kalau begitu, ayo kita sembuh dan jadi idol bersama-sama!"

Kini Hyunjin menatap satu kursi kosong yang seharusnya diisi oleh Felix. Ia menyisakan satu tempat kosong untuk Felix. Ia yakin kalau Felix ada di sini dan mengisi kursi itu meski mereka hanya bisa melihat udara kosong saja.

"Hei," Chan memegang bahunya, menatapnya dengan sorot mata yang berusaha kuat—seribu satu ungkapan yang tidak bisa ia jelaskan. Ada kesedihan di sana. Saat Hyunjin menatapnya, Chan baru kembali bicara. "Kamu baik-baik saja? Atau perlu istirahat dulu?"

Hyunjin memegang tangan Chan kemudian menggelengkan kepalanya. Bibir pucat itu tersenyum. "Tidak usah. Aku masih kuat."

Chan meremas pelan lalu mengangguk. Ia berusaha tersenyum di depan kekasihnya. Berusaha untuk kuat, meski ia sendiri merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. "Baiklah. Baiklah," Chan bergumam pelan. Ia usap lembut punggung Hyunjin lalu mengecup pelipisnya. "Kalau ada yang sakit, tolong beritahu, ya?"

"Iya, Kak Chan."

Jawaban Hyunjin sontak membuat Chan terkejut. Pipinya langsung merona malu. "H-Hei. Kenapa tiba-tiba berubah?"

Hyunjin tertawa kecil. "Loh, kenapa? Aku hanya ingin saja. Untuk yang terakhir kalinya, aku ingin panggil kamu dengan sopan." balas Hyunjin seraya memeletkan lidahnya.

Chan ikut terkekeh. "Iya, gak apa-apa. Kamu mau panggil aku Serigala juga boleh."

"Hehehe. Bagaimana kalau Kak Serigala?"

"Unik sekali. Aku suka."

"Kak Chan?"

"Suka juga."

"Kak Christopher."

"Panjang. Tapi kalau kamu yang panggil, aku juga suka."

"Kak Chris?"

"Kayak bule, ya? Aku juga suka kok."

Hyunin tersenyum kecil. Ia memeluk Chan dengan hangat. Tiba-tiba, tapi Chan memeluknya balik. "Aku boleh panggil Kak Chan semau aku?"

Iris hitam itu berkaca-kaca. "Boleh, Hyunnie, boleh. Panggil aku apa saja, sesuka kamu."

"Oke. Lagunya sudah ketemu!" seruan dari dokter Jihoon membuat Chan dan Hyunjin melepaskan pelukan mereka.

Hyunjin melihat jelas kalau hidung Chan sedikit memerah. Ia tertawa kecil, bermaksud mencairkan suasana. "Jangan nangis. Dasar cengeng. Kayak aku bakal pergi jauh aja."

Kamu bakal pergi jauh, Hyun... Chan berdecak, tapi tidak mengatakan apa-apa. Lantas ia mengambil tempat duduk di samping Hyunjin.

Ada orang tuanya, orang tua Chan, Ayah Changbin, Jisu, dan dokter Jihoon yang menjadi penonton. Lalu yang menari di sini adalah Hyunjin, Chan, Minho, Changbin, Seungmin, Jisung, dan Jeongin. Lengkap. Hanya kurang Felix saja.

If I Die - Chanjin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang