Bian13

1.8K 200 15
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Waktu terus berlalu, sudah hampir dua jam namun pintu kaca di hadapannya tak kunjung terbuka. Tadi setelah beberapa saat berada di UGD tubuh penuh luka Bara dibawa keruang operasi guna menghentikan pendarahan hebat yang terjadi di beberapa bagian tubuh kecil Bara.

Dan disinilah sekarang sepasang ayah dan anak  yang terlihat kalut dalam keheningan. Bima dengan cemas menatap wajah pias milik anak sulungnya yang sejak tadi tak juga membuka suara.

Dan ketika  Bima mencoba untuk mengajak berbicara, Bian kewalahan menahan getar di bibir dan juga badan nya.

"Abi tenang.."

Hanya gelengan yang bisa Bian lakukan karena tubuhnya bergetar ketakutan. Bahkan kini kedua tangannya saling bertaut dengan gemetar. Pikirannya kacau, biar bagaimanapun bayang- bayang Bara yang tergolek dengan darah yang menggenang dibalik kepala juga darah yang keluar dari hidung mancung milik bara, Bian tidak bisa menghilangkannya.

"Ayah.."

Bian memanggil sang ayah dengan Lirih kedua manik kembar nya tak lepas menatap kosong pintu didepannya.

"Abi takut.." Bian mengangkat pandangannya, kini kedua mata indah itu tak henti mengalirkan air mata.

"Abi takut Bara pergi... Abi nggak mau kehilangan adik kecil, ayah.."

Bian tak mampu lagi mempertahankan kesadarannya. Usai mengucapkan itu kedua matanya terpejam dengan tiba tiba.

"Astaga Abi!!"

°°°


"Benturan yang dialami Bara cukup fatal"

Saat ini Bima duduk dihadapan Tyo dengan wajah cemas. Sudah hampir lebih dari sepuluh menit ia meninggalkan Bian sendiri menunggu Bara yang kini berada di ruang ICU.

Meski sempat tak sadarkan diri Dokter yang menangani Bian mengatakan jika Anaknya pingsan hanya karena shock dan kelelahan. Bukan hal buruk akibat penyakitnya yang kambuh.

Dan setelah sadar Bian dengan keras kepala ingin menunggu adiknya di ICU padahal kondisinya belum bisa dikatakan baik. Tapi Bima mengalah, karena menahan pun percuma. Bian yang tengah dalam mode keras kepala akan sulit untuk dibujuk.

Ngomong ngomong soal Bara, Entah bagaimana, operasi yang dilakukan belum bisa dikatakan berhasil karena kini keadaan putra bungsunya yang tidak stabil dan malah dinyatakan koma.

"Cedera dikepala cukup berat. Dan tingkat kesadaran Bara sangat tipis." Bima mengusap wajahnya kasar. Penjelasan Tyo membuat kepalanya terasa ingin pecah.

"Tolong selamatkan Bara.. Tyo, saya nggak mau kehilangan lagi."

"Pasti. Saya akan berusaha untuk kesembuhan Bara. Tapi..,"

SABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang