jungwon yang lagi tiduran itu dikagetkan dengan dentuman keras dari mejanya.
"anj-- eh jihan?! kagetin aja lu mah."
jihan baru aja naruh buku tugas sejarah dan biologi nya di atas meja jungwon, "tuh pr kemarin. buruan salin."
alih-alih langsung nyalin seperti biasanya, jungwon hanya terdiam menatap jihan tanpa bicara apa-apa.
sontak jihan tertegun sedikit. dia ngga bisa bohong kalau detak jantungnya berdegup lebih cepat. jihan buru-buru memutuskan kontak matanya dengan jungwon, lalu mengetuk buku tugasnya.
"n-nih buruan salin." ujar jihan, "ngga mau ya? yaudah deh--"
sebegitu jihan hendak pergi, dengan cepat jungwon menahan tangannya.
"han." panggil jungwon dengan nada datar.
jihan meneguk salivanya sesekali, lalu memberanikan diri untuk menatap jungwon, "ya?"
"gue salah ya?"
ucapan jungwon benar benar tidak bisa jihan mengerti. ditambah ekspresinya yang juga berubah drastis dari biasanya.
jihan memprediksi kalau pertanyaan itu menjerumus ke hal yang sebetulnya ingin jihan hindari.
"maksudnya gimana, won?" tanya jihan lagi.
"perlakuan gue ke lo, salah ya? gue bikin lo salah paham ya?"
nah kan bener.
siapa pun tolong jihan, dia pengen lari sekarang juga. jungwon mode serius tuh ngga ada tandingannya.
"j-jungwon..."
"maaf. lo emang salah satu dari sekian cewek yang akrab sama gue, tapi lo harus tau satu hal kalau--"
"udah, won, ngga usah dilanjutin." jihan memotong ucapan jungwon, lalu melepas pegangan tangannya. "kita kan bestie? gue yang salah, soalnya gue yang anggep lebih."
jihan langsung bergegas keluar kelas tanpa mendengar penjelasan lebih lanjut dari jungwon.
jungwon menyusul jihan, sampai akhirnya mereka sama-sama berhenti di ujung koridor yang kebetulan banget lagi sepi.
"han, tunggu." ucap jungwon.
jihan noleh, "salah gue, won, ngga seharusnya gue punya perasaan lebih ke lo--"
"lo salah satu dari sekian cewek yang akrab sama gue lewat chat, tapi lo satu-satunya yang gue deketin secara langsung."
jungwon meluruskannya dengan cepat. dia ngga mau jihan salah paham lagi sama dia.
jihan mematung, pikirannya bercabang kemana-mana tentang maksud dari perkataan jungwon barusan.
"h-hah???"
jungwon terkekeh, "udah ngga usah dipikirin, yang penting lo udah tau."
akhirnya jungwon dan jihan jalan barengan ke kantin meskipun atmosfernya canggung banget. mereka berdua sama-sama diem, padahal detak jantungnya lagi berdegup sangat cepat.
"eh gue mau tanya, kenapa lo kirimin gue lagu menjadi dia? emangnya lo ngerasa dibandingin sama siapa?" tanya jungwon, sebenarnya dia udah penasaran dari lama.
"jeje." jawab jihan jujur, "waktu kelas 10 lo deket sama jeje. jeje suka kasih lo jawaban pr. makanya semenjak lo minta pr ke gue, gue langsung kasih."
jungwon ketawa, "love language gue bukan receiving assignment kali."
jihan ikut ketawa dengan lelucon spontan jungwon.
"terus love language lo apa dong?" tanya jihan.
secara mengejutkan jungwon meraih tangan jihan dan menautkan jemari satu sama lain.
senyum jungwon mengembang, "physical touch, han. gue izin gandeng tangan lo ya?"
kalau bisa loncat mah jihan loncat sekarang juga terus roll depan roll belakang SAKING SYOK NYA.
"jungwon..." jihan ikut senyum, tapi pipinya memerah.
jungwon ini gak ada aba-aba banget.
"ngga usah menjadi orang lain atau nunggu 1000 tahun lamanya. gue suka karena nyaman dan gue nyaman karena orangnya itu lo, jihan."
- songfess -
LEBIH LUCU DOUBLE J KANNN 😭😭💗💗💗
besok aku update lagi yaa!
KAMU SEDANG MEMBACA
songfess, ni-ki ✓
FanficRiki pernah bilang, program "songfess" yang diadakan oleh OSIS ini tidak menarik. Namun siapa sangka, dia menerima banyak sekali lagu jatuh cinta dari seseorang. nishimura riki from enhypen written by hoonestvee, 2022. ✰