7

695 83 4
                                    

Disebuah tempat yakni, Sungai Han terdapat sosok remaja yang kini tengah menatap kosong pada hamparan sungai mengalir. Ia juga melempar batu kerikil ke sungai untuk membuang rasa bosan. Mungkin hari ini adalah hari terakhir baginya untuk melihat keindahan Sungai Han.

Sosok itu juga sempat menatap disekelilingnya, melihat orang-orang yang sedang menikmati waktu liburan bersama orang-orang terdekatnya. Mereka menunjukkan ekspresi yang terlihat bahagia serta diiringi oleh canda tawa. Tidak seperti dirinya, hanya bisa memperhatikan dengan tersenyum miris.

Jika, boleh jujur ia juga sangat merindukan keluarganya. Dulu sekali saat dirinya masih kecil tak jarang kedua orang tuanya sering mengajak liburan disekeliling negara Korea Selatan bahkan ke luar negeri. Sedangkan, sekarang ia hanya memiliki kakak kandung satu-satunya yang tidak lain adalah Park Min Seok.

Baginya, group NCT adalah keluarga yang kedua. Karena, bagaimanapun dirinya sering mendapatkan perlakuan hangat dari membernya. Sejujurnya, ia juga sangat merindukan moment kebersamaan dengan semua membernya.

"Hyung-deul, aku sangat merindukanmu." gumam sosok tersebut dengan lirih. Tanpa permisi air mata Jisung kini kembali menetes dipipinya. Sungguh sangat menyedihkan bukan?

"Mungkin hari ini adalah hari terakhirku bisa melihat kalian semua, walaupun aku sering memperhatikan kalian dari kejauhan. Semoga kalian merasakan bahagia dengan kembalinya Winwin hyung. Hyung-deul, tolong ma'afkan Jisungie. Ma'afkan semua kesalahan Jisungie sebelumnya." lanjutnya dengan suara lirih.

Sehingga, tubuhnya terjatuh ditanah karena tidak bisa menopang tubuhnya. Bahunya terlihat bergetar, dengan kepalanya yang sedang menunduk. Terdengar isakan kecil yang keluar dari bibirnya.

🐹🐹🐹🐹🐹

Keesokan harinya, Jisung dan Minseok kini telah berada dibandara Gimpo, Korea Selatan untuk menuju perjalanan ke China. Tubuh Jisung kini dibaluti oleh jaket tebal dari pemberian Renjun ditahun lalu dan celana jeans berwarna hitam. Serta syal yang terpampang dilehernya, mengingat cuaca dinegara Korea sangat dingin.

Sedangkan, Minseok memakai pakaian jaket berbulu dengan warna kuning serta celana training berwarna biru muda.

Saat menunggu pemanggilan dari pesawat terbang, Jisung tidak henti-hentinya memeluk kakak kandungnya yang duduk disebelahnya.

"Aku akan merindukan hyung tampanku ini." bisiknya tepat ditelinga Minseok.

Minseok yang tadinya fokus pada ponselnya, kini beralih menolehkan kepalanya pada bungsu. Ditatap dengan intens. Sejujurnya, ia paham apa yang dimaksud adiknya itu. Dalam artian, Jisung tidak bisa melihat wajah dirinya kembali. Minseok menghela nafas pelan lalu membuang wajahnya ke arah lain. Jika, boleh jujur ia belum siap untuk menghadapi Jisung kedepannya. Berkali-kali dirinya menentang keputusan Jisung. Namun, lagi-lagi dirinya kalah telak dengan Jisung. Jisung tetap pada pendiriannya.

"Hyung memang sudah tampan dari dulu. Kamu tahu itu, kan?" goda Minseok pada adiknya. Sembari mencolek dagu Jisung. Sehingga membuat Jisung mencebikkan bibirnya. Dan itu membuat Minseok terkekeh.

"Kalau hyung memang tampan. Sudah pasti sekarang hyung sudah menikahi gadis." ujarnya dengan tersenyum lebar. Ucapan Jisung membuat Minseok tercengang bahkan matanya pun tidak berkedip. "Bukankah banyak gadis yang menyukai hyung tampan ini. Sudah dipastikan gadis diluaran sana akan memilih seorang pria yang memiliki banyak uang." lanjut Jisung serta memainkan alisnya. Lagi-lagi Minseok dibuat shock dengan penuturan Jisung.

"Apakah adik hyung sekarang sudah pintar menggoda hyung sekarang? Hm." sahut Minseok, sambil melepaskan tangan adiknya yang sedari tadi memeluk tubuhnya. Lalu, tangannya bersedekap didadanya sembari memicingkan matanya.

ANGEL EYES || PARK JI SUNG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang