Hari sudah berganti pagi. Tampak sosok tersebut terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya. Dan jam itu menunjukkan pukul 09.15 CST. Sosok tersebut memperhatikan disekeliling ruangan. Didalam ruangan tersebut hanya ada dirinya dan sosok yang kini terbaring lemah dibrankar Rumah Sakit.
Ya, dia adalah Shotaro yang semalam berada diruangan Jisung. Dan diatas brankar adalah Jisung.
"Pukul berapa Winwin hyung melaksanakan operasi?" tanya Shotaro pada dirinya sendiri, sembari menggaruk tengkuknya yang gatal.
"Kemana perginya Jungwoo hyung?" tanya Shotaro lagi. Lagi-lagi Shotaro bertanya pada dirinya sendiri.
Shotaro berjalan mendekat ke arah brankar. Ia mengusap kepala maknaenya.
"Selamat pagi uri maknae." gumamnya pelan. Walaupun dia tahu jika Jisung tidak bangun. Mata Shotaro tidak luput memperhatikan wajah damai Jisung yang kini tertidur. Walaupun kedua matanya sedang dibaluti dengan kasa.
"Apa yang harus ku katakan kepada Winwin hyung nantinya? Kalau dia mencarimu, Jisung-ah. Winwin hyung akan merasa bersalah dan marah kepadamu. Jika, kamu mendonorkan matamu untuknya." lirih Shotaro pelan. Kemudian ia mengecup dahi Jisung dengan singkat. Lalu, pergi ke kamar mandi.
Baru saja Shotaro masuk ke dalam kamar mandi. Jungwoo dan Doyoung membuka pintu ruangan Jisung lalu segera masuk ke dalam ruangan tersebut. Tangan Doyoung membawa paperbag yang berisi sarapan untuk mereka bertiga.
"Ngomong-ngomong Shotaro dimana?" tanya Doyoung yang tidak melihat keberadaan Shotaro.
"Mungkin ditoilet, hyung." jawab Jungwoo lalu duduk disebelah Jisung. Sedangkan, Doyoung meletakan paperbag diatas meja nakas.
"Jungwoo-yya, menurutmu apakah Jisung akan sembuh setelah mendonorkan matanya untuk Winwin?" tanya Doyoung lalu mendudukkan dirinya disofa.
Jungwoo menanggapi dengan gelengan kepalanya. Tanda bahwa dirinya tidak tahu. Tangan Jungwoo mengusap lengan Jisung.
Doyoung menghela nafas, lalu matanya menatap Jisung dengan tatapan yang begitu dalam.
"Tadi fajar dokter Wu datang keruangan ini dan mengatakan bahwa Jisung tidak bisa sembuh. Dalam artian Jisung tidak bisa melihat seperti semula bisa dikatakan Jisung mengalami buta secara permanen. Dan Jisung hanya bertahan hidup 20%. Mungkin hanya kecil baginya untuk sembuh. Apalagi belum mengalami kelumpuhan dan pembengkakan pada mata pasca mendonorkan matanya. Kurasa Minseok hyung belum mengetahui semuanya, hanya sebagian saja." jelas Shotaro yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Membuat kedua member lainnya menatap Shotaro dengan intens dan mendengarnya dengan seksama.
"Tapi, saat masih fajar aku tidak melihat kedatangan dokter Wu masuk ke dalam ruangan ini." sahut Jungwoo sembari mengerutkan dahinya.
"Dokter Wu datang pada saat kamu keluar dari ruangan Jisung. Sebelum pukul 5 pagi. Dia datang karena ingin mengecek kondisi Jisung." tutur Shotaro pelan. Jungwoo hanya menganggukkan kepalanya.
"Lalu, dimana Minseok hyung?" tanya Doyoung yang sedari tadi mencari keberadaan kakak kandung Jisung.
"Masih dihotel mungkin. Aku bahkan tidak melihatnya sejak semalam." jawab Jungwoo pelan.
"Doyoung hyung, jadwal operasi Winwin hyung pukul berapa?" tanya Shotaro sembari berjalan mendekat ke arah brankar Jisung.
"Pukul 2 siang nanti." jawab Doyoung seadanya. Lalu, menidurkan tubuhnya disofa.
"Apakah mereka tidak curiga dengan kita, hyung? Karena kita berada diruangan Jisung. Bahkan mereka tidak tahu kalau Jisung dirawat disini." sahut Shotaro lagi kepada kedua hyungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL EYES || PARK JI SUNG [END]
Fanfiction"Appa, eomma. Jisungie sangat merindukan kalian berdua." lirihnya. "Minseok hyung. Apakah kamu tidak merindukan Jisungie? Hyung jahat!" "Jangan menangis, Jisung-ah." ujarnya sambil tersenyum lembut. "Apakah kamu tahu? Hyung sangat tidak menyukai Jis...