Keesokan harinya. Seperti yang dikatakan oleh Taeyong sebelumnya. Member NCT kini tengah berkumpul di dorm NCT 127, untuk berangkat ke pemakaman Jisung. Dan mereka juga membawa bunga berbagai macam-macam.
Sekarang member NCT juga sedang menunggu kedatangan manager. Jaemin tidak berhenti menangis, sejak semalam. Jujur saja ia benar-benar merasa menyesal. Mungkin bukan hanya Jaemin saja tapi dengan Chenle, Taeil dan Yang Yang. Mereka bertiga inilah yang membuat member lainnya untuk menjauhi Jisung pada awalnya. Ditambah dengan terjadinya kesalahpahaman.
Bahkan Winwin merasa malas jika dirinya harus berdiri disamping member WAYV. Jadi, Winwin lebih memilih berdiri disamping Doyoung dan Jungwoo.
"Seharusnya, mereka tidak menyesal hari ini. Bukankah akan menyenangkan jika mereka pergi berpesta untuk merayakannya dan tertawa puas." sindir Winwin. Winwin benar-benar memiliki rasa dendam yang selama ini dia simpan.
Bahkan yang disindir pun hanya menundukkan kepalanya.
"Asal kalian tahu. Sebelum aku melaksanakan operasi. Jisung selalu datang ke ruanganku untuk menamaniku, yang pada saat itu aku sedang merasa bosan. Bahkan Jisung sempat menuntunku pergi ke taman saat dirumah sakit. Kalian akan mengira bahwa Jisung tidak pernah menjenguk ku? Itu salah. Jisung diam-diam menjenguk ku tanpa sepengetahuan kalian. Ah! Salah, lebih tepatnya Taeil-ssi dan Yang Yang-ssi. Walaupun aku tidak bisa melihat, tapi aku bisa merasakan dengan sentuhan. Dan lagi sehari sebelum operasi, Jisung memelukku. Karena, itu atas permintaannya sendiri. Dan aku sama sekali tidak merasa curiga. Namun, setelah perkataan dari hyung kandung Jisung hari kemarin. Aku seperti memeluk Jisung, yang dimana pada saat itu, untuk yang terakhir kali. Dari situlah aku sadar." jelas Winwin penjang lebar. Bahkan air matanya tengah menetes dan membasahi pipinya.
Penjelasan Winwin membuat member NCT terdiam. Lalu, ingatannya kembali muncul, pada saat pertama kali Jisung tidak menghadiri latihan.
"Jaemin-ah, aku tidak menyangka. Kamu sekejam itu dengan Jisung. Hyung fikir kamu adalah member Dream yang paling tahu apapun tentang Jisung. Lalu, mengapa kamu tidak mencoba Jisung untuk berbicara saat insidenku? Apakah kamu dihasut oleh mereka bertiga?" tanya Winwin sembari menatap Jaemin dengan alis yang terangkat.
Jemin hanya diam dan menundukkan kepalanya. Rasanya sulit untuk menjawab pertanyaan Winwin. Baginya, pertanyaan itu merasa tertohok.
"Ck, mulus juga rencanamu!" ujar Winwin yang masih menyudutkan ketiga member NCT.
"Winwin-ah, berhentilah untuk tidak terus menyudutkan mereka. Mereka tahu telah melakukan kesalahan. Tolong ma'afkan mereka, hm." sahut Yuta pelan sembari menatap belakang ke arah Winwin.
Winwin tertawa sarkas dan menepuk tangan, lalu menatap tajam pada Yuta, "Mema'afkan mereka? Huh! Semudah itu? Lalu, bagaimana dengan perasaan Jisung yang sudah berbulan-bulan? Mengapa kamu tidak berkata, seperti yang kamu ucapkan kepada mereka saat ini?" bentaknya.
Yuta menghela nafas pelan, kemudian menatap mata Winwin dengan intens. "Jisung pastinya tidak akan suka, jika kamu memiliki rasa dendam kepada mereka." sahutnya dengan nada lemah.
Ucapan Yuta, membuat Winwin terdiam sejenak. Lalu, mengalihkan matanya ke arah lain. Mungkin untuk menetralkan emosinya dan nafas yang saat ini tengah memburu. Doyoung yang berada disebelah Winwin mengelus punggung Winwin.
"Hyung tahu, kamu merasa kecewa dengan mereka. Tapi, Jisung juga akan kecewa jika kamu membalas dendam untuknya. Jisung tidak suka dengan balas dendam. Kamu tahu, bukan? Winwin-ah, Jisung ada disini." ucap Doyoung sembari menunjukkan tanganya ke dada Winwin. Seolah-olah mengatakan jika nyawa Jisung telah berada dihati Winwin. Winwin seketika mendongak ke atas langit.
Taeyong yang berada disamping kanannya, menepuk bahunya sembari tersenyum tipis. Dan menggelengkan kepalanya, untuk tidak menyudutkan maupun menyindir membernya lain. Yang ada justru permasalahannya tidak akan segera selesai. Dan tanpa aba-aba Winwin memeluk Taeyong bahkan menangis dipelukan Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL EYES || PARK JI SUNG [END]
Fanfiction"Appa, eomma. Jisungie sangat merindukan kalian berdua." lirihnya. "Minseok hyung. Apakah kamu tidak merindukan Jisungie? Hyung jahat!" "Jangan menangis, Jisung-ah." ujarnya sambil tersenyum lembut. "Apakah kamu tahu? Hyung sangat tidak menyukai Jis...