a Reason 0.8
Banyak yang ingin kukatakan, namun rasa takut yang menyerang ku secara tiba tiba membuatku diam seketika. Pemuda itu hanya menatapku dalam diam, pandangan mata tajam itu dilayangkan padaku. Ku mundurkan langkah ku secara berlahan, aku memutuskan untuk berlari jika jarak yang ku buat dengan'nya cukup jauh. Namun pemuda itu terus menuju kearah ku, aku menutup mataku untuk sesaat, sampai aku merasakan tangan'nya masuk kedalam saku celana ku. Dan saat aku membuka mata pemuda itu sudah tidak ada. Holy shit jangan bilang kalau selama ini yang aku lihat itu adalah hantu, rasa pusing menyerang ku aku harus segera pulang sebelum ada kejadian aneh lagi yang menimpaku, dan aku yakin seratus persen pemuda tadi pasti hantu mungkin?. Dan saat ku ingat bahwa entah hantu atau pemuda tadi memasukan tangan'nya ke dalam saku celana'ku. Aku dengan tergesa memeriksa'nya dan ternyata itu pisau milikku yang sudah di ambil oleh ayahku. Kenapa itu bisa ada padanya ? Aku harus menyembunyikan ini ayah atau siapapun itu tidak boleh ada yang tau.
16.00
Saat sampai rumah tadi aku segera masuk kedalam kamar dan tidak keluar sama sekali. Sudah selama 7 jam aku di dalam kamar entah kenapa aku merasa gelisah, dan juga aku merasa ada yang mengawasi ku apakah hantu pemuda itu yang mengawasi ku. Tapi jujur saja dia terlihat nyata untuk di bilang hantu, ataukah dia punya semacam kekuatan super. Ohhh bisa gila aku
Tok tok tok
" Loeyn? Kamu di dalam sayang? "
Suara ketukan pintu dan juga ibuku menyadarkan ku akan ketakutan yang sedang menderaku. Ku buka pintu dengan berlahan dan juga memasang ekspresi wajah yang se'biasa mungkin untuk menghindari kecurigaan ibuku." Ada apa mom ? "
" Ada kejadian buruk lagi sekolah bukan ? Berita menyebar dengan cepat, Kamu baik baik saja tidak ada yang terluka? "
" Ya, Ashlee dia temanku dan ya aku baik baik saja hanya sedikit takut. Sekolah diliburkan selama 1 Minggu "
" Syukurlah, bukan kamu yang terluka , ingat loeyn jangan pergi keluar rumah sendirian apa kamu mengerti. Pembunuhnya masih berkeliaran di sekitar, Daddy dan polisi yang lain belum mengetahui siapa pelakunya. Aku takut sesuatu hal yang buruk terjadi padamu ".
" Mom aku yakin Daddy pasti akan segera mengetahui siapa pelakunya. Dan juga Daddy pasti akan melindungi kita ".
Jujur di dalam hatiku aku tidak yakin jika pelaku pembunuhan itu akan segera ditemukan. Aku hanya berharap semoga jika ada yang meninggal lagi itu bukan aku atau keluarga'ku.
Makan malam kali ini di lalui dengan keheningan, tidak ada yang berucap sama sekali kulihat raut muka ayah terlihat tertekan. Pasti sangat sulit hari ini untuknya, masalah satu belum selesai sudah ada masalah lain yang datang. Dan raut muka ibuku yang sama tertekan'nya seperti ayah, aku ingin membantu namun sungguh sejujurnya aku sedikit takut. Pemuda itu, ya pemuda itu pasti pelaku'nya, tapi aku tidak punya barang bukti, apa yang harus ku lakukan. Untuk sesaat aku mengingat akan pisau yang masih ada di saku celanaku, aku memutuskan untuk segera menghabiskan makan malam ku dan kembali ke kamar.
" Mom, dad aku akan kembali ke kamar "
" Emm ya tentu, cuci tangan, jangan lupa sikat gigi dan segeralah tidur ".
Ku kunci kamar dan memastikan bahwa ayah dan ibu belum naik kelantai atas. Ku ambil pisau lipat milikku yang di berikan oleh pemuda tadi dengan hati hati. Ku perhatikan dengan lebih jelas lagi, dan ya ini milikku tapi bagaimana mungkin. Ku buka pisau lipat itu dengan berlahan,,, ,,, ,,,
Apa ini, *I found you *
Ku lembar pisau lipat itu kebawah ranjang ku dengan kasar badan ku terasa bergetar dengan hebatnya, apa maksudnya itu ? siapa sebenarnya pemuda itu ? ku paling'kan pandangan ku dengan gusar ke arah jendela yang berada di kamarku ku lihat pintu jendela belum tertutup saat aku akan menutup jendela tersebut aku melihat pemuda tadi ada di bawah di sebrang jalan rumah ku menatap ku masih dengan pakaian sekolah dan juga earphone yang terpasang di telinganya. Dan tanpa sadar aku berteriak sangat keras dan berjalan mundur lalu meringkuk di sudut ruangan, ku dengar langkah kaki menuju ke kamarku itu pasti ayah dan ibu. Aku mendengar suara ayah dan juga ibu sambil menggedor-gedor pintu dengan keras. Rasa takut yang menyerang ku membuat ku menghiraukan semuanya dan hanya bisa berteriak sambil menangis tersedu-sedu. Ayah yang sudah tidak sabar segera mendobrak pintu kamarku lalu melihat ku meringkuk sambil menangis di sudut kamar. Ayah merangkul ku menuju dekapannya menenangkan ku dengan usapan lembut di rambutku. Ku dengar suara ibu yang menanyakan perihal apa yang membuatku menangis seperti ini, namun aku diam sambil masih menangis tersedu-sedu. Ayah melihat ke sekeliling kamarku dan melihat jendela kamar ku yang terbuka, ayah berniat menutup'nya dan setelah sampai di depan jendela aku berucap dengan lirih sambil tersendat sendat di dalam pelukan ibuku
" Pemuda itu ada di bawah sana Daddy i'm scary "
" Apa maksudmu tidak ada orang sama sekali di bawah sana "
" No, aku melihatnya tadi, dia berdiri di sebarang jalan dan melihat ku dad, dia melihat ku ".
Setelah aku berucap seperti itu kurasakan pandangan ku berputar sebentar sebelum aku tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya. . .
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Mystery / Thriller" apa yang terjadi ?, siapa dia ?, " apa yang harus ku lakukan, saat aku mengetahui semuanya, otakku terasa kosong aku tidak bisa berfikir sama sekali, akankah aku menjadi yang selanjutnya. . . . . apa yang membuat'nya melakukan ini semua ? , apa y...