a Reason 0.10
Seperti yang aku katakan kemari aku segera menghubungi Jeffery dan Jacob untuk datang ke rumahku, dan bagaimana bisa mereka tidak tau jika aku sedang sakit teman macam apa itu. Aku menunggu kedatangan mereka sekitar 7 menit dan ya mereka sudah sampai di halaman rumah. Mengingat jika kami bertiga satu perumahan tentu mereka cepat sampai kemari hanya dengan jalan kaki. Ku dengar suara kerusuhan dari luar sana yang di sebabkan oleh dua orang gila itu.
" Hey cepat masuk, apa yang kalian lakukan ". Aku berteriak dari jendela yang aku biarkan terbuka dan segera menyuruh mereka masuk.
Kriett..
Tanpa permisi terlebih dahulu Jeffery dan Jacob langsung masuk begitu saja di kamar ku sembari membawa camilan. Aku yakin pasti mereka akan membuat kamar ku kotor dan jangan lupa bermain PlayStation sepanjang waktu. Untung saja ayah dan ibu sedang tidak ada di rumah, jika mereka ada di rumah tamat sudah riwayat ku .
" Hey bro,What are you doing" Jacob
" Can't you see I'm sick "
" I think you look healthy" Jeffery
Entah kenapa aku bisa berteman dengan orang seperti mereka ya selain mereka tampan dan sedikit pintar tapi tidak sepintar dan setampan aku tapi tetap saja. Tidak ada kelebihan yang lainnya, baiklah akan aku perkenalkan teman teman ku ya walaupun hanya dua tapi itu yang bertahan paling lama, ya mau bagaimana lagi kita sudah berteman dari di dalam kandungan mungkin.
First
Jacob Barber
Dia tampan tapi sedikit gila, banyak hal yang bisa dia lakukan tapi percayalah sebenarnya dia itu ceroboh. Dan satu lagi Julukan Jacob adalah penggoda ulung, dia selalu menggoda perempuan atau laki laki manis namun setelahnya di lupakan begitu saja seperti tidak punya dosa saja. Ya walaupun aku dan dia sebelas dua belas tapi aku tidak segila itu, maybe?. Okey selanjutnya
Jeffery Martin
Yang satu ini tampan dan pintar tapi lagi lagi tidak setampan dan sepintar aku okey, apapun yang terjadi aku yang paling tampan dan pintar. Jeff mungkin terlihat tenang tapi itu hanya topeng saja sebenarnya dia mungkin bisa di bilang lebih gila dari pada Jac . Dan julukannya adalah ice prince huhh tidak sesuai kenyataannya tapi biarkan saja.
Akupun heran di antara kami bertiga kenapa hanya aku yang normal . Ya namanya juga nasib orang tampan dan baik jadi ya seperti ini. Baiklah cukup untuk perkenalkan dua teman ku sekarang kita lanjut ke cerita selanjutnya.
" Ada apa kamu menyuruh kami kemari? aku yakin jika hanya kamu sakit kamu tidak mungkin menyuruh kami datang " ucapan Jeffery menyadarkan ke ter'diaman kami. Dan mulailah aku menceritakan tentang semua kejadian yang aku alami, dari aku pertama kali bertemu pemuda itu di kala aku terlambat masuk ke sekolah, dan juga hal janggal saat kematian Derry dan juga Ashlee. Dan kejadian kemarin yang membuat ku selalu gelisah, aku menceritakan itu semua kecuali tentang pisau lipat yang aku punya tentu saja. Saat aku selesai menceritakan semuanya, kulihat raut wajah Jeff dan Jac terlihat tidak percaya akan apa yang aku alami. Inilah kenapa aku tidak menceritakan kepada ayah dan ibu pasti reaksi mereka sama seperti Jac dan Jeff. Apa yang harus aku lakukan, apa aku harus berdiam begitu saja jika saatnya aku menjadi korban. Sial aku merasa pusing lagi.
" Hey Loeyn, siapa nama pemuda itu " Jeffery
" Willison, kemarin mom bilang namanya Willison tapi kurasa tidak ada murid yang bernama Willison"
" Memang tidak ada bodoh, kalau ada aku juga pasti sudah tau, apa lagi kamu bilang dia manis pasti sudah menjadi korban ku " . Ucapan Jacob yang tidak serius membuat ku sedikit kesal, ku lembar kulit kacang ke Jacob guna menghentikan omong kosong'nya..
Dan akhirnya pertemuan ini sia sia, tidak mendapatkan masukan sama sekali, dan lihat mereka justru bermain PlayStation dan melupakan ku yang sedang sekarat, okey mari kita ralat ucapan ku, maksudku adalah aku sedang sakit ! ya sakit, aku merasa pusing okey dan mereka tidak memperhatikan ku. Kubiarkan mereka bermain sesuka mereka, dan yang ku lakukan hanya diam tiduran di kasur sembari melihat mereka.
Deg deg deg
Entah kenapa jantungku berdetak kencang secara tiba tiba seperti ini, ku palingkan wajahku ke arah jendela yang terbuka aku merasa ada yang mengawasi ku. Ku langkahkan kaki ku dengan tergesa menuju jendela dan, shit shit shit sedang apa pemuda pucat itu di sana, lagi lagi di ujung jalan apa dia mendengar apa yang aku ceritakan ke Jac dan Jeff. Aku menutup jendela dengan cepat dan menimbulkan suara yang membuat kedua teman ku mengalihkan pandangannya mereka ke arahku.
" Apa yang kamu lakukan Loeyn? " Ku hiraukan ucapan Jacob dan bejalan kesana kemari dengan gelisah. Jeff yang melihat tingkah aneh ku segera menuju ke arahku dan mencoba untuk menenangkan ku. Terlihat jelas wajah pucat ku dan badan yang bergetar hebat. lagi ! ya dan terjadi pada ku lagi. Aku tidak tau kenapa setiap melihat pemuda pucat itu aku selalu bereaksi seperti ini.
" Loeyn are you ok, You look messy, hey kamu kenapa? " Jeff berucap panik dan menyuruh Jac untuk mengambilkan ku minum di dapur dan juga jeff masih berusaha untuk menenangkan ku. Aku berucap lirih kepada Jeff yang ada di dekat ku
" I see it, pemuda pucat itu di sana, dia di bawah sana lagi Jeff, aku masih ingin hidup " setelah mendengar ucapan ku Jeff dengan panik menuju jendela dan membukanya dengan lebar dan yang terjadi, Jeff melihat seorang pemuda berdiri di ujung jalan menghadap rumah ku dengan kepala yang tertutup Hoodie. Ku dengar suara Jeff berteriak dan berjalan mundur ke arah ku, suara teriakan Jeff membuat Jac segera menuju ke kamarku.
" Jeff are you ok, apa yang kamu lakukan"
" Pemuda itu, aku melihatnya Jac dia di sana "
Aku dan jeff duduk di ujung ruangan sembari memeluk tubuh masing masing. Ku lihat Jac mencoba melihat apa yang ada di luar sana dan ....
"I don't see anyone".
Aku dan jeff melihat pemuda pucat itu dengan jelas namun Jac tidak Melihat siapa pun. Atau jangan jangan waktu Jeff berteriak pemuda pucat itu pergi dan alhasil Jac tidak melihatnya. Atau Jeff adalah korban selanjutnya yang dia targetkan setelah aku...
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Tajemnica / Thriller" apa yang terjadi ?, siapa dia ?, " apa yang harus ku lakukan, saat aku mengetahui semuanya, otakku terasa kosong aku tidak bisa berfikir sama sekali, akankah aku menjadi yang selanjutnya. . . . . apa yang membuat'nya melakukan ini semua ? , apa y...