a Reason 0.11
Aku Jeffery Martin umur ku 17 tahun aku berada di tingkat akhir senior high school. Aku mempunyai dua teman Loeyn dan Jacob kami berteman dari kecil, banyak hal yang telah kita lakukan entah kejahilan ataupun sedikit kenakalan pernah kita lakukan. Aku menyayangi mereka seperti saudara sendiri meskipun kami juga sering bertengkar karena hal hal kecil, tapi itu tidak membuat pertemanan kami hancur. Selama hidupku pun aku tidak pernah mengalami hal aneh sama sekali. Dan yang terjadi 2 hari yang lalu saat di rumah Loeyn benar benar membuat ku tidak habis pikir. Ku kira yang di ceritakan Loeyn hanyalah bualan semata, namun aku justru melihat secara langsung sosok pemuda itu. Dan yang membuat ku sedikit takut adalah saat Jacob bilang dia tidak melihat siapa pun di sebrang jalan kemarin. Aku mencoba untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa kejadian kemarin hanyalah kebetulan semata jika ada orang yang memang sedang berjalanan di area sekitar.
Sekolah memang libur satu Minggu, namun karena tugas yang banyak aku membutuhkan buku pelajaran untuk mengerjakan tugas ku. Dan ya lihat sekarang aku pergi ke perpustakaan yang ada di sekolah. Sebenarnya bisa saja pergi ke perpustakaan kota tapi jauh jika di tempuh jalan kaki kalau naik taksi pun mahal aku tidak punya uang, lebih baik uangku digunakan untuk membeli camilan untuk menemani mengerjakan tugas nanti. Sebenarnya aku ingin meminta tolong ibu untuk mengantar ku tapi ibu sedang ada acara yang tidak bisa ditinggalkan, dan ya aku terpaksa jalan kaki dan jalan pintas yang aku pilih adalah pergi ke sekolah yang lebih dekat daripada ke perpustakaan kota.
Aku tadi mengajak Jacob untuk mengantar ku ke sekolah tapi anak itu masih saja tidur, tadi malam Jacob memang tidur di rumah ku kami bermain PlayStation semalaman sampai lupa jika ada tugas yang harus di kumpulan saat masuk sekolah. Mengajak Loeyn kurasa bukan pilihan yang bagus mengingat pertemuan terakhir kami ada kejadian yang tidak mengenakan. Lagipula setelah kejadian itu Loeyn jatuh sakit lagi.
Ku langkahkan kaki ku di sepanjang lorong menuju ke perpustakaan dalam keadaan hening, hanya terdengar suara langkah kaki ku. Aku heran kenapa tidak ada polisi sama sekali di area sekolah, bukankah pelaku pembunuhan belum di temukan. Tapi sudahlah lupakan saja, aku hanya akan mengambil buku yang dibutuhkan sebentar lalu setelah itu pulang.
Tap tap tap
Ku hembuskan nafas ku dengan perlahan saat aku sudah di depan pintu perpustakaan, ku tatap pintu itu dengan kosong dan akhir'nya ku buka dengan pelan, kosong tidak ada siapapun tidak ada Mr Robinson yang biasanya selalu berjaga di perpustakaan. Suasana yang terasa aneh saat aku masuk ke dalam perpustakaan membuat ku dengan cepat menelusuri rak rak buku dan mengambil beberapa buku yang sekiranya itu dibutuhkan.
Saat aku sedang memilih buku, ku dengar suara langkah kaki menuju ke arahku. Tanpa sadar gerakan tangan ku semakin cepat , tubuhku bergetar dengan keringat yang mulai menetes didahi ku.
Diam !, itu yang ku lakukan sekarang saat tidak mendengar suara langkah kaki itu lagi. Ku paling'kan pandangan ku ke arah belakang dan
Dug , terjatuh dengan tidak elitnya saat melihat pemuda pucat berdiri di depan ku dengan earphone yang terpasang di telinganya. Aku memandangnya dalam diam sampai dia berucap .
" Hey, are you ok? Apa yang kamu lakukan di sini ? "
" Y i'm fine, hanya mengambil beberapa buku untuk tugas sekolah, apa yang kamu lakukan di sini juga ? "
" Mencari Mr Robinson aku ingin mengembalikan buku yang ku pinjam, tapi ternyata Mr Robinson tidak ada "
" Okey, "
Ku pandangi pemuda pucat itu astaga astaga dia sangat tampan dan manis walaupun sejujurnya menjurus ke cantik sih. Apa dia murid di sini tapi kenapa aku belum pernah melihatnya. Lihatlah kulit putih ,badan ramping, hidung mancung, dan bibirnya yang mungil berwarna merah. Jika saja dia mau jadi pacarku aku yakin, aku akan menjadi laki laki yang sangat beruntung di dunia ini karena memiliki pacar yang tampan, manis, dan cantik seperti itu. Aku harus bercerita kepada Loeyn dan Jacob tentang apa yang aku lihat hari ini. Dengan semangat aku segera bergegas untuk pulang namun, aku menghentikan pergerakan ku dan bertanya lagi kepada pemuda tadi.
" Siapa namamu"
" Allena Willison Andersson "
Nama yang cantik, tanpa sadar aku tersenyum saat mengetahui namanya, dan saat kulihat pemuda itu sudah pergi keluar dari perpustakaan. Baiklah akan aku panggil dia Alle , hehe itu panggilan sayangku untuk'nya aku harap kita dapat bertemu kembali. Saat kulihat jam tangan ku menunjukkan pukul 16.00 aku segera bergegas pulang, aku pikir baru sebentar di sini namun tidak sadar bahwa sudah 3 jam aku di sini. Padahal tadi aku berangkat pukul 13.00 mungkin .
martin family
Saat keluar dari kamar mandi aku dikejutkan oleh kedatangan Loeyn di kamarku. Kalau Jacob dia dari tadi memang masih di sini, entah kapan dia akan pulang aku tidak peduli, dia di sini pun aku juga merasa senang, karena bisa melakukan banyak hal bersama. Tapi Loeyn? Bukankah dia masih sakit lalu kenapa bisa datang kemari.
" Kupikir kamu sakit "
" Iya, tapi aku bosan di rumah sendiri, ayah belum pulang masih menyelidiki kasus itu dan ibu masih ada meeting di universitas. Makanya aku datang kesini lagipula aku juga sedikit takut sendirian di rumah " Loeyn
" Ku kira kamu laki laki pemberani, tapi ternyata pengecut lihat lah badan mu yang besar, malu pada otot mu " Jacob meledek Loeyn sambil bermain PlayStation. Kulihat muka Loeyn terlihat kesal saat mendengar ejekan Jacob tapi aku masa bodoh, ku dudukan tubuh ku di pinggir ranjang. Dan saat aku mengingat kejadian di perpustakaan tadi aku segera menceritakan ke mereka berdua.
Setelah aku selesai menceritakan semuanya kulihat raut wajah Loeyn terlihat aneh.
" Kamu kenapa Loeyn? "
" Siapa namanya"
" Allena Willison Andersson, itu yang ku dengar, tapi ingat dia milikku okey "
" Jeff kamu tidak ingat dengan apa yang aku ceritakan pada mu "
" Hah ?" Jujur aku tidak tau dengan apa yang di bicarakan Loeyn, apa dia ter'bentur sesuatu.
" Pemuda pucat yang aku ceritakan dan yang kamu lihat di rumahku, dia namanya Willison, ciri ciri yang kamu katakan padaku itu sama persis Jeff kamu tidak merasakan itu " suara Loeyn terdengar sedikit keras, kulihat badannya sedikit gemetar.
" Hey hey ayolah mungkin itu kebetulan atau hanya nama yang sama, tidak ada hal buruk apapun itu, Loeyn aku tau kamu takut dan mungkin masih sedikit panik, tapi percayalah semua akan baik baik saja " Jacob mencoba menenangkan Loeyn yang terlihat panik kembali. Di satu sisi aku merasa bahwa apa yang di katakan Loeyn benar, tapi saat aku bertemunya dengan pemuda itu, ku lihat dia orang yang baik bahkan dia tersenyum dan berbincang padaku..
Kalau Loeyn berbohong padaku itu tidak mungkin, tapi apakah pemuda itu adalah benar adanya seperti yang Loeyn bilang. Aku harus mencari tau tentang pemuda itu, ya harus!.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Misteri / Thriller" apa yang terjadi ?, siapa dia ?, " apa yang harus ku lakukan, saat aku mengetahui semuanya, otakku terasa kosong aku tidak bisa berfikir sama sekali, akankah aku menjadi yang selanjutnya. . . . . apa yang membuat'nya melakukan ini semua ? , apa y...