09. Pendekatan

124 23 1
                                    

Sebuah kebetulan yg luar biasa Jinyoung bertemu mark di sebuah supermarket yg berada dekat gedung apartemen mereka tentu bersama anaknya, karena hari ini hari minggu sehingga tidak aneh melihat mark tidak bekerja dan belanja bersama nathan yg saat itu melihat kearah jinyoung sehingga mau tidak mau jinyoung bergabung dengan mereka .

Padahal diawal jinyoung berusaha menghindar tapi apa boleh buat ...

Hanya bisa menggerutu dalam hati.

"saem sendirian ?"

anggukan yg jinyoung berikan beserta usakan di rambut coklat si bocah 13 tahun yg masih mempertahankan rambut mangkok menutupi mata .

" allen tidak memaksa mu lagi ?"

Nathan yg berjalan beriringan dengan jinyoung menggelengkan kepala sedangkan sang ayah mengikuti dibelakang dengan mendorong troli .

"tapi tetap merepotkan... dia ingin aku menemaninya berlatih "

jinyoung terkekeh, bukankah sama saja itu artinya nathan pun ikut berlatih hanya saja nathan tidak turun langsung kelapangan .

"kalau kamu suka kenapa tidak ikut saja ?"

"tidak mau, merepotkan "

Percayalah saat mengatakannya ekspresi nathan mirip sekali ayahnya, jinyoung bahkan tersenyum canggung setelah tadi sempat tertawa lebar, sial sekali move on bertahun tahun gagal total.... buktinya ia masih mengingat bagaimana mark tuan dulu .

"guru tidak apa apa kah bersama kami, atau ada yg ingin guru beli disini ?"

"ah sebenarnya aku kesini ingin membeli selimut musim dingin"

Sebentar lagi pergantian musim bahkan sekarang hawa dingin sudah ia rasakan dan selimut tebal yg ia miliki tahun lalu ia buang karena merasa sudah tidak layak pakai .

"selimut berada di lantai dua, Ingin kesana ? "

mark menyahut, walaupun dari awal ia diam saja sebenarnya mark jelas mendengar percakapan keduanya hanya saja mark yg tidak banyak berbicara sehingga dari awal ia hanya diam .

Jinyoung sedikt terkejut lantas mengangguk dan mencoba bersikap biasa dengan tersenyum .

"apa kalian jg akan keatas "

"kita akan ikut, iya kan pa ?"

"hm"

Jinyoung tersenyum canggung tapi tetap melangkah saat nathan menarik lengannya dan menaiki ekskalator. sesampainya di tempat yg penuh dengan deretan selimut dengan berbagai warna dan corak jinyoung berdiri diam tapi melihat satu persatu mana kiranya yg cocok .

"aku tidak suka yg motif bunga, apa lagi gambar binatang, menurutmu mana yg bagus ?"

" yg garis warna biru langit itu bagus ?"

Dan suara yg menjawab bukan suara bocah tapi suara deep orang dewasa yg membuat jinyoung menegang  karena suara mark tepat didekat telinga .

" kamu suka warna birukan ?"

Jinyoung menelan saliva susah payah, tapi pun mengangguk, ia bahkan bisa merasakan nafas hangat mark yg berhembus di telinga ia pastikan mark berdiri tepat di belakang , dan kenapa ia tidak menyadari.

dan tanpa bicara lagi mark berjalan kearah pelayan untuk mengambil selimut yg berada di atas sebagai contoh .

"ini bagaimana ?"

"bagus ?"

"tapi ini satu set dengan seprei dan sarung bantal, apa tidak apa apa ?"

"tidak masalah "

Single dadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang