Gemuruh di hatinya hampir seriuh suara pesta pertunangan dihadapan nya, (Name) De Alger Obelia Menatap teduh dengan kristal yang redup.
Hari ini adalah pesta untuk adiknya, Hari dimana sang adik dipinang oleh orang yang dicintai nya.
ironisnya,
(Name) mencintai pria yang sama dengan Athanasia De Alger Obelia.
Sungguh ironis bukan? Perasaan ini tidak salah begitu pula dengan Athy dan Lucas. Mereka tidak salah, yang salah adalah (Name).
Jelas sudah tahu akan begini tapi masih saja mencintai orang itu.
(Name) ingat, kata-kata manis yang Lucas lontaran padanya dulu. Fosil itu berjanji akan selalu menyayangi nya.
Bohong!
Semua ucapannya bohong! tidak ada yang ditepati bahkan salah satu dari janjinya.
(Name) sudah lelah, izinkan dia pamit untuk undur diri dari segala beban hidup ini. (Name) sekarang hanya ingin hidup menjadi pemalas.
Tidak ada cinta,
Tidak ada persaingan kekuasaan,
Tidak ada pula kebencian antara saudara kandung.
(Name) kali ini akan benar-benar mengalah, ia akan melepaskan gelar Putri mahkota miliknya dan pergi mengelilingi seluruh Benua.
(Name) lebih memilih hidup menjadi gelandang asal ia bisa malas-malasan, (Name) sudah menyerah akan perasaan miliknya.
Selamanya, Selamanya (Name) tidak akan jatuh cinta. Ingat itu takdir!
Setelah semua pesta ini, (Name) memantapkan niatnya untuk bertemu dengan sang ayah untuk penyerahan pelepasan gelarnya.
(Name) sudah yakin akan semua keputusan miliknya, tapi... apa semua akan berjalan sesuai keinginan?
Yo, halo reader-san!
Kali ini aku bawa cerita baru, semoga ini menghibur. Oh, dan soal cerita yang satu hmm, aku belum ada ide buat lanjut dan malah kepikiran mau buat ini.Sebenarnya ada banyak cerita yang aku buat, tapi setengah jalan semua dan aku ragu buat upload karena takut kaya yang sebelah terbengkalai.
Ini juga aku paksa upload aja, sekalian berbagi dikit heheh😁
Tapi aku gak bisa janji update tepat waktu, soalnya ide jarang muncul😭 gini banget ya, kadang ada ide tapi susah nuanginnya.
Ada saran kah dari Reader-san buatku?
Okey bubay, maaciw ya👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen Fiction"Senja selalu mengingatkan ku akan warna rambutmu, Begitupun malam. Mereka senyap dan damai, sama seperti saat kau mendengarkan keluh kesah ku."