Setelah sarapan bersama Alberu, (Name) hanya duduk diam diruangan sang mahkota. Sesekali membaca buku untuk menghilangkan bosan, tapi yang namanya bosan akan selalu menghinggapi jika belum ada penawarnya.
Saat-saat puncak kebosanan (Name), pintu ruangan Alberu terbuka, memperlihatkan sosok seorang wanita cantik.
Tasha bibi dari Alberu Crossman,
Wanita menatap heran akan kehadiran sosok (Name), dia baru menyadari sesuatu saat melihat rambut pirang (Name).
"Berkah dan kemuliaan untuk yang mulia mahkota Roan." Alberu tersenyum kecil melihat bibinya.
"Ada apa bibi datang kepadaku?"
"Tidak bolehkah aku melihat keponakan tersayang?" Tasha bertanya dengan sedikit menggoda Alberu.
Alberu mengernyit karena godaan sang bibi didepan adik barunya.
"Bibi... "
Tasha tertawa kecil melihat wajah Alberu yang merengut. Kesenangannya terhenti saat suara gadis yang bingung terdengar.
"Bibi?"
Alberu menoleh pada adiknya yang bingung, dia bangun dari kursi kerjanya dan menuju (Name) yang duduk di sofa panjang.
"Benar, ini bibi ku Tasha. Kamu juga boleh menganggap nya sebagai bibi mu sendiri." Alberu berucap dengan mengusak sayang rambut (Name).
(Name) menggembungkan pipinya tanpa sadar, dia kesal saat diperlakukan seperti anak kecil oleh Alberu. Memang tubuh nya menjadi kecil seperti saat dia berusia lima belas tahun.
Permata maroon nya menatap Tasha dengan penasaran, ‘ Bibi sang putra mahkota adalah Dark elf, berarti dia sedang menggunakan penyamaran sekarang. Untuk sekarang kita main cantik! ’ pikir (Name) dengan mengepalkan tangan secara imajener disertai efek cahaya.
"Senang bertemu Bibi Tasha, Saya (Name) Adik oppa." (Name) memperkenalkan diri dengan sikap Bangsawan nya, Tasha yang melihat (Name) terlalu sopan padanya merasa tidak enak.
Karena sebelum ini Tasha tidak pernah diperlakukan begitu oleh bangsawan yang lain, mereka memperlakukan nya dengan rendah, terutama jika mereka tahu bahwa dia Dark Elf.
"Ah, senang bertemu anda putri." Tasha membalas salam itu dengan melirik Alberu yang tersenyum dengan anggukan meyakinkan. "Jangan terlalu merendah pada saya putri, sudah seharusnya saya yang merendah dan menghormati anda."
"Bibi!" tegur Alberu halus.
(Name) berkedip bingung, wajah tabahnya sedikit mengerut. "Apa maksud Bibi, jika anda adalah bibi Oppa maka sudah sepantasnya saya menghormati anda. Ibu bilang saya harus menghormati yang lebih tua terutama jika itu keluarga."
‘ Kanapa? Kenapa hanya karena kasta kamu harus merendah serendah-rendahnya? Bukankah kita sama? Meskipun berbeda ras kita tetap sama bukan? ’ pikir (Name) keras.
Dia tidak suka akan kasta dan perbedaan ras, baik disini, Obelia, maupun kehidupannya dulu.
‘ Hal ini memang sulit dibuang dari cara pikir manusia yang tidak maju. ’
Tasha berkedip mendengar itu. Menurutnya terlalu polos untuk putri raja yang berusia lima belas tahun mengatakan itu. Tasha menatap Alberu meminta penjelasan.
Alberu menghela napas melihatnya, "Akan ku jelaskan."
Dua puluh menit kemudian
Tasha mengangguk kecil, dia mengerti sekarang alasan kenapa (Name) sangat polos. Sepertinya gadis itu tidak diberitahu soal gelarnya namun masih diajarkan sopan santun oleh ibunya yang sudah tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen Fiction"Senja selalu mengingatkan ku akan warna rambutmu, Begitupun malam. Mereka senyap dan damai, sama seperti saat kau mendengarkan keluh kesah ku."