Pagi hari Alberu sudah kalang kabut mencari sosok adik perempuannya, karena tidak ditemukan dikamar tidurnya setelah Alberu bergadang menyelesaikan tugas.
Melihat Alya yang lewat, Alberu menghentikannya.
"Alya, kamu lihat adikku?" tanya Alberu cemas.
"Em, Yang mulia, bukankah hari ini putri ada Tea time dengan yang mulia Raja?"
"Hah?" Alberu terdiam bingung.
"Anda lupa? Yang mulia Raja mengundang putri tea time sejak dua minggu lalu." Alya menjelaskan pada sang mahkota yang khawatir itu dengan senyuman geli.
Alberu menepuk keningnya, dia lupa, mau bagaimanapun Alberu tetap tidak terbiasa akan kenyataan bahwa ayahnya mengajak salah satu putri untuk tea time bersama.
‘ Haah... Percumah khawatir. ’ batin Alberu.
"Dan yang mulia,"
"Ya, Alya?"
"Bukankah anda juga diundang?"
Alberu terdiam kaku lalu dia berbalik ke kamarnya dengan tergesa, mungkin akan meminta bantuan Tasha dan pelayan kepercayaan nya untuk memilih baju.
Alya terkekeh melihat tingkah lucu sang mahkota. "Terkadang yang mulia sangat protektif pada putri ya."
•Taman istana Raja
Duduk tenang dengan buku ditangan adalah sosok cantik (Name), dengan balutan gaun bermodel China berwarna merah berpadu hitam yang senada dengan pita merah pada rambut (Name) yang disanggul rendah.
Hiasan rambut berupa kalung tersemat indah di keningnya sebagai pengganti liontin.
Zed meminum teh dengan tatapan kosong pada sang putri, jika (Name) berpenampilan seperti itu sangat mirip sang ibu.
Athea De Alger Obelia.
Wanita cantik yang diagungkan sebagai elf.
Seorang putri kekaisaran kuno yang menjadi penari karena kekalahan kekaisaran nya pada perang berabad-abad yang lalu. Athea, sang putri cantik yang seharusnya menjadi Ratu malah harus menjadi penari.
Zed bertemu dengan ibu putrinya pada acara ulang tahunnya, pada perayaan itu Zed dipertemukan dengan penari cantik yang membuatnya jatuh cinta.
Athea sendiri adalah penari yang berasal dari Endable Kingdom.
‘ Aku tidak sangka akan jatuh cinta saat itu. ’ pikir Zed, pahit.
"Ayah, apa itu enak?" Zed memandang sang putri yang bertanya polos, dia menatap cangkir teh lalu tertawa.
"Tentu, kamu mau?"
(Name) mengangguk semangat.
"Berikan untuknya."
Seorang pelayan mengganti minuman sang putri dengan teh yang sama dengan Raja, (Name) berbinar. Tidak dipungkiri dia suka teh dan sudah beberapa hari tidak bertemu kecintaannya ini.
Menghirup aroma wangi teh nya, (Name) meneguk perlahan. Saat lidahnya mengecap rasa, (Name) menatap berbinar sang ayah.
"Rasanya seperti bunga dingin, tapi ini bercampur pahit dan manis yang pas. Aku suka ini ayah!"
"Rasanya seperti bunga dingin, pahit dan manis. Saya menyukai teh ini yang mulia."
Mata Zed melebar pada visual tumpang tindih (Name) dengan sosok wanita yang mirip dengan putrinya. Manik biru Zed meneduh, dia tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen Fiction"Senja selalu mengingatkan ku akan warna rambutmu, Begitupun malam. Mereka senyap dan damai, sama seperti saat kau mendengarkan keluh kesah ku."