08: bunga tulip putih

1.6K 277 49
                                    

Kilas balik Svarga dan Satya


"Datangnya tanpa diundang dan perginya tanpa berpamitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Datangnya tanpa diundang dan perginya tanpa berpamitan. Lalu siapa lagi yang harus aku percayai untuk selalu ada disamping ku?"




****



Langkah kaki gadis kecil itu terasa lunglai dan berat, air matanya sudah berjatuhan tak tertahankan, berulang kali pula ia menghapus air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya.

Ia tidak mau pulang, rasa sedih akibat kehilangan sesosok teman berharganya begitu menampar Alya.

Anak itu menuju ke sebuah taman yang tidak jauh dari pemukiman penduduk, jika diingat-ingat lagi, taman tersebut merupakan taman yang pernah ia kunjungi dan tak sengaja Alya menimpuk sebuah batu kecil dan mengenai seseorang disana.

Entahlah, anak ini rasanya ingin sekali merenung sedikit. Padahal, 1 minggu yang lalu Alya masih duduk bersama dengan temannya, Mahesa. Kini gadis itu duduk sendirian diatas batu besar yang ada ditengah taman tersebut.

Punggung tangannya kembali mengusap matanya, ia berusaha untuk berhenti menangis.

"Hesa, kenapa?"

"Kenapa kamu tinggalin aku?"

Lirihan gadis itu terus ia suarakan, padahal baru genap 6 bulan ia berteman akrab dengan seorang anak lelaki baik hati yang menemaninya setiap hari, kini haruskah Alya kehilangan sosok teman terdekatnya?

Jika dipikir lagi, sebenarnya yang paling beruntung dari pertemanan keduanya adalah Alya. Ia beruntung bisa berteman dengan Mahesa, mungkin jika tak ada teman baiknya seperti Mahesa, setiap hari dirinya akan merasa stress melihat pertengkaran dan perdebatan dari kedua orangtuanya itu.

"Kamu bilang kamu nggak akan ninggalin aku, Hesa..."

"Tapi kamu malah pergi dan nggak bilang sama aku,"

Alya terdiam, ia menunduk. Sebenarnya kemana temannya itu pergi? tidak ada kabar apapun sebelum Mahesa pergi.

Terakhir keduanya bertemu mereka masih bermain bersama, Mahesa juga tidak mengatakan apapun tentang perpindahan tempat tinggalnya.

Rasanya, seolah anak itu dan kelurganya meninggalkan kota ini dengan sembunyi-sembunyi.

Seingat Alya, ucapan dari Mahesa yang paling membekas dan paling ia ingat sebelum Mahesa pergi adalah saat ditaman ini juga.

kilas balik Svarga dan SatyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang