[ SEASON 2 OF "Satya dan 67 hari" ]
Melanjutkan kisah dari Satya dan 67 hari terakhirnya yang belum tuntas. Kisah Satya adalah kisah perjuangan membagi kasih sayangnya untuk perempuan yang ia cintai di-67 hari terakhir usianya. Memecahkan teka-teki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Kilas balik Svarga dan Satya-
•
•
Pintu kamar tersebut lagi-lagi terbuka, seorang lelaki dengan tinggi sekitar 185cm memasuki kamar tersebut sambil menyeret koper pakaiannya.
Ia melihat seisi kamar itu, dan kemudian tersenyum singkat. "Jadi ini kamarnya kak Hesa."
Ricky meletakan kopernya di pinggir ranjang, ia masih melihat-lihat kamar Mahesa yang nampak unik tersebut. Kamar yang berbentuk minimalist namun begitu nyaman dan bersih meskipun sudah lama tidak ditempati. Dan kini kamar itu ditempati kembali oleh adik angkatnya Mahesa, Ricky.
Langkah lelaki itu berhenti tepat didepan album foto yang terpajang di dinding kamar Mahesa, itu adalah foto masa kecilnya dan juga Alya.
"Wih, beruntungnya kak Hesa, bisa nemuin cinta sejatinya dari sahabat kecilnya ini."
Ricky turut berbahagia saat ia mengetahui kabar bahwa Mahesa akan menikah dengan Alya, perempuan yang selalu diceritakan kepadanya dulu. Sudah banyak sekali cerita tentang Alya yang Ricky dengar dari sang kakak. Dan ternyata cerita tersebut bukanlah khayalan belaka.
Kini matanya tertuju pada satu foto dimana foto tersebut adalah pak Hilmi dan Mahesa ketika lelaki itu berusia 8 tahun. Didalam foto tersebut nampak jelas pak Hilmi yang memeluk erat tubuh Mahesa dengan senyuman penuh kasih sayang. Beruntungnya.
Senyuman Ricky terangkat sekilas, setidaknya ia juga bisa merasakan kasih sayang dari pak Hilmi berkat beliau yang mengadopsinya dulu.
"Papah emang orang baik."
Ricky juga merupakan orang beruntung yang dipertemukan oleh keluarga pak Hilmi. Dulu, Ricky berada dipanti asuhan sejak lahir hingga usianya 3 tahun. Orangtua kandung Ricky entah dimana dan siapa hingga saat inipun lelaki itu tidak tau. Yang Ricky tau, kedua orangtuanya telah meninggal.
Pak Hilmi mengadopsi Ricky ketika tidak sengaja melihat Ricky kecil yang sedang dibawa kerumah sakit oleh ibu panti asuhan. Dan biaya perawatan untuk pengobatan Ricky tidak cukup, dan saat itulah pak Hilmi menjadi orang yang membiayai pengobatannya. Pada akhirnya pak Hilmi pun mengadopsi Ricky saat itu juga.
Alasannya adalah karena pak Hilmi seperti melihat putra semata wayangnya, Mahesa. Ketika Mahesa berumur 3 tahun juga Mahesa terlihat seperti Ricky. Bolak-balik kerumah sakit. Apalagi Mahesa juga tidak memiliki ibu, sama dengan Ricky yang tidak mempunyai kedua orangtua.
Atas persetujuan bersama, Ricky akhirnya menjadi anggota keluarga mereka. Mahesa juga menyambut dengan baik adik angkatnya. Karena ia tau bahwa ia tidak memiliki teman, maka dengan hadirnya Ricky sebagai adik angkatnya benar-benar membuat Mahesa tidak merasakan kesepian lagi.
