[ SEASON 2 OF "Satya dan 67 hari" ]
Melanjutkan kisah dari Satya dan 67 hari terakhirnya yang belum tuntas. Kisah Satya adalah kisah perjuangan membagi kasih sayangnya untuk perempuan yang ia cintai di-67 hari terakhir usianya. Memecahkan teka-teki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-Kilas balik Svarga dan Satya-
"Sudah aku bilang, aku pernah berjanji untuk kembali. Akan aku tepati janjiku itu, apapun yang terjadi. Maka kamu pun harus berjanji, akan selalu menunggu diriku juga disana dan tiba waktunya untuk kita berjumpa lagi."
•
•
Juni 2021. Singapura.
Seorang lelaki yang memakai crewneck coklat muda menatap kearah jendela apartementnya dengan pandangan kosong. Ia terus menatap pada indahnya pemandangan kota Woodlands Singapore dibawah sana.
Ia mengangkat 1 tangannya yang bertengker jam branded pemberian ayahnya bulan lalu sebagai kado ulangtahunnya. Namun, ia bukan melihat kerennya jam tersebut tetapi waktu.
Ia menghembuskan napas berat, sudah berapa banyak waktu yang ia habiskan disini dengan sia-sia. Waktu demi waktu telah terlewati bahkan hingga tahun kian berganti.
12 tahun yang lalu, ia mendatangi negara ini. Berharap bisa membawa perubahan pada dirinya. Namun, sayangnya tetap sama saja.
Padahal sejak awal ia menginjakkan kaki disini, ia mempunyai harapan yang begitu besar disini. Bahwa ia akan sembuh.
Entah kenapa selama bertahun-tahun tidak ada yang bisa membuatnya sembuh dari penyakit sialan ini. Dulu saat datang kesini, sudah belasan dokter spesialist jantung menanganinya. Mereka semua sama saja.
Lelaki itu mengepalkan tangannya kesal, kemudian memukul dadanya sendiri.
"kenapa nggak mati aja sekalian..." ringisnya kecewa.
Ia kesal, ia marah. Bukan hanya waktu yang terbuang sia-sia demi penyakitnya itu, tetapi juga uang. Sudah berapa banyak biaya pengobatan untuknya yang dikeluarkan. Mungkin puluhan juta, ratusan juta, bahkan miliyaran pun sudah.
Ia hanya kasihan pada sang Ayah, Ayah tunggalnya. Sisa hidupnya hanya beliau gunakan untuk kesembuhan putranya.
Tapi sepertinya sudah cukup sampai disini saja, ia tidak mau lagi membuang banyak waktu dan uang dinegara ini dengan sia-sia.
Ia akan kembali, ke negara asal dan negara kelahirannya.
12 tahun terlewat, ada rasa penyesalan terberat dalam hidupnya. Ketika ia harus meninggalkan seorang gadis kecil pada 12 tahun silam tanpa penjelaskan kemana ia akan pergi padanya.
