13: Dia yang berkorban

1.3K 193 10
                                    


****

-Kilas balik Svarga dan Satya-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kilas balik Svarga dan Satya-



"Terkadang, kita memang harus berkorban untuk orang yang paling kita sayangi."
—Satya Langit Aksara






Malam ke-67 hari.
14 Oktober 2021





Malam ini akhirnya tiba. Malam dimana semuanya akan berakhir dalam hidup seorang lelaki penderita kanker darah stadium akhir.

Ia masih duduk dikursi rodanya, ditangannya terdapat secarik surat yang baru saja ia tulis. Itu adalah surat yang akan ia berikan pada gadis pujaan hatinya setelah dirinya tiada kelak.

Satya terdiam dikursi rodanya sambil menatap langit malam yang nampaknya begitu banyak bintang malam ini. Seolah langit tau, bahwa Satya juga akan menjadi salah satu bintang yang paling bersinar nantinya disana.

Lelaki itu termenung, kemarin ia telah berbicara cukup serius dengan Mahesa tentang persoalan ini. Satya terkejut ternyata Mahesa juga sama dengan dirinya, mengidap penyakit yang membahayakan nyawanya.

Tapi, Satya tidak akan membiarkan dirinya dan Mahesa pergi. Salah satu diantara mereka harus bertahan hidup. Maka salah satu dari yang lainnya harus berkorban.

Mata Satya mulai memanas, ia menatap langit-langit atap kamar rawatnya dengan perasaan sendu. Hatinya begitu pilu seolah berteriak menangis didalam sana.

Akhirnya saat ini tiba. Saat dimana ia harus memberikannya untuk orang yang membutuhkan.

Satya sudah meyakini dirinya, dan keputusannya sudah bulat. Ini semua ia lakukan demi kebahagiaan semuanya.

Satya memencet tombol bell untuk memanggil dokter budi ke kamar rawatnya, tidak membutuhkan waktu lama dokter Budi sudah tiba dikamarnya dengan keadaan cemas.

"Ya, Satya? kamu butuh sesuatu?" tanya dokter Budi khawatir.

Satya tersenyum kearah dokter Budi, dokter tersebut berjalan menghampiri Satya dan berdiri didepan kursi roda lelaki tersebut.

Satya menghembuskan napas sejenak sebelum ia berbicara, rasanya masih berat untuk mengatakan hal tersebut.

"Dok," Satya mulai berbicara.

"Ya,"

"Saya punya 1 permintaan sama dokter Budi." ucap Satya mulai yakin.

Dokter Budi mengerutkan keningnya, "Apa itu Satya? bilang sama saya apa yang kamu inginkan."

Satya melihat gelang pasien rumah sakit yang berwarna ungu tersebut, gelang ini sama dengan gelang milik Mahesa.

"Dokter tau kan pasien dirumah sakit ini yang memakai gelang ini juga. Pasien yang dirawat dikamar 406?" ucap Satya.

kilas balik Svarga dan SatyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang