22: Langkah awal dari sebuah rencana

1K 147 3
                                    

****
Jangan lupa untuk vote dan comment nya yaa~ 💋

****Jangan lupa untuk vote dan comment nya yaa~ 💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kilas balik Svarga dan Satya-










Pada pukul 21.00 malam, sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang. Nampaknya sang pengemudi agak tergesa-gesa ingin secepatnya sampai ditempat tujuan yang ingin ia datangi.

Tak menghabiskan waktu lama, mobil itu kini sudah terparkir di parkiran rumah sakit daerah Jakarta, Rumah sakit bunda mulia.

Dua orang pria turun secara bersamaan dari dalam mobil itu, salah satu diantaranta agak sedikit ragu.

"Lo mau ikut ke dalam apa mau tunggu disini aja?" tanyanya.

Lelaki itu langsung menjawab. "Gue tunggu disini aja, lagipula lo bilang ini bakalan jadi obrolan serius kan. Gue tunggu disini aja kalo gitu."

Mahesa memangguk, kemudian bergegas masuk kedalam rumah sakit itu sesuai perjanjiannya dengan seorang dokter disana tempo lalu. Sementara Ricky tetap berada didalam mobil tersebut, ia tau bahwa mungkin itu adalah obrolan privasi yang tidak terlebih dahulu ia tau.

Mahesa berjalan terus menerus menelusuri setiap lorong dan kamar rumah sakit, menaiki dua lantai menggunakan Lift sebelum akhirnya ia sampai didepan pintu ruangan pribadi sang dokter.

Sebelum masuk, lelaki itu mengetuk pintu tersebut menandakan bahwa dirinya telah tiba. Setelah mendapat respon, Mahesa mulai masuk keruangan dokter tersebut.

"Selamat malam, dokter Budi." sapa Mahesa.

Dokter Budi tersenyum seraya menyambut datangnya Mahesa kedalam ruangannya. "Malam juga, silakan duduk." titahnya.

"Maaf menganggu waktu istirahat dan waktu santai dokter malam ini." ucap Mahesa.

"Tidak apa-apa, saya memang sengaja menyempatkan waktu untuk bertemu dengan kamu. Kamu bilang, ada omongan penting yang harus kita bahas."

Mahesa menangguk setuju, tujuannya kemari memang ada yang ingin ia bicarakan dengan dokter Budi.

"Ada apa, Mahesa?" tanya dokter Budi langsung.

Mahesa menyatuja jari jemari kedua tangannya, seolah tengah menyiapkan kata-kata untuk ia utarakan.

"Eum, begini, dok."

"Dokter Budi tau kan, kalau pendonor jantung untuk saya adalah Satya." ucap Mahesa.

Dokter Budi mengangguk seketika," oh, ya. Jelas saya tau itu. Lalu ada apa?"

"Dokter Budi juga tau kalau saya pernah mendonorkan darah saya kepada Satya dulu. Bahkan, dokter juga tau betul kalau golongan darah Satya langka."

Dokter Budi terdiam, seolah telah memahami maksud dari ucapan Mahesa.

kilas balik Svarga dan SatyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang