08

839 114 17
                                    

Hari-hari berjalan tenang terasa kembali seperti awal, Sakura tidak lagi merasa di perhatikan atau dapat terror lagi.

Kini ia menjalani tugasnya sebagai Polisi dengan menyelesaikan beberapa kasus bersama tim yang di acak, sedangkan Sasuke juga kembali menjadi Polisi sibuk yang hanya bisa bertemu dengan Sakura di jam-jam tertentu.

Ada lagi yang membuat geger seisi markas yaitu kemunculan Vending Machine di lantai dua, pengantar mesin ini mengatakan bahwa pemesannya adalah Uchiha Sasuke dan jelas saja menggunakan dana nya sendiri.

Ketika Naruto bertanya untuk apa ada mesin ini disini, jawaban Sasuke lagi-lagi membuat para Polisi berjenis kelamin Perempuan meleleh, lelaki itu mengatakan 'Agar mood Sakura selalu bagus.' dengan wajah datarnya.

Dan benar saja Sakura menjadi pelanggan pertama serta langganan yang setia naik-turun lantai hanya untuk membeli cemilan di mesin ini, bahkan Sakura sudah tidak lagi menerima kopi dari Sasori karena lebih memilih membeli minuman dari mesin itu, hal tersebut membuat Sasuke tersenyum pongah.

"Benar-benar si sayang istri." ejek Sai pada Sasuke yang sedang berkutat dengan laporan kasus di mejanya.

"Kalau tidak sayang, dia bukan istriku." ucap datar Sasuke yang masih serius membaca laporannya.

Naruto menghela napasnya, "Jika ada kasus, kepalaku sangat pusing. Tapi kalau senggang begini membuatku bingung mau apa."

"Gantikan Sasuke saja." Sai tersenyum seperti biasa membuat Naruto mencebik kesal melihatnya.

"Kasus pembunuhan itu belum selesai, bukan?"

Pertanyaan dari Sasuke membuat Naruto memijit dahinya, "Pembunuh itu seperti berhenti dan menghilang tiba-tiba, sangat susah di cari. Benar-benar pembunuh handal."

Sasuke mendapat laporan itu, pembunuhan yang terjadi belakangan ini seperti tiba-tiba saja berhenti. Tidak ada lagi laporan pembunuhan, bahkan sampai sekarang Polisi pun tidak pernah mendapatkan titik terang siapa pelaku sebenarnya.

Tiba-tiba saja Sasuke mendapatkan Email masuk dari atasannya, ia membukanya dan ternyata itu tugas keluar kota untuk mengurus kelancaran acara di Okinawa.

Ia kembali memikirkan Sakura, jika ia pergi pasti akan memakan waktu paling cepat tiga hari. Walaupun keadaannya sudah terlihat sedikit aman, tapi Sasuke tidak pernah menenangkan pikirannya karena pelaku itu belum tertangkap.

Jika Sasuke menyewa orang untuk berjaga di depan Apartement nya, Sakura pasti merasa risih karena ia wanita sendiri. Apakah ia harus menyewakan penjaga perempuan?

"Kau pergi ke Okinawa?"

Sasuke menatap Naruto yang tiba-tiba saja bertanya, "Kau juga?"

Naruto memperlihatkan layar gadget nya yang menampilkan surat elektronik itu, "Kenapa harus kita yang turun? Aku malas sekali berhari-hari di kota orang."

Sasuke melirik Sai yang diam memainkan smartphone nya, "Kau tidak?"

Sai membalas tatapan Sasuke lalu menggeleng samar, "Aku tidak ada tugas keluar kota. Aku sedang mengurus kasus kecelakangan dan perampokan belakangan ini."

Sasuke hanya diam lalu menyandarkan punggungnya sambil menghela napas, mungkin ia akan tetap menyuruh beberapa orang menjaga sekitar Apartement nya nanti.

"Kau mau menitipkan Sakura padaku?" tanya Sai dengan wajah polos nya yang di balas tatapan datar Sasuke.

"Tidak."

Naruto tertawa melihat ekspresi Sasuke yang sangat datar namun mengandung unsur kecemburuan, "Bawa saja Sakura-chan, minta cuti untuk menemanimu bertugas."

🌈OUR : [Tentang Cara KITA Lewati Semua.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang