12

782 98 11
                                    

"Kau melupakan bunga ini, nona Uchiha Sakura..."

Sakura mencoba menenangkan dirinya, ia tidak akan bisa berpikir logis jika tetap panik.

Emeraldnya melirik gadget yang masih menyambung ke sambungan suaminya, telpon itu belum juga di angkat.

"Kau sudah mulai takut rupanya."

Sakura memundurkan langkahnya saat pria itu semakin mendekatinya, "Kau siapa? Kenapa kau melakukan ini?"

Pria itu membuka masker yang ia pakai lalu tersenyum miring, "Menurutmu?"

Sakura terdiam dan terus menelpon Sasuke, sampai ia melihat pot ditangan pria tersebut terangkat.

PRANG!

Hampir. Hampir saja Sakura terhantam pot itu kalau saja ia tidak lari menuju lantai Dua.

Dress rumahan selutut berwarna putih sedikit menghambat langkah Sakura dalam berlari, ia memasuki kamar dan mencari senjata api miliknya.

Brak.

Pintu itu di dobrak oleh pria yang tersenyum mengerikan, "Mau bermain kejar-kejaran, nona? Aku sanggup mengelilingi Apartemen mewahmu ini."

"Sebenarnya apa yang kau mau?! Kau punya dendam denganku?!" seru Sakura yang berjalan mundur karena was-was dengan keadaannya saat ini.

Tawa geli terdengar dari sana, "Apa iya aku punya dendam? Akan lebih seru kalau ini semua cepat selesai."

Pria itu berlari membawa sebuah pisau yang tidak bisa dibilang kecil, Sakura langsung menghindar menahan lengan pria itu lalu melawannya dengan dengan satu tendangan tapi pria ini menunduk menghindarinya.

Sakura sambil mencari-cari kemana ia letakan pistolnya, tapi serangan pria ini cukup gesit seperti seorang ahli.

"Jangan menghambatku, nona Uchiha. Biarkan dirimu mati seperti pasienku sebelumnya, maka semua ini akan cepat selesai."

Bug!

"Uhuk!" Sakura terbatuk keras saat pria itu menendang perutnya dengan keras dan membuat tubuhnya mundur beberapa langkah.

"Cukup tangguh dan susah dijatuhkan. Menarik juga."

Set!

Sakura langsung memegang bagian tajam pisau agar tidak menusuk perutnya, satu tangan mencengkram pergelangan pria itu dengan erat.

"Aku tidak mengenalmu! Apa yang kau cari dariku?!" Sakura meringis merasakan kulit telapak tangannya seperti terbelah saat pisau itu terus menggesek kulitnya.

"Lihatlah akhirnya nanti." dengan gerakan kasar pria itu memegang lengan Sakura lalu mendorong ke kiri.

Duag!

Karena Sakura masih menahan pisau dan tangan pria itu, ia jadi ikut terbanting ke dinding dengan sangat keras.

Ngiiiiiing.

Telinga kiri Sakura berdengung saat kepalanya ikut terhantam, ia memegangi kepalanya yang rasanya seperti akan pecah.

Ada yang mengalir dari kepala sebelah kirinya, bau besi membuat Sakura paham apa itu.

"Ah, senangnya melihat kau terluka." pria itu kembali tertawa melihat Sakura yang memegangi kepalanya, "Tapi lebih baik biarkan saja aku mengantar nyawamu dengan cepat, nona."

Bahu Sakura pun ikut berdenyut, ia mencari keberadaan gadgetnya yang terlempar tadi dan melihat bahwa layar itu menyala di dekat pintu.

Sakura berlari dengan cepat membawa gadgetnya langsung keluar kamar, ia masih sanggup berlari dan kesadarannya bisa ia pertahankan.

🌈OUR : [Tentang Cara KITA Lewati Semua.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang