▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Seorang wanita buru-buru keluar dari kelas setelah mata kuliah terakhir selesai. Dia berlari menuju kantin untuk bertemu seseorang. Senyum manis mengembang di bibirnya hanya dengan membayangkan wajah orang yang akan ditemuinya itu. Sudah hampir satu bulan lamanya mereka tidak bertemu dan hari ini dia akan menguras habis isi dompet seseorang tersebut.
"Ratu!"
Wanita yang dipanggil namanya itu berhenti lalu menoleh ke belakang. Dia melambai kepada teman yang berlari untuk menyusulnya.
"Ada apa?"
"Gue tadi ketemu Raja. Dia pesen katanya lo ditunggu di kantin."
"Ini gue mau ke sana. Lo mau ikut sekalian?"
"Enggak, deh. Gue mau langsung balik aja. Gue nggak mau jadi obat nyamuk di antara dua sejoli yang jadi idola kampus."
"Apaan, sih? Nggak banget, deh! Lagian, nih, ya. Gue sama Raja itu cuma temenan. Bisa-bisanya kalian semua bikin cerita ngaco kayak gitu."
"Tinggal tunggu tanggalnya aja. Pasti kalian bakal jadian juga."
Ratu berdecak sambil menggeleng. "Ya udah, gue langsung ke kantin, ya. Lo ati-ati baliknya. Bye!" Dia menepuk pelan lengan temannya sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan semula.
Tiba di kantin, dia mencari-cari sosok Raja. Suasana kantin siang ini cukup ramai. Beberapa pria yang ada di sana mencoba menggoda Ratu dengan bersiul dan memanggil namanya untuk mengajak wanita itu bergabung di meja mereka.
Ratu Anindya, mahasiswa Jurusan Manajemen tahun ketiga dan merupakan anak bungsu dari pengusaha elektronik di Jakarta. Wanita itu sudah mencuri perhatian sebagian kaum adam di fakultasnya sejak hari pertama kuliah. Ratu sempat protes dengan sistem perploncoan yang dilakukan oleh kakak tingkat dan membuatnya berhadapan langsung dengan Raja Pratama yang saat itu menjabat sebagai ketua pelaksana OSPEK Fakultas.
Keberanian dalam mengutarakan pendapat yang disertai dengan saran-saran membangun, membuat nama Ratu terkenal hampir seantero kampus. Hal itu juga yang membuatnya menjadi dekat dengan Raja.
"Ratu, sebelah sini!"
Ratu tersenyum saat menemukan orang yang dicari sedang berdiri dan melambai kepadanya. Tidak lupa dia juga tersenyum sambil menunduk sopan untuk menolak secara halus ajakan dari para pria tadi. Dia duduk berhadapan dengan pria yang sedang tersenyum sambil mengangkat alis untuk menggodanya itu.
"Ke mana aja sebulan nggak keliatan? Pasti bolos lagi, kan?" Ratu memicing menatap pria di hadapannya itu.
"Kenapa? Kangen ya sama gue?" goda Raja yang membuat wanita itu melotot.
"Iya. Gue kangen sama traktiran lo, Kak."
Raja mendengkus melihat adik tingkatnya itu menjulurkan lidah. "Masak anak pengusaha minta traktiran mulu?"
"Jangan salah! Anak pengusaha juga tetep jadi anak rantauan di sini. Jadi, harus pinter berhemat dengan mengandalkan traktiran dari kakak tingkat yang royal."
"Dasar lo, ya! Untung aja cantik, kalo nggak udah gue tinggal."
"Dih, mainnya fisik."
"Gimana kabar kampus selama nggak ada gue?" Raja mengalihkan pembicaraan sebelum Ratu mengeluarkan wejangan yang berisi mengenai penampilan dan kepribadian seseorang.
"Aman, tenteram, damai, dan semua terkendali. Nggak ada, tuh, cewek-cewek centil yang ngerubungi lapangan basket lagi."
"Iyalah! Bintang lapangannya nggak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketiban Meteor Cinta [TERBIT]
RomanceMenyandang nama Ratu tak lantas membuat wanita 26 tahun itu memiliki kehidupan mewah seperti seorang ratu sungguhan. Ratu Anindya harus berhenti kuliah dan menjadi pekerja paruh waktu di beberapa tempat sejak kepergian sang ayah. Di tengah kerumitan...